Lionel Messi itu memang pesepakbola paling 'aneh' yang pernah ada. Aneh dalam artian tidak biasa. Istimewa. Jarang ada. Bahkan, saking jarangnya, pemain sepertinya mungkin hanya muncul sekali dalam 50 tahun.
Memangnya, apa yang 'tidak biasa' dari Messi?
Itu tidak lepas dari posisi yang dia mainkan di lapangan dan bagaimana peran yang dia jalankan bagi klub dan juga timnas negaranya.
Ketika orang menyebut dia seorang striker, tapi jumlah assist (umpan menjadi gol) mencapai 300. Mana ada penyerang bisa mencapai assist sebanyak itu.
Justru, yang banyak ada, striker itu lebih mudah menuruti naluri mencetak gol (untuk tidak menyebut egois) ketika mendapat peluang.
Ketika orang menyebut Messi playmaker, tapi jumlah golnya mencapai 700 gol. Mana ada pengatur serangan bisa mencetak gol sebanyak itu. Yang ada, mereka menjadi 'pelayan' bagi para penyerang di timnya sehingga lebih banyak assist dibanding jumlah golnya.
Tapi memang, Messi itu pemain istimewa. Jarang ada.
Bila ada orang yang menyebut dia pemain biasa saja, itu karena ada perasaan tidak suka saja. Bisa karena klub Messi berseberangan dengan klub yang mereka idolakan.
Karenanya, sampean (Anda) beruntung masih bisa menyaksikan Messi bermain. Itu sama saja dengan menyaksikan keajaiban di lapangan. Itu kenangan yang tak terlupa.
Seperti halnya dulu saya bisa menyaksikan Ronaldo Luiz Nazario (Brasil) bermain di Barcelona dan Inter Milan pada akhir 90-an. Ataupun kala Zinedine Zidane bermain di Juventus (pertengahan 90-an) dan Real Madrid (awal 2000-an).
Ketika menonton mereka bermain lantas bola ada di kaki mereka, itu membuat kita langsung serius menyimak layar kaca televisi. Sebab, kita tahu, keajaiban akan segera terjadi di lapangan.