Mohon tunggu...
Hakim Esbe Mulyono
Hakim Esbe Mulyono Mohon Tunggu... pegawai negeri -

"Tak peduli seberapa cepat anda melangkah; jika anda salah arah, anda tetap harus kembali ke kilometer nol. Tak peduli seberapa lambat anda melangkah; jika arah anda benar, anda akan tetap sampai di tujuan." (HSBM)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Apakah Manusia Benar-benar Ada?

10 November 2011   10:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:50 2406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penampakan Jagat Raya. (sumber: http://bit.ly/uNQQil)

[caption id="" align="alignleft" width="320" caption="Penampakan Jagat Raya. (sumber: http://bit.ly/uNQQil)"] [/caption] Tahukah anda bahwa jika atom diperbesar hingga sebesar planet bumi, inti atom besarnya tak lebih besar dari bola golf? Bayangkan, jika inti atom diperbesar hingga sebesar bola golf, maka elektron terdekat yang mengitarinya adalah sama dengan mengelilingi permukaan planet Bumi. Satu fakta terkuak: bagian terbesar pembentuk atom adalah ruang kosong. Karena alam semesta, termasuk manusia, terdiri dari atom-atom, maka bagian terbesar dari alam semesta itu sendiri adalah ruang kosong. Sebagai bukti nyata yang bisa kita lihat adalah antara matahari dengan bintang terdekat lainnya, antara satu galaksi dengan galaksi tetangga terdekat, terdapat ruang kosong. Penampakan Atom Lalu, jika inti atom itu kita pecah lagi, hasilnya lebih dahsyat. Ruang kosong juga mengisi jarak antara Kuark (materi lebih kecil dari inti atom). Dan jika Kuark kita pecah lagi, intinya adalah ruang kosong yang intinya lagi benar-benar kosong. Ketika semua wujud materi kita lihat dalam ukuran ini, kita tak melihat apapun kecuali hanya serpihan gelombang yang dipecah dalam satuan Quantum. Apa artinya?

[caption id="" align="alignnone" width="720" caption="Model Atom. (sumber: http://bit.ly/uukKB6)"]
Model Atom. (sumber: http://bit.ly/uukKB6)
Model Atom. (sumber: http://bit.ly/uukKB6)
[/caption]

Materi Tidaklah Sematerial KenyataannyaArtinya adalah materi ternyata tidaklah sematerial kenyataannya. Materi bukan sesuatu yang nyata. Materi hanyalah gelombang penampakan konstan. Karena manusia bagian dari dunia materi, maka wujud manusia itu sendiri tidak sematerial (baca=sepadat) yang kita kira. Terdapat terlalu banyak ruang kosong yang membentuk materi sosok manusia. Begitu pula meja, kursi, komputer, keyboard, mouse, handphone, dll. Semua adalah penampakan gelombang secara konstan.

Semua Materi Adalah Penampakan

Istilah 'penampakan' yang sering disandangkan untuk makhluk ghaib Jin, ternyata juga berlaku terhadap manusia. Jin tidak bisa dilihat manusia karena 'jarak inti atom dengan elektron terdekat' pembentuk materi Jin berbeda dengan materi manusia. Dalam hal ini, Jin memang 'ghoib' bagi manusia, tetapi Jin itu sendiri bukan ghoib dalam arti sebenarnya. Jin hidup di dunia yang sama dengan manusia, bukan di akhirat, hanya saja manusia 'tak bisa' melihatnya. Jin ada di samping kita, berdiskusi tentang kita, bisa melihat kita, dan bukannya di dunia lain. Mereka sangat nyata hadir di dunia, hidup bermasyarakat dan punya teknologi. Alih-alih hidup di dunia lain, Jin hidup di sini, di dunia yang sama, bersama kita.Karena semua unsur alam semesta adalah penampakan, maka konsekuensinya: tangan, kaki, mata bahkan otak manusia adalah penampakan juga. Tak ada satu alatpun di dunia yang bisa membuktikan bahwa dunia benar-benar ada. Fisika Quantum justru membuktikan sebaliknya, bahwa dunia adalah variasi dari berbagai spektrum gelombang yang nampak. Lebih tepatnya, sengaja dinampakkan!

