Mohon tunggu...
Dian Kusumanto
Dian Kusumanto Mohon Tunggu... Warga Perbatasan

Berbagi Inspirasi dari Batas Negeri

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bagaimana Para Waliyullah Allah Mencapai Kesadaran Spiritual Tertinggi ?

14 Maret 2025   12:40 Diperbarui: 14 Maret 2025   12:40 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi karomah waliyullah berjalan kaki di atas air. (pauditalhasanad.sch.id)

Bagaimana Para Wali Allah Mencapai Kesadaran Spiritual Tertinggi?

Para wali Allah adalah hamba-hamba pilihan yang mencapai tingkatan kesadaran spiritual tertinggi. Mereka bukan hanya sekadar orang yang taat dalam ibadah, tetapi juga memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Allah SWT. Dalam Islam, kesadaran spiritual tertinggi ini dikenal sebagai ma'rifatullah (pengenalan hakiki terhadap Allah) yang diiringi dengan ihsan, taqwa, hikmah, dan zuhud.

1. Menjalani Tazkiyatun Nafs (Penyucian Jiwa) Secara Total

Para wali Allah menghabiskan hidup mereka untuk membersihkan hati dari segala penyakit batin seperti riya', hasad, ujub, dan cinta dunia yang berlebihan. Mereka melakukan mujahadah (perjuangan melawan hawa nafsu) dengan cara:

  • Banyak berzikir dan mengingat Allah Menjaga hati agar selalu bersih dari kesibukan duniawi yang berlebihan.
  • Menjaga lisan dan pikiran Mereka tidak hanya menghindari dosa besar, tetapi juga dosa kecil dan hal-hal yang tidak bermanfaat.
  • Mengendalikan hawa nafsu Mereka melatih diri untuk tidak terikat pada kesenangan dunia dan lebih fokus pada Allah.

Contoh:

  • Imam Al-Ghazali, sebelum mencapai tingkatannya yang tinggi, meninggalkan kedudukan dan kekayaannya untuk hidup dalam kesederhanaan dan mencari ilmu yang benar-benar bermanfaat untuk akhirat.
  • Syekh Abdul Qadir al-Jailani, sejak kecil sudah dilatih untuk berkata jujur dan menghindari dosa, seperti kisah terkenalnya ketika ia berkata jujur kepada perampok bahwa ia membawa emas yang disembunyikan dalam bajunya.

2. Mencapai Ma'rifatullah (Pengenalan Hakiki terhadap Allah)

Ma'rifatullah bukan sekadar mengenal Allah secara intelektual, tetapi merasakan kehadiran-Nya dalam setiap aspek kehidupan. Para wali mencapai ini melalui:

  • Memahami dan mengamalkan Al-Qur'an Bagi mereka, Al-Qur'an bukan hanya bacaan, tetapi pedoman hidup yang diterapkan dalam setiap langkah.
  • Melatih hati agar selalu merasa diawasi Allah (muraqabah) Kesadaran bahwa Allah melihat mereka dalam segala keadaan membuat mereka menjauhi dosa, bahkan yang paling tersembunyi.
  • Bertafakur atas ciptaan Allah Mereka selalu merenungkan kebesaran Allah dalam segala hal, baik dalam kejadian alam maupun dalam peristiwa hidup.

Contoh:

  • Rabi'ah Al-Adawiyah, seorang wali wanita, mencapai tingkatan ma'rifatullah sehingga ibadahnya bukan karena takut neraka atau ingin surga, tetapi karena cinta kepada Allah. Ia pernah berdoa:

    "Ya Allah, jika aku menyembah-Mu karena takut neraka, maka bakarlah aku di neraka. Jika aku menyembah-Mu karena menginginkan surga, maka haramkanlah aku darinya. Tetapi jika aku menyembah-Mu karena cinta kepada-Mu, maka jangan jauhkan aku dari keindahan-Mu."

  • Ibnu Atha'illah As-Sakandari, dalam kitab Al-Hikam, menjelaskan bahwa seorang wali tidak lagi menginginkan dunia dan akhirat, melainkan hanya Allah semata.

3. Mengamalkan Ihsan (Merasa Selalu Diawasi Allah dalam Setiap Amal)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun