Surabaya, Juni 2025 --- Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga (UNAIR) menyelenggarakan program Student Inbound Full-Time bagi mahasiswa dari Pangasinan State University (PSU), The Philippines. Kegiatan yang berlangsung pada 9--26 Juni 2025 ini diikuti oleh tiga mahasiswa keperawatan PSU dan menjadi bagian dari skema AMERTA (Academic Mobility Exchange for Undergraduate at Airlangga). Seluruh rangkaian kegiatan terlaksana dengan baik, penuh antusiasme, dan memberikan pengalaman akademik serta budaya yang berkesan bagi peserta.
Kegiatan diawali pada 10 Juni 2025 dengan welcoming ceremony di Fakultas Keperawatan, Kampus C UNAIR. Acara pembukaan dihadiri oleh jajaran dekanat, kepala departemen, dan tim internasionalisasi. Dalam sambutannya, perwakilan dekanat menyampaikan bahwa program ini merupakan bentuk nyata kolaborasi antarnegara di bidang keperawatan, sejalan dengan misi UNAIR dalam memperkuat jejaring global dan mendukung capaian Sustainable Development Goals (SDG), khususnya SDG 3 (Good Health and Well-Being) dan SDG 17 (Partnership for the Goals).
Usai upacara, kegiatan dilanjutkan dengan strategic meeting antara dosen UNAIR dan PSU untuk membahas rencana kolaborasi riset dan pengabdian masyarakat, serta campus tour ke Kampus A, B, dan C. Mahasiswa mendapatkan pengenalan komprehensif terhadap fasilitas akademik UNAIR, termasuk laboratorium, rumah sakit pendidikan, dan ruang pembelajaran keperawatan.
Pada 11 Juni, mahasiswa PSU mengikuti aktivitas laboratorium keperawatan dasar di Laboratory of Fundamental Nursing di bawah bimbingan Dr. Andri. Mereka mempraktikkan cupping therapy dan acupuncture, dua bentuk terapi komplementer yang menjadi bagian dari pendekatan holistic nursing care di Indonesia. Di hari yang sama, mereka menghadiri guest lecture oleh Prof. Catabay dari PSU dengan tema "Towards the Pursuit of Inclusive Healthcare: The Transformative Role of Community Health Nursing to Adopted Communities." Sesi ini membuka ruang diskusi lintas budaya mengenai peran perawat komunitas dalam membangun sistem kesehatan yang inklusif dan berkeadilan sosial.
Hari berikutnya (12 Juni) diisi dengan kunjungan lapangan ke berbagai fasilitas kesehatan, seperti Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA), Puskesmas Klampis Ngasem, dan Griya Wredha Jambangan. Di RSUA, mahasiswa mempelajari penerapan praktik keperawatan berbasis keselamatan pasien dan kolaborasi interprofesional. Sementara di Puskesmas Klampis, mereka melihat langsung sistem pelayanan primer dan kegiatan promosi kesehatan masyarakat. Kunjungan ke Griya Wredha Jambangan menjadi pengalaman untuk memahami geriatric nursing dan pendekatan empati terhadap pasien lansia.
Pada 13 Juni, dilaksanakan research meeting antara dosen UNAIR dan PSU untuk membahas potensi kolaborasi penelitian bersama. Mahasiswa juga mengikuti sesi refleksi akademik yang menekankan pentingnya pengalaman lintas budaya dalam memperluas perspektif profesional perawat di masa depan.
Memasuki minggu kedua (16--20 Juni), mahasiswa menjalani clinical placement di RS Universitas Airlangga, khususnya di ruang ICU dan Medical-Surgical Ward. Mereka mengamati praktik keperawatan kritis, manajemen pasien kompleks, serta komunikasi efektif antar tenaga kesehatan. Setelah itu, mereka melanjutkan rotasi di Griya Wredha Jambangan selama tiga hari untuk memperdalam kemampuan komunikasi terapeutik dan pengkajian keperawatan pada pasien lansia. Kegiatan ini menumbuhkan empati, kesabaran, dan sensitivitas budaya dalam pelayanan keperawatan.
Kegiatan berlanjut pada 21 Juni dengan kunjungan ke Rumah Singgah Al-Hidayah, fasilitas berbasis komunitas untuk pasien dengan gangguan kesehatan mental. Mahasiswa belajar mengenai rehabilitasi sosial dan community-based mental health care, termasuk bagaimana pendekatan pemberdayaan sosial dapat mempercepat pemulihan pasien.
Pada minggu terakhir (23--25 Juni), mahasiswa kembali melaksanakan praktik komunitas di Puskesmas Klampis Ngasem. Mereka terlibat dalam kegiatan promosi kesehatan, pelayanan posyandu, dan edukasi masyarakat tentang gizi dan pencegahan penyakit. Melalui interaksi langsung dengan masyarakat, mahasiswa mempraktikkan prinsip primary health care dan komunikasi lintas budaya.
Kegiatan ditutup pada 26 Juni 2025 dengan Closing Ceremony dan Student Presentation. Dalam sesi tersebut, mahasiswa PSU mempresentasikan hasil pembelajaran mereka di UNAIR, termasuk pengalaman akademik, refleksi budaya, serta rekomendasi untuk kolaborasi di masa depan. Presentasi mereka menyoroti perbedaan sistem keperawatan di Filipina dan Indonesia serta kesamaan nilai kemanusiaan yang menjadi dasar profesi perawat di kedua negara.