Di sinilah pentingnya learning agility. Orang yang lincah belajar tidak takut gagal. Mereka berani keluar dari rutinitas, mencoba hal baru, menerima masukan, dan terus bergerak meski jalannya tidak selalu mulus. Seperti anak kecil belajar berjalan, jatuh bangun adalah bagian dari proses. Tidak ada yang instan, tapi selalu ada kemajuan bagi yang mau terus mencoba.
Saya merasa pesan ini bukan hanya relevan untuk wisudawan yang baru menapaki dunia kerja, tetapi juga untuk kita semua yang sudah lama berada dalam rutinitas. Mungkin kita merasa sudah cukup berpengalaman, sudah punya pencapaian, tetapi justru di situlah jebakannya. Pengalaman bisa menjadi kekuatan, tapi juga bisa menjadi penghambat jika membuat kita merasa tidak perlu lagi belajar.
Hidup ini ibarat mendaki. Ada yang berhenti di pos bayangan karena merasa sudah cukup tinggi, lalu duduk menikmati pemandangan. Ada juga yang terus melangkah, meski terengah-engah, karena tahu di atas masih ada pemandangan yang lebih indah. Pertanyaannya sederhana: kita mau berhenti di mana? Apakah kita puas dengan capaian masa lalu, atau kita siap menantang diri untuk terus tumbuh?
Ketika saya mendengar kembali penjelasan tentang performance plateau dan learning agility, saya merasa tertampar sekaligus tersadar. Banyak hal yang dulu saya pahami tapi sempat saya abaikan karena sibuk. Padahal, kelincahan belajar adalah kunci agar kita tetap relevan, tetap tumbuh, dan tetap bermanfaat di tengah perubahan. Dunia tidak menunggu kita siap. Maka pilihan ada di tangan kita: berhenti di plateau, atau melompat dengan learning agility.
Bandung, 26 September 2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI