Mohon tunggu...
Haleeda Sarah
Haleeda Sarah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Saya suka bermain musik, dan melukis.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Peningkatan Kasus ISPA Akibat Polusi Udara yang Memburuk

11 Oktober 2023   15:07 Diperbarui: 11 Oktober 2023   15:17 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gangguan pernapasan seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan disertai dengan penyakit lain seperti demam dan sakit kepala kerap dikeluhkan masyarakat, terutama masyarakat Jakarta dalam beberapa hari terakhir. Sumber dari segala gangguan pernapasan ini adalah polusi udara. Kemarau ini, polusi udara di kota besar seperti Jakarta semakin memburuk. Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta pada hari Rabu 11 Oktober 2023 pada pukul 14:00 mencapai 117 AQI US. Sementara konsentrasi polutan utama di Jakarta, PM2.5, mencapai 8.4 kali dari panduan kualitas udara WHO. Penyakit yang banyak diderita masyarakat akibat dari polusi udara ini beragam, salah satu penyakit akibat polusi udara adalah Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)


 
ISPA adalah infeksi di saluran pernapasan yang menimbulkan gejala batuk, pilek dan demam. ISPA dapat dialami siapa saja, dan merupakan salah satu penyakit pernapasan yang mudah menular. ISPA merupakan penyakit yang cukup mematikan, kurang lebih 4 juta orang di dunia meninggal akibat ISPA, umumnya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri saluran pernapasan atas atau bawah.
Penularan virus atau bakteri ISPA dapat terjadi melalui kontak dengan percikan air liur yang akan menyebar melalui udara dan masuk ke hidung atau mulut orang lain. Gejala umum tertular ISPA adalah batuk, demam, nyeri kepala, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, hidung ber ingus, dan sulit bernapas. Beberapa orang dengan tingkat resiko terkena ISPA tinggi adalah orang dengan kekebalan tubuh rendah seperti anak-anak, penderita HIV/AIDS dan penderita leukimia,, bayi, pengidap penyakit paru, serta anak yang mempunyai penyakit dari lahir seperti penyakit jantung atau paru-paru.

Sumber: RRI.co.id
Sumber: RRI.co.id
Kasus ISPA meningkat seiring dengan memburuknya polusi udara. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, Imran Pambudi, mengatakan tren kenaikan kasus ISPA seiring dengan kenaikan kadar polusinya, mulai dari Senin (4/9/2023) yang mengalami peningkatan dari minggu sebelumnya. Imran melanjutkan, penderita kasus ISPA masih didominisasi oleh usia produktif (17-50 tahun) untuk kasus ISPA non-pneumonia, yang paling banyak terjadi di Jakarta Timur. Sementara untuk kasus pneumonia, lebih didominasi oleh balita.ISPA yang disebabkan virus akan sembuh dalam waktu 1-2 minggu, sehingga tidak diperlukan perawatan intensif kecuali dianjurkan oleh dokter. Penanganan yang bisa dilakukan untuk pasien penderita ISPA adalah meminum obat, istirahat yang cukup, memakai masker di tempat dengan polusi udara yang tinggi, serta meminum minuman hangat seperti jeruk atau lemon.


Sementara untuk masalah kualitas udara, Kemenkes telah memberikan upaya pemantauan dan penurunan risiko dan dampak kesehatan. Pemantauan kualitas udara diikuti 674 puskesmas di Jabodetabek dengan Air Quality Monitoring Sustem (AQMS), melengkapi laboratorium rujukan, dan menyiapkan mobile lap untuk mengidentifikasi polutan. Penurunan risiko dan dampak Kesehatan dilakukan dengan mengedukasi masyarakat, merekomendasikan masker dengan filter particulate PM2,5, surveilans penyakit, dan kelayakan atau kesiapan fasilitas kesehatan.


Selama tingkat polusi udara masih buruk, kesehatan saluran pernapasan juga akan semakin memburuk. Dikarenakan udara yang sekarang ini kotor dan berpolusi, warga kota-kota besar harus lebih waspada. Mengenakan masker dan istirahat yang cukup merupakan strategi untuk tetap sehat di keadaan polusi udara yang parah. Semua ini adalah usaha kita agar kita tetap sehat dan bisa beraktivitas dengan normal, meski polusi udara mengancam nyawa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun