Dunia digital yakni sebagai peradaban maju dengan perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) pada tiap sisinya, ilmu yang di tumbuh kembangankan oleh manusia dalam memudahklan segala bentuk kegiatan dan produktivitas sebagai aplikasi pengetahuan setiap individu. IPTEK membawa hal-hal perubahan yang sangat besar dampaknya dengan menjadikan perkembangan global serta dapat mendorong kemajuan di tiap lapisan belahan dunia dalam peradaban manusia, perkembangan global terhadap perubahan digitalisasi pada beberapa sektor termasuk pada proses pertumbuhan ekonomi semakin menjadi daya tarik tersendiri dan mempunyai sisi manfaat untuk mendorong dalam peningkatan stabilitas beberapa sektor industri, unit mikro, makro dan juga pada sektor pariwisata namun tidak dipungkiri bahwa kemajuan IPTEK pada bidang ekonomi mempunyai sisi negatif di samping sisi kebermanfaatannya.
Kemudian perkembangan global telah menjangkau beberapa sektor penting yang dampaknya akan terasa signifikan baik dalam pemanfaatan serta keberlangsungan sosial budaya.
Kemudahan menjangkau beberapa lama media dan platform digital yang tersebar di media sosial selanjutnya tidak terkecuali adalah maraknya E-Commerce yang menawarkan segala bentuk kemudahan agar para konsumen mempunyai daya beli yang tinggi dengan beberapa penawaran seperti adanya keringanan biaya ongkos kirim, segala bentuk diskon yang besar-besaran, mudahnya memperoleh cashback di setiap pembelian hingga pembayaran dengan sistem pay later.
Masyarakat dengan sangat mudah memperoleh barang dari berbagai daerah dan pasar luar negeri dengan hanya melakukan scrolling gawai mereka sembari bersantai di rumah dan mencari penawaran diskon yang menjadi daya tarik tersendiri.
Menurut Kotler dalam bukunya, beberapa faktor dapat menjadi pemicu dalam budaya konsumtif masyarakat terhadap adanya kemudahan transaksi digital dan mendorong perilaku konsumen adalah faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis
Masyarakat setiap harinya pasti tidak akan lepas dengan kegiatan  konsumtif yakni berbelanja kebutuhan pokok yang mana kegiatan konsumtif semacam ini adalah kebutuhan dalam hal pemenuhan kebutuhan primer, sekunder dan tersier.
Namun, pada kenyataannya semakin mudahnya transaksi digital pola konsumtif masyarakat menjadi tidak terarah dan sering mengalami konsumtif yang tidak semestinya, mungkin  hal ini dapat dibenarkan karena hal tersebut ialah hak pribadi untuk membelanjakan harta yang mereka miliki. Tetapi adanya faktor-faktor yang akan timbul dan mengarahkan kepada sisi yang kurang bermanfaat seperti membeli barang bukan karena nilai kebermanfaatan melainkan karena untuk gaya hidup, demi sebuah gengsi karena pengaruh tayangan iklan media sosial.
Selanjutnya masyarakat akan merasa sedang berkompetisi dan mungkin semisal ada yang terhalang karena finansial yang kurang mencukupi apakah tidak mungkin masyarakat akan mencoba penawaran dalam bentuk paylater yang sangat menjanjikan kemudahan, tanpa pikir panjang pembelanjaan yang tidak semestinya dari segi kebutuhan manfaat akan pada akhirnya memicu lingkungan sosial mereka dengan memanfaatkan segala kemudahan penawaran untuk berlomba-lomba memiliki barang hedonis yang tergiur dari tayangan iklan media sosial.
Kesadaran dalam penggunaan transaksi digital sangat perlu sebagai edukasi pada masyarakat karena terdapat ketidakmampuan individu dalam mengatur finansial yang dimiliki yang akhirnya memicu sikap konsumtif dan berdampak pada perekonomian serta stabilitas ekonomi masyarakat di masa yang akan datang seiring berjalanya perkembangan global dengan segala kemudahan di dunia digital.Â