[caption id="" align="alignnone" width="640" caption="Model Alam Semesta. (sumber; http://bit.ly/w0EOA6)"]
Model Alam Semesta. (sumber; http://bit.ly/w0EOA6)
Model Alam Semesta. (sumber; http://bit.ly/w0EOA6)
[/caption]

Siapa Yang Menampakkannya?Siapa yang menampakkannya? Bukan ilmu manusia yang bisa menjawab, tetapi keyakinan yang menjawabnya. Tuhanlah yang menampakkan semua wujud ini. Manusia bukan berada di dalam dunia, sebaliknya, dunialah yang ”berada” di dalam ”benak” manusia. Kepada siapa Tuhan menampakkannya? Wujud yang solid dan tak bisa diurai adalah Ruh. Kepada Ruh-lah Tuhan menampakkan pengalaman dunia. Ruh-lah yang mengalami pemandangan dunia. Ruh tidak kemana-mana, Ruh tak bisa lepas dari genggaman Tuhan, Ruh bukanlah materi yang tak nyata. Ruh adalah satu-satunya hal yang paling nyata. Justru materi di luar Ruh adalah hal yang tak nyata. Kenapa Tuhan disebut Yang Maha Ada? Karena selain Tuhan tidak ada apa-apa lagi. Selain Tuhan, semuanya adalah penampakan, tidak ”benar-benar ada” dalam arti sebenarnya. Yang terdekat dengan anda saat ini bukan layar komputer di depan anda, bukan keyboard di depan anda, bukan handphone yang anda genggam, bukan jari tangan anda sendiri, bukan pula urat leher anda. Yang terdekat dengan anda saat ini adalah Tuhan. Tuhan teramat sangat jauh lebih dekat daripada urat leher anda sendiri. Ingat, urat leher anda tidak nyata ada, tidak benar-benar ada, hanyalah penampakan. Sungguh salah jika sebagai manusia kita tertipu dengan semua penampakan ini. Bahkan untuk menggerakkan satu jari pun sebenarnya kita tak bisa. Selama ini kita berpikir bahwa semua kejadian dalam hidup kita adalah kita sendiri yang menentukan. Lihat faktanya. Semua aspek peristiwa di dunia sudah disediakan Tuhan untuk kita pilih. Tuhan menyediakan alternatif pilihan, dan kita hanya memilih, bukan kita yang menciptakan. [caption id="" align="alignnone" width="560" caption="Model DNA Manusia. (sumber: http://bit.ly/sInBhx)"]

Model DNA Manusia. (sumber: http://bit.ly/sInBhx)
Model DNA Manusia. (sumber: http://bit.ly/sInBhx)
[/caption] Semua Tersedia Untuk Dipilih Coba anda gerakkan leher anda. Anda memilih untuk menggerakkannya, tetapi gerakan itu bukan anda yang menciptakan melainkan Tuhan sudah menyediakan alternatif gerakan itu untuk anda. Semua gerakan, ucapan, tindakan anda adalah hanya sebatas pilihan-pilihan anda, tetapi anda sendiri tak punya kuasa untuk menciptakannya. Seperti anda main game di internet, semua gerakan anda sudah disediakan oleh sang programer, anda hanya memilih saja, bukan menciptakannya. Bahkan untuk menjawab adzan seorang muadzin yang menyeru anda untuk sholat pun, anda perlu menjawab: ”Tak ada daya dan kekuatan kecuali oleh Allah.” Bukan anda yang punya gerakannya. Anda perlu syukuri jika masih diberi kesempatan untuk memilih yang baik-baik. Anda syukuri jika kaki anda masih bisa anda pilihkan untuk berjalan ke masjid dan menjawab seruan adzan untuk sholat berjamaah. Namun, sekali-kali jangan pernah berpikir bahwa anda sudah berhak mendapatkan pahala dari Tuhan atas perbuatan anda. Karena perbuatan anda, adalah Tuhan yang menciptakan. Pahala dari Tuhan hanyalah bentuk kemurahan Tuhan, bukan karena perbuatan kita. Karena kita tak pernah bisa berbuat, karena kita hanya bisa memilih gerakan itu. Manusia bertemu dengan manusia lainnya, berkomunikasi, bersosialisasi, adalah dalam tataran penampakan, seperti anda bertemu dengan teman anda di internet. Meskipun di media sosial (entah di facebook, twitter ataupun di kompasiana, dan lain-lain) kita seakan saling ”bertemu”, bertukar pikiran, berkomunikasi, tetapi itu bukan kita yang sebenarnya. Kita tetap duduk di kursi di depan komputer, tak kemana-mana. Begitu pula materi manusia satu bertemu dengan materi manusia yang lain, itu bukan pertemuan yang sebenarnya. Fisik materi tubuh manusia hanyalah alat Ruh untuk saling berkomunikasi. Ruh-ruh manusia seluruh jagat tetap saja di satu lokasi, ada di genggaman Tuhan, dan tak pernah sedetikpun terlepas dari genggaman-Nya. Ruh: Yang Mengalami Semua Penampakan Ini Kenapa Ruh harus mengalami pengalaman hidup di dunia? Lihatlah ”manual book” Tuhan yang diformulasikan dalam Al-Quran. Dalam salah satu surat-Nya (Al-Mulk), Tuhan menyatakan bahwa kehidupan dunia adalah untuk menguji manusia, menguji mana yang berbuat baik dan mana yang tidak. Dunia adalah ujian keimanan. Dunia bukanlah habitat asli manusia. Manusia sendiri adalah makhluk spiritual yang sejatinya adalah warna Negara akhirat (surga). Dunia bukanlah “final destinity”, bukan tujuan akhir. Manusia adalah dari akhirat dan hanya menuju ke akhirat. Karena Ruh, sejatinya hanya bisa hidup abadi di akhirat, bukan di dunia yang hanya penampakan.
"Kita bukanlah manusia yang mencoba belajar menjadi makhluk spiritual melainkan kita adalah makhluk spiritual yang mencoba belajar menjadi manusia." - Sang Bijak.

[caption id="" align="alignnone" width="497" caption="Model Penampakan Dunia Sekitar Kita. (sumber: http://bit.ly/u2lgTX)"] [/caption] Apakah Akhirat Juga Penampakan? Bagaimana dengan akhirat sendiri, apakah juga penampakan? Prinsipnya adalah hanya Tuhan yang punya sifat Maha Ada, selain Dia sejatinya tidak ada. Konsekuensinya, akhirat juga hanya penampakan. Mengganti penampakan dunia dengan penampakan akhirat, bagi Tuhan, sama mudahnya seperti kita sendiri saat ingin mengganti satu saluran TV ke saluran TV yang lain. Ruh, subjek solid yang mengalaminya, tak ke mana-mana. Hanya salurannya yang diubah, penampakan dunia diubah menjadi penampakan akhirat. Hanya karena akhirat sebuah penampakan bukan berarti akhirat tak bisa dirasakan sensasi dahsyatnya. Meski anda tahu bahwa dunia adalah penampakan, bukan berarti tamparan tangan seseorang tak bisa anda rasakan di pipi anda. Begitu pula dahsyatnya siksa neraka dan nikmatnya hidup di surga, semua sensasi tetap terasa, sebab indera diciptakan untuk bereaksi terhadap impuls-impuls. Meskipun anda tahu semua adalah penampakan, jangan berani-berani punya cita-cita ingin merasakan pengalaman neraka. Anda akan dibikinkan indera khusus untuk mengalami dampaknya. Adzab di sana sama ”nyata”-nya dengan jika saat ini misalnya, anda tiba-tiba kesetrum sengatan listrik 220 Volt. Renungan Untuk Kita Semua Kenapa Fisika Newton dan hukum-hukumnya sangat bagus dan akurat ketika menerangkan dunia materi berukuran besar dan tidak bisa menjawab untuk permasalahan yang lebih renik? Karena pada dasarnya materi itu sendiri tidak nyata ada. Fisika Quantum mungkin bisa membantu, tapi tetap saja hanya keyakinan yang menjawab tuntas semua penampakan dunia ini. Jadi, apakah Tuhan itu ada? Tak diragukan lagi apa jawabannya: "Ya, Tuhan Maha Ada!" Sekarang beranikah kita bertanya: ”Apakah kita ini benar-benar ada?” HAKIM ESBE MULYONO Follow @hakimsbmulyono


Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun