Mohon tunggu...
Hadinoto
Hadinoto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Tantangan Regenerasi Petani Muda Indonesia

14 Januari 2023   14:37 Diperbarui: 14 Januari 2023   14:41 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Faktor lainnya pemuda Indonesia mulai meninggalkan profesi petani sebagai profesi impian adalah karena saat ini pertanian masih minim menggunakan teknologi. Pertanian manual membutuhkan tenaga yang besar dan menghabiskan banyak waktu untuk hasil yang tidak linear dengan usaha yang dikeluarkan. Pemuda Indonesia lebih memilih untuk bekerja di sektor yang lebih "nyaman" seperti jasa dan manufaktur.

Petani masih dianggap kurang prestige oleh pemuda Indonesia karena harus bekerja dengan tanah dan dibawah terik sinar matahari. Menurut Director Research and Development Biops Agrotekno Indonesia menyebutkan petani muda dengan usia di bawah 30 tahun baru sekitar 10%. 

Anggapan pertanian yang harus panas-panasan, kotor, berlumpur, dan sebagainya, menjadi penghalang bagi kaum muda yang lebih menyukai bekerja dengan nyaman.  Untuk melakukan irigasi pada suatu lahan dibutuhkan 5 jam pengerjaan di lapangan, yang artinya pekerja pertanian harus turun ke lahan dan berpanas-panasan. Pertanian di Indonesia saat ini masih sangat tergantung dengan tenaga manusia dan belum banyak menggunakan teknologi.  

Oleh karena ini penggunaan teknologi seharunya dapat menjadi fokus utama dalam pertanian saat ini. Jika dibandingkan dengan negara lain pertanian Indonesia masih perlu ditingkatkan.   Pertanian merupakan sektor yang menjanjikan karena ketahanan pangan merupakan tujuan dari semua negara. 

Perlu berbagai upaya untuk membuat pemuda Indonesia tertarik untuk memilih menjadi petani, yaitu dengan menjawab keraguan mereka. Dibutuhkan kerjasama dari seluruh stakeholder untuk menciptakan iklim pertanian yang berdaya saing. (hnpku).

Hadinoto

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun