Studi lapangan dilakukan pada hari selasa, 26 juni 2023, dilakukan di Komplek PIK KOPTI, Jl. Peta Senaman RT.1/Rw. 11, Senaman, Kec. Kalideres, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Studi lapangan dilakukan oleh kelas BPI 2A dengan pembagian kelompok sesuai kelompok presentasi, saya melakukan studi lapangan dengan kelompok saya sendiri yaitu kelompok 7 dengan anggota Haifa Syaidatul Muslim, Gina Zakya, dan Fanny Nida Auliya, serta dibarengi kelompok 6. Studi lapangan ini dilakukan dengan metode wawancara mendatangi tempat rumah produsen.
Sebuah tempat rumah produsen tempe mendoan yang dimiliki oleh ibu carsuni yang tinggal di Kalideres, ibu carsuni aslinya berasal dari Pekalongan, ia merantau ke jakarta sekitar 16 tahun lalu, merantau ke Jakarta merupakan pilihan yang tepat bagi mereka yang ingin memperoleh keuntungan dari pertumbuhan ekonomi dan menjalankan usaha, seperti Ibu carsuni yang mempunyai alasan yang sama untuk menumbuhkan ekonomi keluarganya dan membangun usaha. Kota Jakarta sebagai ibu kota dan pusat bisnis Indonesia menawarkan potensi pasar yang besar dengan populasi yang padat dan daya beli yang tinggi. Dengan merantau ke Jakarta, tempe dan mendoan ibu carsuni laku dan banyak diminati pembeli ketimbang peminat dipekalongan. Dengan berbagai keuntungan ekonomi dan peluang yang tersedia, merantau ke Jakarta menjadi pilihan yang menjanjikan bagi ibu carsuni yang ingin mencapai kesuksesan dalam dunia usaha. Dengan memproduksi tempe ini jelas mengembangkan perekonomian, karena mata pencaharian daerah tersebut banyaknya produksi tempe, mendoan, tahu, oncom, dan lainnya, untuk mencari bahan bakunya pun mudah karena ada yang menjual kedelainya. Target pasar ibu carsuni adalah penjual yang menggunakan gerobag, dan orang-orang sekitar yang tinggal dilingkungannya. Biasanya ibu carsuni memproduksi dalam sehari sekitar 60 bungkus tempe mendoan, bahkan ibu carsuni mengatakan pernah melonjak produksi sampai 90 bungkus, namun pernah juga mengalami penurunan drastis produksi yang sangat turun pada saat masa pandemi serta saat akan tiba lebaran.
Memproduksi tempe bukanlah hal yang mudah dilakukan, karena proses pembuatannya butuh tiga sampai empat hari untuk mendapatkan hasil yang maksimal agar bisa dijual dipasaran. Produksi tempe melibatkan serangkaian tahap penting yang dimulai dengan persiapan bahan baku. Kedelai menjadi bahan dasar utama tempe, yang direndam dalam air untuk melunakkannya dan kemudian dikupas kulit luar kedelainya. Setelah itu, kedelai dicuci dan dikeringkan. Tahap selanjutnya adalah pembuatan ragi tempe, seetelah dikeringkan dan ditunggu dalam sehari. Campuran ini diaduk hingga merata, sehingga setiap butir kedelai terlapisi ragi dengan baik. Setelah itu, kedelai yang telah tercampur dengan ragi tempe ditempatkan dalam wadah yang bersih dan ditumpuk dalam lapisan. Wadah tersebut dilapisi dengan daun pisang atau plastik untuk menjaga kelembaban dan mencegah kontaminasi. Proses fermentasi kemudian terjadi selama 2448 jam pada suhu yang sesuai biasanya antara 30 hingga 35 derajat Celsius. Ibu Carsuni bercerita sering gagal hasil tempenya ketika fermentasi karena beberapa faktor, dan seringnya yaitu karena cuaca.
Apa ada dampak perubahan pada masyarakat sekitar? Usaha tempe mendoan ini sangat menguntungkan masyarakat dalam mencari matapencaharian. Apalagi ibu Carsuni menjelaskan bahwa usahanya dibantu oleh keluarganya untuk memproduksi dan juga mempunyai sejumlah karyawan. Dijelaskan juga bahwa ada 1 karyawan yang sebelum bekerja ditempat tersebut tidak bekerja sama sekali atau pengangguran, dan sejak bekerja disitu ia dapat mengalami pendapatan yang baik.
Apakah usaha produksi tempe mendoan ini berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat? Tentu berpartisipasi dalam kegiatan warga yang mendominasi usahanya tempe, mendoan, tahu, dan ocom. Selain ibu Carsuni yang memiliki usaha ini, tentunya banyak juga yang mempunyai usaha tersebut disekitar lingkungan tersebut. Karena harga pasar tempe mendoan ini tidak tentu dan bisa diambil harga miring, jadi kompetitif harga menjadi salah satu saingan dalam mendapatkan target pembeli.
Apakah ada hal besar yang didapatkan dari memproduksi tempe mendoan ini? Tentunya tempe mendoan ini sangat mengunungkan bagi saya dan keluarga. Banyak yang telah saya dapatkan dari hasil memproduksi ini seperti membeli rumah, mobil, motor, dan kebutuhan membiayai anak-anaknya.
Sebelum membuka usaha produksi tempe mendoan ini, ibu Carsuni jualan gorengan gerobak dijalan dan membuat tempe sendiri. Suatu saat ada yang membeli hasil tempenya dan pada saat itulah mengalirnya usaha ini menjadi produksi tempe mendoan. Ibu Carsuni pun meninggalkan usaha jualan gorengannya dan berpindah ke produksi tempe mendoan, karena pendapatan dari produksi tempe mendoan sangat melonjak drastis untuk ekonominya dan mengalami perubahan ekokonomi yang signifikan. Beliau menerangkan bahwa usaha ini akan terus berlanjut sampai ke anak cucunya karena jika ditinggalkan sangat disayangkan untuk pendapatan yang sangat bagus tersebut. Beliau bilang bahwa usaha tersebut sudah seperti mendarah daging yang tidak bisa ditinggalkan.
Bagaimana cara ibu mengatasi pelonjakan ekonomi saat pandemi? Tentunya tidak mengalihkan usaha ibu Carsuni ke usaha lain dan tetap memproduksi tempe mendoan. Pelonjakan ekonomi saat itu memang turun drastis namun kebutuhan hidupnya tetap tercukupi.
Dapat disimpulkan bahwa usaha produksi tempe mendoan yang dilakukan oleh ibu Carsuni sangat menguntungkan bagi masyarakat sekitar. Usaha ini memberikan kesempatan kerja bagi orang yang sebelumnya menganggur, serta memberikan dampak positif pada perekonomian keluarga Carsuni. Meskipun terdapat persaingan harga yang kompetitif, usaha ini tetap berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat. Selain itu, produksi tempe mendoan ini juga memberikan keuntungan finansial yang signifikan bagi ibu Carsuni dan keluarganya, sehingga ia dapat membeli rumah, mobil, motor, dan membiayai kebutuhan anak-anaknya. Ibu Carsuni juga berhasil mengatasi pelonjakan ekonomi saat pandemi dengan tetap memproduksi tempe mendoan. Merantau ke Jakarta dan memproduksi tempe mendoan di sana merupakan pilihan yang tepat bagi ibu Carsuni untuk meningkatkan perekonomian keluarganya. Proses produksi tempe mendoan membutuhkan waktu dan tahapan yang cukup kompleks, namun ibu Carsuni mampu menghadapinya dengan baik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI