Berbicara mengenai biaya hidup di Indonesia adalah suatu topik yang akan menarik untuk dibahas.  Ditengah keadaan sulitnya perolehan lapangan pekerjaan masyarakat Indonesia mau tidak mau  harus mau menerima kenyataan bahwa pengeluaran tahun ke tahun semakin terasa mencekik, sehingga tidak sebanding dengan perolehan pendapatan yang mereka dapatkan. Hal ini meliputi kenaikkan harga BBM, yang kenyataannya berdampak besar pada sektor ekonomi di bidang lainnya seperti ikut naiknya tarif angkutan umum, kenaikkan bahan pokok, dan kenaikkan harga untuk membayar BPJS.
Sulitnya akan lapangan pekerjaan adalah salah satu hal yang dikeluhkan oleh banyak orang sekarang ini, tiap tahunnya selalu ada peningkatan SDM yang telah memasuki usia kerja yakni 15-64 tahun, akan tetapi ini tidak sebanding dengan ketersediaan lapangan kerjanya. . Dikarenakan masih imbas akibat dampak atas Covid-19 selama kurang lebih 2,5 tahun yang menggorogoti perekonomian Indonesia. Yang artinya banyak dari mereka kehilangan pekerjaannnya, entah itu karena harus di PHK atau harus gulung tikar atas usaha yang dimilikinya sendiri.
 Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja yang siap melakukan pekerjaan, antara lain mereka yang sudah bekerja, mereka yang sedang mencari pekerjaan, mereka yang bersekolah, dan mereka yang mengurus rumah tangga. (MT Rionga & Yoga Firdaus, 2007:2). Sedangkan menurut pendapat Sumitro Djojohadikusumo (1987) mengenai arti tenaga kerja adalah semua orang yang bersedia dan sanggup bekerja, termasuk mereka yang menganggur meskipun bersedia dan sanggup bekerja dan mereka yang menganggur terpaksa akibat tidak ada kesempatan kerja. Sedangkan angkatan kerja adalah mereka yang mempunyai pekerjaan, baik sedang bekerja maupun yang sementara tidak sedang bekerja karena suatu sebab, seperti petani yang sedang menunggu panen/hujan, pegawai yang sedang cuti, sakit, dan sebagainya. Disamping itu mereka yang tidak mempunyai pekerjaan tetapi sedag mencari pekerjaan/mengharapkan dapat pekerjaan atau bekerja secara tidak optimal disebut pengangguran
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah angkatan kerja Indonesia mencapai 144,01 juta jiwa pada Februari 2022. Jumlah tersebut mencapai 69,06% dari total penduduk usia kerja yang berjumlah 208,54 juta jiwa. Menurut definisi BPS, "penduduk usia kerja" adalah penduduk yang berusia 15 tahun dan lebih. Sedangkan "angkatan kerja" adalah penduduk usia kerja yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran. Angkatan kerja terbesar berada di kelompok umur 25-29 tahun, yakni mencapai 17,18 juta jiwa. Yang merupakan usia produktif. Â Diikuti kelompok umur 30-34 tahun sebanyak 16,89 juta jiwa, serta kelompok umur 35-39 tahun sebanyak 16,78 juta jiwa. Angkatan kerja kelompok umur 15-19 tahun adalah yang paling sedikit, yaitu hanya 5,98 juta jiwa. Adapun angkatan kerja yang berusia 60 tahun ke atas mencapai 16,26 juta jiwa.Dilansir dari Ensiklopedia, dengan naiknya biaya hidup dan harga barang yang serba mahal dan sulitnya lapangan pekerjaan membuat masyarakat merasa terjepit masalah perekonomian untuk memenuhi kebutuhan sehari hari. begitupun dengan anda sendiri yang hanya merupakan seorang karyawan perusahaan swasta dengan gaji yang sangat pas pasan setiap bulannya. teman teman anda yang lain juga sering merasa kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup. banyak dari teman teman anda yang meminjam uang di aplikasi online dengan bunga yang tidak sedikit ditambah lagi jika melakukan pembayaran melebihii tempo yang sudah ditentukan, mengakibatkan besar bunga bisa melebihi pinjaman, sikap anda jika dihadapkan pada permasalahan diatas Mencari tahu detail tentang perusahaan yang memberikan pinjaman jika suatu saat terpaksa harus melakukan peminjaman.
Untuk mengatasi permasalahan lapangan kerja tersebut diperlukan banyak upaya yang harusnya dilakukan oleh pemerintah. Salah satunya dengan memprioritaskan pembangunan infrastruktur, pengembangan pekerjaan umum, seperti pengadaan proyek pembangunan jalan, pembuatan saluran air, irigasi, pembuatan jembatan, dan perbaikan jalan. Usaha lainnya yang dapat dilakukan adalah dengan cara pengembangan industri padat karya yang mampu menyerap tenaga kerja yang besar. Hal ini dapat dilakukan dengan cara meningkatkan penanaman modal dalam negeri.
Sedangkan jumlah angkatan kerja yang besar disebabkan karena tingginya tingkat kelahiran atau pertubuhan penduduk. Maka solusi yang harus dilakukan pemerintah dalam menekan atau mengurangi tingginya tingkat pertumbuhan penduduk yaitu dengan memaksimalkan pelaksanaan program keluarga berencana (KB). Jika program KB berjalan baik, maka jumlah angka pertumbuhan atau kelahiran akan menurun, demikian pula angkatan kerja semakin seimbang. Apabila penurunan jumlah angkatan kerja yangberimbang ini, diikuti dengan peningkatan jumlah lapangan kerja, maka jumlah penggangguran juga berkurang.
Selain itu peran pemerintah juga dibutuhkan dalam mengontrol, memberikan serta memberikan pelatihan kepada masyarakat/tenaga kerja sehingga dapat diberikan upah minimum yang adil sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang sehingga tercipta kesejahteraan masyarakat yang adil dan merata. Namun hal  itu semua juga  membutuhkan kesadaran dan bantuan dari  elemen masyarakat,  karna telah menjadi tugas kita bersama untuk menjaga kesatabilan perkonomian ini.
