Mohon tunggu...
HA KA
HA KA Mohon Tunggu... -

Guru Pembelajar SMP Negeri 3 Tanjung Lombok Utara NTB

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sungkeman di Hari Pertama Sebuah Komitmen Awal Siswa dengan Orangtua dan Sekolah

2 Agustus 2016   16:46 Diperbarui: 2 Agustus 2016   16:54 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan sungkeman di SMP Negeri 3 Tanjung Lombok Utara

1.Sungkeman

Sungkeman sering dilakukan pada acara-acara seperti perpisahan,lebaran, dan kegiatan yang dilakukan anak terhadap orangtuanya,namun ada juga yang melakukannya diluar waktu-waktu itu tujuannya untuk meminta maaf atas prilaku kurang menyenangkan yang dilakukan maupun mengharapkan doa dari orang yang disungkem.

Arti dari kata sungkem dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas adalah yang dilakukan oleh kedua pengantin kehadapan orangtua serta keluarga yang lebih tua(pinisepuh) dari kedua belah pihak, menunjukkan tanda bakti dan rasa terimakasih atas bimbingan dari lahir sampai ke perkawinan[1]. Selain itu kedua pengantin mohon doa restu dalam membangun kehidupan rumah tangga yang baru, agar selalu mendapatkan berkat dan rahmat Tuhan[1]./sung·kem/ v sujud (tanda bakti dan hormat);

Kaitanya sungkeman yang dilakukan seorang siswa dihari pertama masuk sekolah Demikian juga sungkeman permohonan maaf,do’a dan janji siswa ke orangtuanya disaksikan kepala sekolah, guru ini memiliki makna sebagai simbol seorang anak yang berbakti kepada kedua orangtuanya.Meminta maaf dan ucapan terimakasih karena selama ini telah banyak memberi, mengasihi, dan merawat putra putrinya serta permohonan doa untuk meniti masa depanya.

Perlu dipahami bahwa sungkeman bukanlah bentuk penyembahan seorang manusia kepada manusia, namun sungkeman merupakan bentuk penghormatan kepada orang yang lebih tua. Sungkeman menunjukkan kesopan santunan orang yang masih muda. Tak bisa dipungkiri bahwa sungkeman menjadi salah satu cara untuk mendekatkan hubungan antara anak dengan orangtuanya, atau antara orang muda dengan orangtua.

2.Orangtua mengantar dan menyerahkan ke pihak sekolah

Hari pertama masuk sekolah adalah hari yang amat spesial kehidupan baru putra putri kita,sekolah baru,guru guru baru,lingkungan baru teman teman baru bahkan bajunyapun baru.Rasanya kurang pas kalau suasana penentu masa depanya ini kita lepas begitu saja. Oleh karena itu sekolah ingin melengkapi kebahagiaan putra putri kita dengan menghadirkan bapak/ibu semua.Di samping itu sekolah ingin memastikan apakah orangtuanya mau bekerjasama dengan sekolah untuk membangun akhlak anak secara bersama-sama,atau tidak.

Kemendikbud mengajak orangtua untuk lebih terlibat aktif dalam pendidikan anak. Kini, orangtua tak hanya menjadi penonton di luar pagar, tapi masuk ke gelanggang untuk bersama-sama mendidik anak. Pendidikan anak bukan hanya milik sekolah, tapi juga orangtua.Keterlibatan orangtua diwujudkan sejak hari pertama sekolah. Hari pertama sekolah adalah tonggak sejarah bagi perkembangan anak.Komunikasi dengan guru, wali kelas, dan kepala sekolah,ini akan menciptakan ekosistem pendidikan. Orangtua dan pihak sekolah menjadi mitra bagi pendidikan anak.

Mengantar dan menyerahkan siswa dimaknai sesuatu yang menjadi indikator itikad dan kesungguhan orangtua dengan kesadaran dan keikhlasanya mengamanahkan putra putrinya kepada kepala sekolah,bapak ibu guru beserta jajaranya,untuk diproses dididik,diajarkan norma norma positif,budipekerti luhur dan pengetahuan sehingga anak kami bisa menjadi manusia yang beriman bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa ,berbudi pekerti luhur,memiliki pengetahuan dan keterampilan,sehat jasmani dan rohani,kepribadian yang mantap dan mandiri,serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

3.Pelaksanaan sungkeman.

Kehadiran siswa yang diantarkan oleh orangtuanya di pintu gerbang sekolah disambut dengan kehangatan oleh kepala sekolah,guru dan warga sekolah lainya merupakan bentuk penghargaan diawal kerjasama membentuk ekosistem  pendidikan yang mempunyai tujuan yang sama, yakni mengasuh, mendidik, membimbing, membina serta memimpin anaknya menjadi orang dewasa dan   kebahagiaan hidupnya dalam arti yang seluas-luasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun