Dunia pendidikan seharusnya menjadi tempat yang menyenangkan dan penuh inspirasi, di mana guru dan siswa bisa belajar bersama. Namun, sering kali, hal-hal menjadi rumit, terutama bagi guru yang berada di garis depan. Mengapa demikian? Artikel ini akan membahas alasan-alasan utama mengapa dunia pendidikan bisa membuat pekerjaan guru semakin berat. Kita akan melihat dari berbagai sudut, mulai dari tugas sehari-hari hingga tantangan besar yang datang dari luar. Dengan bahasa yang sederhana, saya harap ini bisa membantu kita semua memahami dan menghargai peran guru lebih dalam.Pertama, mari kita bicara tentang beban administrasi yang sering membuat guru penahanan. Bayangkan saja, seorang guru tidak hanya mengajar di kelas, tetapi juga harus mengisi laporan, membuat catatan nilai, dan mengurus dokumen sekolah. Di Indonesia, misalnya, guru sering diminta melaporkan kemajuan siswa ke pemerintah atau orang tua melalui sistem online. Ini memakan waktu berjam-jam setelah jam sekolah berakhir. Saya pernah mendengar cerita dari seorang guru di Jakarta yang harus begadang hingga malam untuk menyelesaikan administrasi, padahal besok pagi dia harus mengajar lagi,. hal ini membuat guru lelah secara fisik dan mental, sehingga fokus utama mereka, yaitu mengajar, jadi terganggu. Kalau saja administrasi ini bisa keseimbangan atau dibantu oleh staf khusus mungkin guru bisa lebih tenang. Guru harus belajar ulang materi baru, metode pengajaran yang berbeda, dan menyesuaikan rencana pelajaran mereka. Ini seperti belajar naik sepeda sambil mengajar anak-anak bersepeda. Banyak guru yang sudah berpengalaman merasa bingung karena harus mengikuti pelatihan tambahan di akhir pekan atau liburan. Misalnya, seorang guru matematika di sebuah sekolah di Jawa Barat mengatakan, "Saya harus membaca buku baru setiap bulan untuk mengikuti kurikulum, tapi waktu untuk persiapan kelas sudah sempit." Akibatnya, kualitas pengajaran bisa menurun, dan guru merasa stres karena takut tidak bisa memenuhi standar. Selain itu, teknologi yang seharusnya membantu malah sering membuat segalanya menjadi rumit. Di era digital sekarang, sekolah mendorong penggunaan gadget dan platform online untuk belajar. Namun, tidak semua ahli teknologi mahir. Bayangkan seorang guru yang sudah tua harus belajar Zoom atau Google Classroom dalam waktu singkat. Masalah siswa juga menjadi faktor besar yang memperumit dunia pendidikan. Setiap siswa berbeda: ada yang pintar, ada yang lambat belajar, ada yang memiliki masalah kesehatan mental, atau bahkan kesulitan ekonomi. Guru harus menangani semua ini sekaligus. Di kelas dengan 30-40 siswa, bagaimana seorang guru bisa memberikan perhatian penuh? Misalnya, di sekolah kota besar, guru sering menghadapi siswa dengan masalah perilaku, seperti bullying atau kurang motivasi. Seorang guru bahasa Inggris di Bandung berbagi pengalaman, "Saya harus jadi psikolog, konselor, dan guru sekaligus. Kalau siswa stres, saya juga ikut stres." Hal ini menunjukkan bahwa guru tidak hanya mengajar ilmu, tetapi juga membimbing karakter siswa, yang tentu saja memerlukan keterampilan ekstra. Tak kalah penting, tekanan dari orang tua dan masyarakat membuat dunia pendidikan semakin rumit bagi guru. Orang tua sering mengharapkan guru bisa membuat anaknya pintar dalam waktu singkat tanpa memahami tantangan di baliknya. Kalau nilai anak rendah guru yang akan menanggung amarah dari orang tua karna dianggap tidak profesional dan tidak  becus dalam memberikan arahan kepada anak mereka masing masing padahal juga harusnya anak dirumah juga me review sendiri materi yang sudah diajarkan kepada mereka dan orang tua yang mendampingi juga ikut andil dalam peran ini karna apa? jika hanya mengandalkan sekolah dan guru dan hanya dari satu sisi saja anak juga akan kesulitan dapat memahami ajarann  yang mereka dapatkan  ketika sekolah memberikan stimulus kepada mereka juga sangat dibutuhkan agar mereka ter arah dan gampang untuk lebih di tata. dunia pendidikan juga banyak sekali memberikan pengalaman pahit dan menyenangkan khususnya bagi guru dengan gaji  mereka yang kecil dan semangat nya yang tak pernah lelah menjadikan mereka harus juga mencari tambahan untuk menyaambung hidup mereka  kalau hanya mengandalkan gaji dari guru tak akan cukup hanya sehari hari saja bahkan.memang kedengaran miris semoga indonesia dapat lebih mensejahterakan para guru di indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI