Mohon tunggu...
Hairil Suriname
Hairil Suriname Mohon Tunggu... Lainnya - Institut Tinta Manuru

Bukan Penulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kesabaran Itu Tidak Mudah dan Perlu Dilatih (Seri II)

25 Maret 2021   20:34 Diperbarui: 25 Maret 2021   21:00 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto ; Madjongke.com - ilustrasi ketidaksabaran seseorang

Hallo kompasianer, apa kabar hari ini?

Apakah aktivitas kalian hari ini berjalan lancar? saya do'a kan semoga selalu lancar dan mudah. aamiin.

Hari ini saya membaca beberapa lembaran artikel yang sudah saya download dalam bentuk PDF kurang lebih 15 file artikel. 9 diantaranya tentang psikologi dan ilmu pengetahuan yang terkait kesabaran. Ada yang membahasah patience and religion, patience and health dll sehabis saya menulis dua sesi tulisan yang di-upload semalam. Untuk membaca tulisan sebelumnya, kalian bisa lihat disini : Seri I

Penulis punya beberapa cara atau metode untuk melatih kesabaran diri dimasa pandemi ini. Sebelumnya sudah dijelaskan poin/cara satu pada tulisan Seri I yang harus pembaca lihat sebelum membaca Tulisan Seri II ini. 

Sebenarnya penulis berpikir untuk jadikan sebagai cara pribadi saja, tapi setelah beberapa kali membuka artikel tentang keresahan banyak orang pada pandemi ini. Penulis jadi berpikir beberapa cara sederhana yang penulis sejauh ini mencoba menggunakannya sebagai langkah untuk melatih kesabaran diri bagi penulis. berikut lanjutan dari beberapa cara melatih kesabaran;

Kedua, Pola Hidup Sehat

Di sini, menguji kesabaran kita dengan pola hidup sehat adalah hal yang luar biasa menantang. Apalagi di masa pandemi ini, kita mestinya bukan dipaksa untuk terus bahagia atau tenang dan harus senang saja, kita di paksakan untuk membuat semua keadaan kita menjadi kondusif nyaman.

Hidup sehat ini penting, dalam Bahasa Kesehatan mungkin orang sering menyebutnya Serotonin pada diri harus di tingkatkan.

Bagi penulis sendiri, kita harus mampu mengatur serotonin dalam diri kita untuk menjadikan diri kita sebagai manusia sehat, kalau berpikir tentang bagaimana mau makan yang sehat sedangkan uang pun tidak punya, saya rasa inilah hal salah yang selama ini terpikirkan. Hidup sehat bukan berarti makan harus sehat dan selama ini orang mengidentikkan hidup sehat dengan sesuatu yang mahal.

Makan sehat harus daging, susu, atau sejenis makanan yang tinggi vitamin, protein dll dan pikiran seperti ini membuat banyak orang diantara kita menjadi takut dan kaku dengan pola hidup sehat.

Hidup sehat bukan hanya dari makan yang menurut kalian itu mahal, sebab di banyak tempat. Sayuran dan bahan makanan lainnya bisa didapat dengan harga yang murah, sehat dan jauh dari penggunaan bahan kimia. Tapi sama saja halnya, disini kita bicara tentang Serotonin yang merupakan bahan kimia yang dapat membantu diri kita agar merasa lebih bahagia, lebih tenang, lebih fokus, tidak cemas, dan stabil secara emosional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun