Mohon tunggu...
H. H. Sunliensyar
H. H. Sunliensyar Mohon Tunggu... Penulis - Kerani Amatiran

Toekang tjari serpihan masa laloe dan segala hal jang t'lah oesang, baik jang terpendam di bawah tanah mahoepun jang tampak di moeka boemi

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Telaah Kebohongan Prabowo

6 Januari 2019   00:06 Diperbarui: 6 Januari 2019   00:33 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di dalam KBBI, bohong diartikan sebagai  tidak sesuai dengan hal (keadaan dan sebagainya) yang sebenarnya; dusta; bukan hal sebenarnya. Jadi, seseorang bisa dikatakan berbohong bila ia menyampaikan sesuatu hal yang tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya. 

 Lantas bagaimana bila ada suatu kasus misalnya, seseorang meyakini betul bahwa ia pernah melihat hantu di suatu tempat, kemudian menyampaikannya namun orang lain tidak melihatnya. Apakah orang itu berbohong atau tidak? 

Tentu saja bagi "orang yang merasa melihat hantu" dirinya tidak berbohong, karena ia menyampaikan apa yang benar-benar dilihat, didengar dan dirasakannya sendiri. Namun, bagi orang yang tak mampu melihatnya, jelas "orang yang melihat hantu" itu berbohong. 

Narasi di atas menggambarkan bahwa "kebohongan" itu sebenarnya adalah konstruksi publik, apa yang diyakini banyak orang. Seseorang bisa saja menyampaikan sesuatu sesuai dengan apa yang diindranya, namun karena publik tidak dapat "mengindra" sebagaimana orang tersebut, lantas ia dikatakan berbohong. 

Saya tertarik dengan kasus Prabowo yang baru-baru dinilai "berbohong" oleh publik. Untuk itu saya cari potongan transkrip ceramah Prabowo sebagai berikut (lihat di sini):

"...Saya dapat laporan di RSCM ada alat pencuci ginjal dan seharusnya hal itu punya saluran-saluran dari plastik, dari karet, dan tentunya dipakai satu orang satu kali. Saya dengar ada yang melaporkan kepada saya di RSCM hari ini dipakai 40 orang......"

Kalau ditelaah pernyataan di atas tampak Prabowo menyampaikan "perihal" --dalam hal ini tentang alat cuci darah di RSCM--dari apa yang didengarnya berdasarkan informasi seseorang. 

Dalam hal ini, Prabowo dapat dikatakan berbohong bila ia menyampaikan hal yang tidak sesuai dengan apa yang didengarnya tersebut dan untuk mengetahui bohong atau tidaknya harus dikonfirmasi kepada orang yang menyampaikan informasi kepada Prabowo. 

Namun, bila Prabowo disangkakan berbohong karena bantahan RSCM tentulah tidak dapat diterima. Jikalau-pun RSCM benar (tidak berbohong) maka yang berbohong adalah orang yang menyampaikan informasi kepada Prabowo.,

"Saya dengar dari si anu mobil itu warnanya hitam, namun setelah dikonfirmasi oleh si pemilik mobil ternyata warnanya merah" saya atau si anu yang berbohong?

Sebagaimana jurus kuno yang sering dimainkan lawan politiknya, jadilah pernyataan ini digoreng habis-habisan di media massa. Prabowo dikonstruksi seolah-olah menjadi seorang pembohong kepada masyarakat oleh para pembencinya, bejat bukan? Tak ingat dosa barangkali! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun