Mohon tunggu...
Dian Kusumanto
Dian Kusumanto Mohon Tunggu... Warga Perbatasan

Berbagi Inspirasi dari Batas Negeri

Selanjutnya

Tutup

Hukum

KPK Kok Semakin Loyo dan Letoy, Mengapa? Apa Sebabnya? Bagaimana agar Kuat Lagi?

10 Februari 2025   08:10 Diperbarui: 11 Februari 2025   01:49 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gedung KPK (rri.go.id)

Persoalan melemahnya KPK adalah bagian dari dinamika politik dan hukum yang lebih besar di Indonesia. Jika kita melihatnya dengan perspektif negarawan patriotik yang membela rakyat dan cendekiawan yang bijaksana dengan wawasan luas serta spiritual yang tinggi, kita harus menggali lebih dalam tentang akar masalahnya dan bagaimana solusi terbaik untuk masa depan.

1. KPK Kuat di Masa Awal: Mengapa?

KPK lahir di era reformasi dengan mandat yang kuat untuk memberantas korupsi. Pada saat itu:

  • Dukungan Politik Kuat: Reformasi membawa semangat anti-korupsi yang besar. KPK diberi kewenangan luas, termasuk penyadapan tanpa izin, penuntutan independen, dan imunitas dari intervensi politik.
  • Dukungan Rakyat Kuat: Publik menginginkan perubahan setelah Orde Baru yang penuh korupsi. Rakyat melihat KPK sebagai harapan baru.
  • Kinerja Gemilang: KPK berhasil menindak banyak pejabat tinggi, termasuk menteri, gubernur, dan anggota DPR, sehingga memberikan efek jera.

2. Mengapa KPK Melemah?

Melemahnya KPK bukan hanya terjadi dalam satu malam, tetapi merupakan hasil dari serangkaian proses sistemik yang berkelanjutan. Ada beberapa faktor utama:

a. Pelemahan Melalui Revisi UU KPK (2019)

  • Dikurangi Kewenangannya: Revisi UU KPK menyebabkan lembaga ini kehilangan banyak kekuatan, misalnya, harus meminta izin sebelum melakukan penyadapan.
  • Dibawah Kendali Eksekutif: Status pegawai KPK diubah menjadi ASN, sehingga tunduk pada birokrasi pemerintah.
  • Dewan Pengawas: Keberadaan dewan pengawas justru memperumit kerja KPK dan berpotensi digunakan sebagai alat kontrol.

b. Intervensi Politik

  • Korupsi Tidak Lagi Jadi Musuh Bersama: Awalnya, semua pihak mendukung KPK, tetapi ketika banyak kepentingan politik dan ekonomi terganggu, muncul keinginan untuk mengontrolnya.
  • Politik Balas Budi dan Oligarki: Pemimpin yang naik dengan dukungan oligarki akan sulit bersikap tegas terhadap korupsi, karena ada kepentingan yang harus dijaga.
  • KPK Dijadikan Alat Kekuasaan: Dalam beberapa kasus, ada dugaan bahwa KPK digunakan untuk menekan lawan politik atau melindungi orang tertentu.

c. Melemahnya Gerakan Rakyat

  • Rakyat Semakin Apatis: Setelah bertahun-tahun melihat kasus korupsi yang tidak kunjung selesai, sebagian rakyat mulai kehilangan harapan.
  • Polarisasi Politik: Isu korupsi sering dibelokkan menjadi perdebatan politik yang membuat rakyat terpecah dan kurang fokus pada substansi masalah.

3. Dampak dari Melemahnya KPK

  • Korupsi Merajalela: Banyak kasus besar yang mandek atau bahkan dihentikan.
  • Ekonomi Terpuruk: Korupsi menyebabkan inefisiensi dalam proyek negara, memboroskan anggaran, menaikkan pajak, dan membuat harga-harga naik.
  • Kepercayaan Rakyat Menurun: Banyak orang merasa hukum tidak adil karena tajam ke bawah, tumpul ke atas.
  • Demokrasi Melemah: Jika korupsi dibiarkan, maka kebijakan negara lebih berpihak kepada oligarki, bukan kepada rakyat.

4. Bagaimana Solusinya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun