Mohon tunggu...
Hadiyan
Hadiyan Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar Universitas Muhammadiyah Jakarta Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Minat pada Studi Islam dan Sosial

Selanjutnya

Tutup

Book

Membumikan Pesan Langit

26 Juni 2023   05:35 Diperbarui: 27 Juni 2023   13:16 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Panji Masyarakat

Memperingati 100 hari dari wafatnya Prof. KH. Ali Yafie (25/02/2023), diselenggarakan acara Peluncuran Buku "K.H. Ali Yafie Membumikan Pesan Langit Tapak Perjuangan, Catatan dan Kesan para Sahabat, Murid dan Keluarga", pada Ahad 25 Juni 2023 di Gedung Muamalat Tower, Jakarta. Hadir banyak tokoh dalam kegiatan ini, seperti Buya Anwar Abbas yang merupakan Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia, Hj. Sintia Nuriyah Abdurrahman Wahid, Prof. Dr. Jimli Asshiddiqie, Adiwarman Karim, Prof. Dr. Amany Lubis, termasuk aktivis pergerakan Dipo Alam dan Hariman Siregar.  

Acara juga menampilkan video ucapan selamat atas peluncuran buku dan kesakasian dari Wakil Presiden, Prof. Dr. KH. Ma'ruf Amin. 

Sebagaimana dicatat oleh editor buku ini, A Suryana Sudrajat, "Membumikan Pesan Langit" maksudnya buku ini ingin mengungkap apa dan bagaimana Kiai Ali Yafie menangkap pesan-pesan keagamaan dari sumber utamanya yaitu Qur'an dan Hadis dan mengkomunikasikannya kepada banyak orang, khususnya kaum muslimin, sesuai dengan konteks waktu dan tempat , dengan bahasa yang mudah diterima (hal. xxiii)

Buku setebal 546 halaman terbitan Panji Masyarakat ini terdiri dari empat bagian :  pertama, tentang Ketokohan, Keulamaan dan Pemikiran K.H. Ali Yafie;  kedua, K.H. Ali Yafie Sang Aktivis Pergerakan; ketiga, K.H. Ali Yafie di Mata Para Sahabat dan Murid; dan keempat, Perjalanan Hidup K.H. Ali Yafie. Total 48 tulisan. Khusus bagian keempat adalah tulisan kesaksian dari pihak keluarga. Kami sendiri menulis pada bagian ketiga dengan judul tulisan "Kiai Ali Yafie dan Atensinya pada Ayat al-Birr".

Tentang kepribadian Prof. KH. Ali Yafie, 'cukup'lah dikutip kesaksian mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang ditulisnya pada kolom Majalah Tempo (7/02/1981) sebagai berikut :


"Gerak-geriknya halus, tegur sapanya ramah, suaranya tidak keras dan selalu lebih banyak mendengarkan ucapan orang daripada berucap sendiri. Tingkah lakunya merendah, sesuai dengan akhlak yang dirumuskan dalam kitab-kitab kuno..Tetapi tanda lahiriah yang berupa senyumnya yang khas yang paling tampak dalam pergaulan. Mendengar pujian orang lain ia hanya senyum, mungkin heran mengapa sampai begitu jauh pujian diberikan bagi tindakan atau sifat yang dianggapnya sendiri sebagai hal yang biasa..Bahkan, mendengar kritik pun Kiai Ali selalu tersenyum". (hal. 8) 

Atas kesaksian Gus Dur itu, seorang puteranya menulis, "(Ayah memang) apa adanya". (hal. 488)

Sikap apa adanya ini termasuk terlihat dalam responnya terhadap situasi politik tahun 1998, ketika -menurut Bambang Wiwoho, Pimpinan Panji Masyarakat-terjadi demo besar-besaran terhadap Pemerintahan Orde Baru, ketika K.H. Ali Yafie mengatakan langsung kepada Pa Harto bahwa reformasi yang dituntut oleh mahasiswa adalah bahwa pa Harto harus mundur dari kekuasaan. 

Foto : Dokpri
Foto : Dokpri

Sementara itu tentang keulamaan KH Ali Yafie yang tidak diragukan lagi itu, Anwar Abbas menulis, bahwa beliau adalah seorang ulama besar, ahli fikih dan ushul fikih yang sangat dihormati karena keluasan ilmunya dan kerendahan hatinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun