Aksesibilitas adalah salah satu yang menjadi indikator untuk menilai tingkat kesiapan dan kualitas destinasi wisata. Dalam konteks Taman Hutan Raya Djuanda (Tahura), aksesibilitas untuk menuju ke Lokasi Tahura masih memiliki tantangan yang cukup mengganggu. Meskipun jalur menuju Tahura masih bisa dilalui oleh mobil pribadi, tapi terdapat kendala dimana jalanannya itu sangat sempit sehingga sangat sulit ketika ada 2 mobil berpapasan, terlebih untuk bus yang menganggut rombongan, pasti akan membuat akses jalan menjadi macet parah, untuk kualitas aspal juga masih kurang bagus, banyak jalanan yang bolong atau retak. Meski demikian, untuk pengunjung yang menggunakan sepeda motor dinilai lebih nyaman dan efisien untuk menuju ke Tahura. Namun untuk pengendara baik itu mobil atau motor harus lebih berhati-hati karena jalanan curam dan banyak lubang yang bisa membahayakan keselamatan.
Tahura menyediakan tempat parkir yang sudah cukup memadai. Terdapat total 3 titik untuk tempat parkir yang disediakan resmi dari Tahura. Untuk tempat parkir utama mampu menampun motor, mobil, hingga bus pariwisata. Hal ini menunjukan bahwa pengelola sudah memperkirakan bahwa tingkat kunjungan ke Tahura itu sangat tinggi. Namun saat musim liburan tiba atau ketika akhir pekan, area parkir yang sudah luas masih sering penuh, untuk solusinya pengelola sudah bekerja sama dengan tempat usaha disekitar Tahura yang mempunyai lahan luas, contohnya, menurut Nadira sebagai bagian Informasi di front office, pengelola Tahura sudah bekerja sama dengan 372 Kopi Dago Pakar untuk mengantisipasi membludaknya pengunjung pada musim liburan dan akhir pekan sebagai alternatif tempat parkir tambahan bagi pengunjung Tahura. Meskipun ini sudah menjadi upaya pengelola untuk mencegah penumpukan kendaraan di Jalan Pakar, namun masih menyebabkan kemacetan, dan diperlukan sistem manajemen parkir yang lebih baik lagi seperti ekspansi lahan parkir agar lalu lintas tetap tertib.
Pentunjuk arah menuju berbagai spot wisata di dalam area Tahura sudah sangat baik dan jelas, wisatawan yang berasal dari luar kota dapat dengan mudah menemukan arah menuju spot spot utama di Tahura, seperti Curug Omas Maribaya, penangkaran rusa, dan gua bersejarah yaitu gua Jepang dan gua Belanda. petunjuk yang ada sudah dilengkapi dengan informasi jarak yang sangat membantu wisatawan dalam memperkirakan waktu tempuh. Dengan tersedianya sistem navigasi yang jelas dan informatif, pengalaman wisatawan yang baru pertama kali menjelajah Tahura menjadi lebih nyaman dan terarah.
Salah satu aspek aksesibilitas yang patut diapresiasi yaitu ketersediaan fasilitas bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan juga penyandang disabilitas. Sebagian besar rute di Tahura sudah dibeton sehingga jauh lebih aman dan nyaman untuk dilalui. Selain itu, dipasang juga dengan rapih "guiding block" (ubin berpola untuk tunanetra) yang sangat memudahkan penyandang disabilitas dalam menavigasi area Tahura. Saluran air di sisi jalan pun sudah dibangun untuk mencegah genangan yang dapat menyebabkan jalan menjadi licin. Aspek ini sangat mencerminkan bahwa Tahura berkomitmen untuk mewujudkan wisata yang ramah bagi semua kalangan, serta menjadi nilai tambah bahwa tahura merupakan destinasi wisata alam yang modern.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI