Mohon tunggu...
Hafidz Syechan
Hafidz Syechan Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Account Receivable (Piutang)

29 April 2024   12:15 Diperbarui: 29 April 2024   12:15 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pendahuluan
     Piutang usaha, atau account receivable, adalah elemen kritikal dalam manajemen keuangan sebuah perusahaan, sering disebut sebagai nadi yang mengantarkan aliran dana dari penjualan kredit. Ini merujuk pada uang yang harus dibayarkan oleh pelanggan kepada perusahaan untuk barang atau jasa yang telah diterima namun pembayarannya belum dilunasi. Fungsi ini sangat vital karena piutang usaha merepresentasikan penerimaan uang di masa depan yang penting untuk pembiayaan operasi dan ekspansi bisnis.
     Pentingnya piutang usaha tidak hanya terbatas pada domain akuntan tetapi juga berlaku bagi semua pemangku kepentingan dalam sebuah organisasi. Pengetahuan mendalam tentang piutang usaha membantu dalam merumuskan kebijakan kredit, memonitor kesehatan keuangan, dan mengurangi risiko kerugian, sehingga mendukung pengambilan keputusan strategis dalam bisnis. Sebagai contoh sederhana dari transaksi piutang usaha, misalkan sebuah perusahaan percetakan menjual bahan iklan pada kredit kepada klien dengan perjanjian pembayaran dalam 45 hari. Transaksi ini akan dicatat sebagai piutang, menunjukkan hak perusahaan untuk menerima uang pada periode yang akan datang.

Piutang usaha memainkan peran penting dalam bisnis karena:
*Meningkatkan penjualan: Memberikan pilihan pembayaran kredit kepada pelanggan dapat menarik lebih banyak pembeli dan meningkatkan penjualan.
*Meningkatkan arus kas: Meskipun pembayaran tidak diterima secara langsung, piutang usaha tetap memberikan gambaran tentang potensi penerimaan kas di masa depan.
*Meningkatkan keuntungan: Piutang usaha yang tertagih dengan baik akan meningkatkan keuntungan perusahaan.

Jenis-jenis Piutang Usaha
     Dalam dunia bisnis, kelancaran arus kas merupakan kunci utama keberhasilan. Salah satu komponen penting dalam arus kas adalah piutang usaha (account receivable). Piutang usaha adalah hak klaim perusahaan atas pembayaran dari pelanggan atas barang atau jasa yang telah mereka beli secara kredit. Memahami jenis-jenis piutang usaha dan cara mengelolanya secara efektif menjadi krusial bagi para pelaku bisnis.
     Piutang usaha timbul ketika perusahaan memberikan barang atau jasa kepada pelanggannya secara kredit, dengan kesepakatan untuk pembayaran di kemudian hari. Piutang ini dicatat sebagai aset lancar dalam neraca perusahaan.
Piutang usaha dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis, berdasarkan sumber dan karakteristiknya:

1. Piutang Dagang (Trade Receivable)
Piutang dagang adalah jenis piutang usaha yang paling umum, timbul dari penjualan barang atau jasa secara kredit kepada pelanggan. Piutang ini biasanya memiliki jangka waktu pembayaran yang singkat, seperti 30 hari atau 60 hari.
Contoh:
*Penjualan laptop secara kredit kepada PT. Citra Mandiri dengan tempo 30 hari.
*Penjualan jasa desain grafis kepada CV. Karya Kreatif dengan tempo 60 hari.

2. Piutang Wesel (Note Receivable)
Piutang wesel adalah piutang usaha yang timbul dari penerimaan wesel tagih dari pelanggan sebagai bukti janji pembayaran. Wesel tagih ini berisi informasi seperti nama penarik, nama penerima, tanggal jatuh tempo, dan nominal pembayaran.

Contoh:
*Penerimaan wesel tagih senilai Rp10.000.000 dari PT. Cahaya Gemilang dengan tanggal jatuh tempo 2 bulan dari tanggal penerimaan.
*Penerimaan wesel tagih senilai Rp5.000.000 dari CV. Permata Nusantara dengan tanggal jatuh tempo 3 bulan dari tanggal penerimaan.

3. Piutang Lain-lain (Other Receivables)
Piutang lain-lain adalah piutang usaha yang tidak termasuk dalam piutang dagang atau piutang wesel. Piutang ini dapat timbul dari berbagai sumber, seperti:
*Piutang bunga: Bunga yang diterima dari investasi atau pinjaman yang diberikan kepada pihak lain.
*Piutang dividen: Dividen yang diterima dari kepemilikan saham di perusahaan lain.
*Piutang gaji karyawan: Gaji yang dibayarkan di muka kepada karyawan.
*Piutang restitusi pajak: Pengembalian kelebihan pembayaran pajak dari Direktorat Jenderal Pajak.

Contoh:

*Penerimaan bunga senilai Rp2.000.000 dari investasi di Bank Mandiri.
*Penerimaan dividen senilai Rp1.500.000 dari kepemilikan saham di PT. Global Jaya.
*Pembayaran gaji di muka kepada karyawan senilai Rp3.000.000.
*Penerimaan restitusi pajak senilai Rp4.000.000 dari Direktorat Jenderal Pajak.

Perbedaan Jenis Piutang Usaha
Perbedaan utama antara jenis-jenis piutang usaha terletak pada sumber dan karakteristiknya:
*Piutang dagang: Timbul dari penjualan barang atau jasa secara kredit, biasanya memiliki jangka waktu pembayaran yang singkat.
*Piutang wesel: Timbul dari penerimaan wesel tagih sebagai bukti janji pembayaran, memiliki dokumen pendukung yang kuat.
*Piutang lain-lain: Timbul dari berbagai sumber di luar penjualan barang atau jasa, memiliki karakteristik yang beragam.

Siklus Piutang Usaha
     Siklus piutang usaha merupakan rangkaian aktivitas yang dilalui perusahaan dalam mengelola piutangnya, mulai dari penciptaan piutang hingga penagihan dan penghapusan piutang tak tertagih. Memahami siklus ini sangat penting bagi perusahaan untuk memastikan kelancaran arus kas dan meminimalkan risiko kerugian dari piutang tak tertagih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun