Dalam pidatonya, H. Rosyidi mengucapkan terima kasih atas kehadiran seluruh pihak, terutama kepada para tokoh senior Muhammadiyah yang tetap setia mendukung pergerakan dakwah.
Ia memberikan pesan penting kepada para pengurus Hizbul Wathan yang baru saja dikukuhkan. "Niatkan dari awal untuk mengabdi. Jangan hanya ingin sekadar dilantik, tapi tidak menjalankan amanah," tegasnya.
Dengan nada prihatin, ia menyinggung dinamika organisasi yang sempat mengalami pergantian pengurus dalam waktu singkat. "Dilantik tahun lalu, kini dilantik lagi. Ini membuat saya menangis dalam hati," ungkapnya.
Tak hanya berpesan soal amanah organisasi, H. Rosyidi juga menegaskan bahwa penyelenggaraan KBIH Muhammadiyah sepenuhnya diniatkan untuk pelayanan, bukan untuk mencari keuntungan pribadi.
"Demi Allah, kami tidak mencari profit sepeser pun. Semua murni untuk melayani jamaah," katanya.
Menjelang akhir sambutannya, H. Rosyidi berbagi pengalaman pribadinya saat menunaikan ibadah haji, mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan di tengah perubahan cuaca ekstrem di Arab Saudi. Ia menutup dengan permohonan maaf lahir batin kepada seluruh warga Muhammadiyah Grobogan, berharap semua calon haji diberi keselamatan, kesehatan, dan kemabruran.
Acara kemudian berlanjut ke puncak hikmah halal bihalal yang disampaikan oleh Prof. Dr. Rozihan, MA daro PWM Jawa Tengah.
Dengan gaya tutur santai, kadang diselingi humor cerdas, Prof. Rozihan mengajak hadirin merenungkan kembali nilai-nilai dasar dalam beragama. Ia mengingatkan pentingnya berinfak, berzakat, dan berwakaf, bukan sekadar sebagai kewajiban, tetapi sebagai kebutuhan spiritual.
"Allah sudah jamin, orang yang bersedekah akan mendapatkan balasan berlipat ganda. Maka jangan takut bersedekah," ujarnya sambil menceritakan pengalaman pribadinya tentang betapa infak yang ikhlas membawa banyak kebaikan dalam hidupnya, termasuk dalam urusan jodoh.
Tak hanya berbicara soal amal sosial, Prof. Rozihan juga mengulas makna mendalam dari ibadah haji. Menurutnya, puncak ibadah haji adalah saat wukuf di Arafah, yang sejatinya merupakan momen untuk berhenti sejenak, merenungi perjalanan hidup, dan bertransformasi menjadi pribadi yang lebih bijak.