Mohon tunggu...
H. H. Sunliensyar
H. H. Sunliensyar Mohon Tunggu... Penulis - Kerani Amatiran

Toekang tjari serpihan masa laloe dan segala hal jang t'lah oesang, baik jang terpendam di bawah tanah mahoepun jang tampak di moeka boemi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ada Lukisan Chromolithography Antik di Pedalaman Jambi

3 November 2019   11:53 Diperbarui: 17 November 2019   18:03 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan chromolithography antik dari Kerinci. Dokpri

Suatu hari saya terniat untuk membersihkan gudang di rumah tua yang kini ditempati nenek. Ia menghuni rumah peninggalan orangtuanya, yang dibangun sekitar tahun 1925. Rumah yang dibangun dengan campuran arsitektur Sumatra dan Belanda.

Gudang penyimpanan itu terletak di bagian rumah paling dalam, letaknya agak tinggi dari ruang yang lain. Kondisi gudang itu sungguh gelap, dipenuhi debu yang menumpuk, pengap dan sesak. Saya tak kuat berlama-lama berada di sana. 

Di dekat pintu gudang itu, tepatnya di sebelah kiri pintu masuk saya melihat bingkai-bingkai (frame) yang sudah usang. Beberapa di antaranya rusak parah dengan bingkai kaca yang telah pecah. Sebagian lagi masih utuh tetapi ditutupi oleh debu yang menumpuk.

Entah mengapa saya tergerak untuk memeriksa bingkai-bingkai itu. Banyak di antaranya bingkai kosong atau lukisan kaca yang memuat nama dan tanggal lahir seseorang --yang kebetulan nama dari saudara-saudara nenek -- namun ada satu lukisan yang menarik perhatian saya. 

Lukisan itu tampak menggambarkan perkotaan dengan gedung-gedung berarsitektur Eropa. Saya kemudian membawa keluar lukisan itu, lalu mengeluarkan dari bingkai kacanya yang telah kotor. 

Saya awalnya menyangka lukisan itu dilukis di atas kanvas, tapi tak dinyana bahwa itu hanyalah lukisan cetak belaka. Seperti lukisan-lukisan yang biasa dicetak di kelender. Tak begitu bernilai dibanding lukisan kanvas.

Kondisi lukisan lumayan masih bagus, cuma bagian pinggirnya saja yang telah rapuh dan sedikit terkelupas. Selain itu, terlihat ada bekas terkena rembesan air.

Saya lalu memeriksa dengan seksama tulisan yang ada di pinggirnya. Pertama-tama terlihat tanda tangan si pelukis yaitu Rob. Kammerer di bagian bawah lukisan.

Tanda tangan Robert Kmmerer si pelukis. Dokpri
Tanda tangan Robert Kmmerer si pelukis. Dokpri
Di tepi kiri, terdapat judul lukisan yang berbunyi "Avenida de Liberdade, Lisbonne-Lisbona-Lisbon" dan di tepi kanan bagian atas tertulis "printed in Germany" yang menandakan bahwa gambar ini dicetak di Jerman. 

Keterangan judul lukisan. Dokpri
Keterangan judul lukisan. Dokpri

Karena awalnya disangka tidak begitu bernilai, lukisan ini kemudian kembali dimasukkan ke dalam bingkainya.

Beberapa hari kemudian saya masih penasaran dengam gambar ini, mengapa gambar yang dicetak biasa meski dibingkai dengan bagus dan kemudian dipajang. Tentu bagi pemiliknya sesuatu yang bernilai di masa lalu. 

Dengan bantuan mesin pencarian google saya kemudian mengetik kata kunci "Rob. Kammerer" nama sipelukis. Di sana keluarlah biografi singkat yang menyatakan bahwa ia yang bernama asli Robert Kammerer adalah seorang  pelukis asal Jerman yang aktif sejak abad ke-19 M. Lukisan-lukisannya banyak dicetak dengan teknik chromolithography. 

Penelusuran terus berlanjut, bahwa teknik chromolithography ini adalah teknik cetak berwarna yang pertama kali dikenal di Eropa pada abad ke-19.

Kebanyakan perusahaan-perusahaan di Jerman mencetak lukisan-lukisan dengan teknik ini untuk dipasarkan atau sebagai kartu pos pada abad tersebut. Dengan demikian, lukisan ini menjadi salah satu bukti perkembangan teknik cetak warna di dunia.

Sadar bahwa lukisan ini antik dan berharga karena keindahan, teknik pencetakan dan usianya. Saya kembali membuka lukisan ini dari bingkainya untuk melihat kembali judul lukisan tersebut karena saya tidak mengingatnya.

Kemudian saya mengetik kembali judul lukisan di mesin pencarian. Muncullah gambar lukisan yang sama persis. Lukisan tersebut menjadi koleksi Museu de Lisboa, di Spanyol, dari sana diperoleh informasi bahwa lukisan ini dicetak pada rentang tahun 1886-1900. 

Informasi dari Museu de Lisboa, Spanyol. Dokpri
Informasi dari Museu de Lisboa, Spanyol. Dokpri

Sangat menarik bagi saya, mengapa lukisan yang jauh-jauh dari Jerman bisa ditemukan di rumah nenek saya yang lokasinya di Kerinci, Pedalaman Jambi (sekitar 420 Km dari Kota Jambi) dan lukisan itu tanpaknya dikirim pada zaman kolonial saat informasi dan sarana pengiriman jarak jauh masih terbatas.

Saya berasumsi bahwa mungkin lukisan ini hadiah dari orang Eropa atau pejabat Kolonial Belanda kepada beliau di masa lalu. Sebab kalau ditelisik sejarah kakek buyut saya, beliau salah satu saudagar kaya di Kerinci pada masa Kolonial. Ayah beliau juga kepala Mendapo (Mendaporaad), jawatan setingkat camat atau kepala district di masa lalu. 

Tak bisa dibayangkan, seandainya bukan saya yang menemukan kembali lukisan ini. Bisa jadi berakhir di tungku perapian karena dianggap tak berharga, lusuh dan terlihat usang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun