Dampak baik:
- Munculnya kader-kader militer yang nantinya berperan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
3. Propaganda dan Nasionalisme
Jepang menggunakan propaganda untuk menarik simpati rakyat Indonesia dengan slogan "Jepang Pemimpin Asia, Jepang Cahaya Asia, Jepang Pelindung Asia" dan membentuk organisasi politik serta sosial seperti:
- PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat) Dipimpin oleh tokoh nasional seperti Soekarno, Mohammad Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan KH Mas Mansur.
- Jawa Hokokai Organisasi yang menggantikan PUTERA setelah dianggap tidak efektif oleh Jepang.
Dampak buruk:
- Propaganda ini sering digunakan untuk memanipulasi rakyat agar mendukung kepentingan perang Jepang.
- Organisasi yang dibentuk lebih banyak menguntungkan Jepang daripada rakyat Indonesia.
Dampak baik:
- Melalui organisasi seperti PUTERA, para pemimpin nasional mulai aktif dalam politik dan mengobarkan semangat kemerdekaan.
- Rakyat mulai sadar akan pentingnya persatuan dan perjuangan melawan penjajahan.
4. Perubahan dalam Sistem Pendidikan dan Bahasa
Jepang melarang penggunaan bahasa Belanda dan menggantinya dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi di sekolah-sekolah.
- Menghapus pengaruh kolonial Belanda dalam pendidikan.
- Mempromosikan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi utama.
Dampak buruk:
- Banyak buku dan sumber ilmu pengetahuan yang berbahasa Belanda dilarang, sehingga pendidikan menjadi terbatas.
- Kurangnya tenaga pengajar karena banyak guru Belanda dipenjara atau diusir.
Dampak baik:
- Bahasa Indonesia semakin berkembang dan menjadi alat pemersatu bangsa.
- Pendidikan berbasis nasionalisme mulai ditanamkan kepada generasi muda.
5. Pembentukan BPUPKI dan Persiapan Kemerdekaan
Pada tahun 1945, Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) untuk membahas dasar negara dan persiapan kemerdekaan. Setelah BPUPKI dibubarkan, dibentuk PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) yang akhirnya memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.