Kisah pemindahan singgasana Ratu Bilqis ini terdapat dalam Surah An-Naml ayat 38-40. Berikut adalah kisahnya secara lebih detail:
Latar Belakang Kisah
Nabi Sulaiman AS adalah seorang nabi yang diberi mukjizat luar biasa oleh Allah, termasuk kemampuan untuk berbicara dengan hewan dan menguasai bangsa jin serta angin. Suatu ketika, burung Hud-hud memberi kabar bahwa di negeri Saba' terdapat seorang ratu bernama Bilqis, yang memiliki kerajaan besar tetapi masih menyembah matahari. Nabi Sulaiman pun mengirim surat kepada Bilqis, mengajaknya untuk beriman kepada Allah.
Setelah membaca surat tersebut, Bilqis memutuskan untuk mengunjungi Nabi Sulaiman guna melihat langsung kebesaran kerajaannya. Mengetahui hal ini, Nabi Sulaiman ingin menunjukkan tanda kebesaran Allah dengan memindahkan singgasana Bilqis sebelum kedatangannya.
Tawaran Pertama: Jin Ifrit
Ketika Nabi Sulaiman bertanya siapa yang mampu membawa singgasana Bilqis, Jin Ifrit segera menawarkan diri:
"Berkatalah Ifrit dari golongan jin, 'Aku akan mendatangkan singgasana itu kepadamu sebelum engkau berdiri dari tempat dudukmu. Sungguh, aku benar-benar kuat membawanya lagi dapat dipercaya'."
(QS. An-Naml: 39)
Makna tawaran Jin Ifrit:
- Kecepatan: Jin Ifrit menawarkan waktu yang relatif cepat, yaitu sebelum Nabi Sulaiman berdiri dari kursinya. Ini bisa berarti dalam hitungan jam atau kurang.
- Kekuatan & Keamanan: Ifrit meyakinkan bahwa ia cukup kuat untuk memindahkan singgasana tanpa merusaknya dan dapat dipercaya dalam tugasnya.
Tawaran Kedua: Seorang yang Memiliki Ilmu dari Kitab
Namun, tawaran yang lebih cepat datang dari seseorang yang memiliki ilmu dari kitab: