Dengan bantuan mesin pencarian google saya kemudian mengetik kata kunci "Rob. Kammerer" nama sipelukis. Di sana keluarlah biografi singkat yang menyatakan bahwa ia yang bernama asli Robert Kammerer adalah seorang pelukis asal Jerman yang aktif sejak abad ke-19 M. Lukisan-lukisannya banyak dicetak dengan teknik chromolithography.Â
Penelusuran terus berlanjut, bahwa teknik chromolithography ini adalah teknik cetak berwarna yang pertama kali dikenal di Eropa pada abad ke-19.
Kebanyakan perusahaan-perusahaan di Jerman mencetak lukisan-lukisan dengan teknik ini untuk dipasarkan atau sebagai kartu pos pada abad tersebut. Dengan demikian, lukisan ini menjadi salah satu bukti perkembangan teknik cetak warna di dunia.
Sadar bahwa lukisan ini antik dan berharga karena keindahan, teknik pencetakan dan usianya. Saya kembali membuka lukisan ini dari bingkainya untuk melihat kembali judul lukisan tersebut karena saya tidak mengingatnya.
Kemudian saya mengetik kembali judul lukisan di mesin pencarian. Muncullah gambar lukisan yang sama persis. Lukisan tersebut menjadi koleksi Museu de Lisboa, di Spanyol, dari sana diperoleh informasi bahwa lukisan ini dicetak pada rentang tahun 1886-1900.Â
Sangat menarik bagi saya, mengapa lukisan yang jauh-jauh dari Jerman bisa ditemukan di rumah nenek saya yang lokasinya di Kerinci, Pedalaman Jambi (sekitar 420 Km dari Kota Jambi) dan lukisan itu tanpaknya dikirim pada zaman kolonial saat informasi dan sarana pengiriman jarak jauh masih terbatas.
Saya berasumsi bahwa mungkin lukisan ini hadiah dari orang Eropa atau pejabat Kolonial Belanda kepada beliau di masa lalu. Sebab kalau ditelisik sejarah kakek buyut saya, beliau salah satu saudagar kaya di Kerinci pada masa Kolonial. Ayah beliau juga kepala Mendapo (Mendaporaad), jawatan setingkat camat atau kepala district di masa lalu.Â
Tak bisa dibayangkan, seandainya bukan saya yang menemukan kembali lukisan ini. Bisa jadi berakhir di tungku perapian karena dianggap tak berharga, lusuh dan terlihat usang.Â