Mohon tunggu...
haerul said
haerul said Mohon Tunggu... Guru - Membaca dan menulis sudah menjadi candu.

Menulis melengkapi bacaan...

Selanjutnya

Tutup

Financial

Resesi dan Singkong

26 Juli 2020   10:24 Diperbarui: 26 Juli 2020   10:44 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya dengar kabar bahwa di Singapura sudah terjadi resesi ekonomi, apa betul itu?

Tapi saya belum paham juga sih apa itu resesi, apakah masyarakat di sana ngk bisa lagi mengadakan acara-acara semacam pesta? Atau daya beli turun drastis?

Dan di Indonesia, masih dalam suasana pandemi gini, ada "peramal ekonomi" yang berkata bahwa negeri ini juga akan mengalami resesi.

Mmhh... Bagi seorang pengangguran yang punya kerajaan atau dikenal dengan nama "pengangguran empire", makna resesi mungkin tak jauh beda dengan masa yang disebut normal. Di mana masa ini masih terjadi korupsi besar-besaran dan adu kelicikan dalam manuver-maniver politik.

Kongkalikong dalam korupsi yang bisa meloloskan buronan sebenarnya bukan masa yang normal, itu masa yang paling sangat krisis, lebih krisis dari krisis. Maka bermunculanlah segala macam bentuk kritikan yang kadang menjadi tumpangan gelap.

Indonesia dengan kekayaan alam yang sangat melimpah, sudah pernah mengalami krisis yang paling berat. Dan masyarakat mampu bertahan dengan kreatifitas masing-masing.

Misalnya jika beras sulit, ada banyak pilihan yang bisa ditempuh masyarakat, yang jelas bukan import dari Vietnam.

Suburnya tanah negeri ini, adalah anugerah yang wajib disyukuri, maka tak heran jika banyak cara yang rakyat tempuh dalam mengekspresikan syukur itu.

Ada yang melakukan bacaan doa-doa, sesajen, dan lain-lain. Semua itu dilakukan masyarakat, karena mereka merasakan bahwa dunia ini memang terbatas, sehingga penasaran bahwa setelah dunia ini, bagaimana bentuk yang tak terbatas itu?

Yahh...agak berat sih membahas hal-hal seperti ini, bahkan bisa salah paham loh.

Tapi bagaimana pun, wajib, tetap berpikir dan mengkajinya, dan itu adalah tindakan yan baik, daripada membuat penilaian tergesa-gesa.  Dan parahnya lagi, jika menilai cara orang lain sebagai hal yang salah. Bisa ribut ngak karu-karuan, padahal aslinya kita sebagai manusia mau hidup damai dan tenteram kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun