Mohon tunggu...
Fauzan Hadi
Fauzan Hadi Mohon Tunggu... Lainnya - Study on Going

Mahasiswa Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal Jakarta, Kader Pemikir Islam Indonesia LSAF Univ. Paramadina, Anggota MWC NU Batukliang, dan Pemerhati Sosial

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Syara' di Atas Moralitas; Self Awarness di Ruang Publik

4 Januari 2023   08:27 Diperbarui: 4 Januari 2023   08:30 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Apa yang disabdakan nabi ini kemudian terbukti, kira-kira seperempat abad setelah beliau wafat. Di pagi Jum'at tanggal 17 Ramadhan tahun 40 H, Ali ibn Abi Thalib ditikam hingga wafat oleh Abdurrahman ibn Muljam, seseorang dari kalangan ektrem Khawarij yang tidak pernah melewatkan malam tanpa tahajud, yang selalu menghiasi hari-harinya dengan berpuasa dan sedekah namun karena hanya menganggap pandangan mereka saja yang benar tentang Islam, mereka sungguh telah melampaui batas karena telah berani mengkafirkan Sayyidina Ali sehingga tak terhalang sedikitpun batin mereka untuk membunuh manusia mulia, yang merupakan sepupu sekaligus menantu nabi tersebut.

Apa yang dilakukan oleh Abdurrahman ibn Muljam adalah imbas dari pemahaman Islam dengan Al-Qur'annya secara tekstual, hanya membaca hal-hal yang tersurat tanpa pernah mau mendalami yang tersurat. Inilah salah satu hal yang mendatangkan sikap melampaui batas. Dalam pandangan kaum ekstrimes ini, Ali telah kafir karena telah bersedia melakukan perundingan dengan Mu'awiyah seteru politiknya. Karena dalam pandangan ekstrem Khawarij, prinsip la hukma illallah (tidak ada hukum kecuali Allah) itu mereka pahami secara membabi buta dan penuh nafsu amarah. Sehingga Sayyidina Ali pun menangkis ucapan itu dengan sabdanya "Qaulul haq, urida bihil bathil" Ucapan yang benar namun mengandung maksud untuk kepentingan kebatilan yang tendensius.

Dalam kaitannya dengan melampaui batas ini, ada tiga kategori yang digolongkan oleh ulama ke dalam sikap tersebut. Pertama, ghuluw yakni ekspresi seseorang yang berlebihan dalam merespon sesuatu sehingga terwujud dalam sikap-sikap di luar batas kewajaran. Kedua tatharruf, sikap emosional yang berlebihan yang mengakibatkan empati ataupun sinisme yang keterlaluan dari masyarakat. Ketiga irhab, sikap inilah yang sering mengundang kekawatiran kita karena sikap ini sangat memungkinkan seseorang atau suatu golongan menghalalkan kekerasan atas nama agama ataupun ideologi yang oleh Allah Swt telah diperingatkan dengan firman-Nya dalam Q.S an-Nisa: 171,

"Wahai ahli kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar."

Maka idealnya, sebagai seorang hamba Allah yang muslim, kita tuntut belajar ilmu agama itu secara benar dan sungguh-sungguh hingga kita memperoleh pemahaman yang benar, utuh dan menyeluruh, sehingga Islam dan kaum muslim akan dapat mendatangkan dampak sosial yang positif yang akan menyebabkan kemaslahatan bagi diri dan lingkungan sekitarnya. Selain itu belajar untuk dapat mencerna teks-teks ilahiah itu secara objektif, dengan hati yang bening dan bersih sehingga kita benar-benar tersucikan dengan hikmah yang terkandung dalam ayat-ayat ilahiah tersebut.  Sebab alangkah kering dan gersangnya agama yang penuh damai ini jika ternyata sebuah ayat tentang jihad hanya dimonopoli oleh tafsir-tafsir tentang perang dan mengangkat senjata. Padahal jihad pada zaman Rasulullah sungguh luas wujud dan manifestasinya. Jihad adalah pembebasan dari kemiskinan. Jihad adalah penghapusan diskriminasi. Jihad adalah perjuangan menuju tatanan masyarakat yang beradab yang terpenuhi rasa keadilannya dan kebutuhan akan kemakmurannya.

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun