Desa Sidorejo, 10 Agustus 2025 — Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang tergabung dalam program UNNES GIAT 12 NGEOPENI JATENG melaksanakan pelatihan pembuatan eco enzyme kepada ibu-ibu PKK Desa Sidorejo. Kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja mahasiswa KKN yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Kuliah Kerja Nyata (PPKKN) LPPM UNNES bersama mitra desa, dengan tujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah organik.
Program ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan KKN mahasiswa Universitas Negeri Semarang yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat salah satunya melalui edukasi lingkungan. Menurut data yang diperoleh mahasiswa selama survei awal, sebagian besar warga Desa Sidorejo masih membuang sampah organik bercampur dengan sampah anorganik, sehingga mengurangi peluang daur ulang dan menimbulkan bau tidak sedap di lingkungan.
Dengan melihat permasalahan tersebut, tim KKN memutuskan untuk memperkenalkan eco enzyme sebagai salah satu solusi praktis. Eco enzyme sendiri adalah cairan hasil fermentasi limbah organik seperti kulit buah, sisa sayur, gula merah atau molase, dan air. Cairan ini dapat digunakan sebagai pembersih alami, pupuk cair organik, pestisida alami, hingga pengharum ruangan.
Kegiatan diawali dengan pemaparan materi oleh, Hafidz Ade Firmansyahh. Ia menjelaskan secara rinci pengertian eco enzyme, manfaatnya, dan alasan mengapa masyarakat perlu memproduksinya sendiri. Dalam paparannya, Hafidz menekankan bahwa pembuatan eco enzyme tidak membutuhkan peralatan rumit dan dapat dilakukan di rumah dengan biaya rendah.
1. Menyiapkan bahan: kulit buah atau sisa sayur, gula merah atau molase, dan air bersih dengan perbandingan tertentu (10:1:3).
2. Proses pencampuran: semua bahan dimasukkan ke dalam wadah yang memiliki tutup rapat.
3. Fermentasi: wadah disimpan di tempat sejuk dan teduh selama kurang lebih 3 bulan, dengan pembukaan tutup sesekali untuk mengeluarkan gas hasil fermentasi.
4. Pemanenan: setelah cairan berwarna cokelat dan beraroma asam manis, eco enzyme siap digunakan.
Suasana pelatihan berlangsung interaktif, dengan banyak pertanyaan yang diajukan oleh ibu-ibu PKK terkait lama fermentasi, penggunaan jenis kulit buah tertentu, hingga cara penyimpanan yang aman. Ibu-ibu PKK tampak antusias mengikuti kegiatan. Beberapa bahkan mencatat langkah-langkahnya secara detail agar bisa dipraktikkan di rumah. Salah satu peserta, mengaku baru pertama kali mengetahui bahwa kulit buah dan sisa sayuran bisa diubah menjadi cairan yang serba guna.
"Selama ini saya buang saja kulit buah dan sisa sayuran ke tempat sampah. Ternyata bisa diolah jadi pembersih rumah dan pupuk tanaman. Sangat bermanfaat sekali," ujarnya.