Wawancara antara Presiden ke-7 Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), dengan jurnalis senior Najwa Shihab belakangan ini menjadi sorotan publik. Wawancara tersebut tayang di Youtube tanggal 11 Februari 2025, baru 3 hari yang lalu. Menariknya, banyak yang memperhatikan tidak hanya isi percakapan mereka, tetapi juga bahasa tubuh Jokowi selama wawancara. Beberapa pengamat menilai ada perubahan signifikan dalam gestur dan ekspresi Jokowi, yang mencerminkan kondisi mentalnya setelah tidak lagi menjabat sebagai Presiden.
Gestur yang Berbeda dari Biasanya
Salah satu aspek yang paling mencolok dari wawancara ini adalah gerakan kaki Jokowi yang tampak terus bergerak sepanjang durasi wawancara. Kelihatannya seperti seseorang yang sedang menjahit atau mengalami kegelisahan. Ini merupakan pemandangan yang cukup berbeda dibandingkan dengan citra Jokowi selama menjabat sebagai Presiden, di mana ia biasanya terlihat lebih tenang dan percaya diri dalam berbicara di hadapan publik.
Selain itu, suaranya terdengar gemetar dan ragu-ragu, seolah tidak yakin dengan jawaban yang disampaikannya. Ini menimbulkan pertanyaan mengapa seorang mantan Presiden yang telah terbiasa menghadapi media dalam berbagai situasi tampak grogi dalam wawancara ini. Bahkan, keanehan semakin bertambah karena wawancara tersebut dilakukan di kediaman Jokowi di Solo, bukan di studio Najwa Shihab. Seharusnya, sebagai tuan rumah, Jokowi memiliki kendali penuh atas suasana, namun justru yang terjadi sebaliknya.
Banyaknya Potongan dalam Wawancara
Hal lain yang menarik perhatian adalah banyaknya potongan dalam wawancara tersebut. Sejak awal, wawancara sudah mengalami beberapa kali pemotongan, misalnya ketika Najwa bertanya tentang aktivitas Jokowi pasca tidak lagi menjabat sebagai Presiden. Tiba-tiba, wawancara beralih ke pembahasan tentang pertemuan Jokowi dengan Prabowo dan isu "cawe-cawe" dalam politik.
Pemotongan yang cukup panjang ini memunculkan spekulasi bahwa ada bagian wawancara yang sengaja tidak ditayangkan. Kemungkinan, ada pernyataan Jokowi yang dianggap kurang nyaman untuk dipublikasikan. Hal ini semakin menegaskan kesan bahwa wawancara ini telah melalui proses penyuntingan yang ketat agar hanya menampilkan bagian-bagian tertentu yang lebih aman.
Jawaban yang Mengambang dan Klise
Selama wawancara, Jokowi juga beberapa kali memberikan jawaban yang dianggap tidak substansial atau mengambang. Misalnya, ketika ditanya tentang kritik yang muncul terhadap dirinya setelah tidak lagi menjabat, ia hanya menjawab bahwa itu adalah "ekspresi kekalahan Pilpres." Jawaban ini mengingatkan pada narasi yang sering digunakan oleh pendukungnya di media sosial ketika menghadapi kritik terhadap pemerintahan sebelumnya.
Banyak yang menilai bahwa jawaban semacam ini sudah tidak lagi relevan karena Pilpres telah berlalu beberapa bulan yang lalu, dan kritik yang muncul lebih bersifat substantif terhadap kebijakan maupun tindakan yang diambil selama kepemimpinannya. Alih-alih memberikan jawaban yang lebih reflektif atau solutif, jawaban tersebut justru mengesankan bahwa kritik hanya datang dari pihak yang tidak bisa menerima hasil Pilpres.
Apa yang Bisa Dibaca dari Gestur Jokowi?
Wawancara ini memberikan gambaran yang berbeda dari sosok Jokowi yang selama ini dikenal publik. Sebagai seorang pemimpin yang sebelumnya tampak tenang dan percaya diri dalam berbagai kesempatan, perubahan dalam bahasa tubuhnya kali ini mengundang spekulasi. Gerakan kaki yang gelisah, suara yang terdengar ragu, serta jawaban yang cenderung mengambang memberikan kesan bahwa Jokowi mengalami tekanan yang cukup besar pasca tidak lagi menjabat sebagai Presiden.
Selain itu, pemotongan wawancara yang cukup banyak juga menimbulkan pertanyaan apakah ada hal-hal yang sengaja tidak ditampilkan untuk menjaga citra tertentu. Meski begitu, wawancara ini tetap menjadi bahan diskusi menarik bagi masyarakat yang ingin memahami lebih jauh dinamika politik di Indonesia setelah pergantian kepemimpinan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI