Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kalahkan Atalanta, Inter Milan Bersiap Akhiri "Ghosting" Scudetto

9 Maret 2021   14:24 Diperbarui: 10 Maret 2021   09:08 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Milan Skriniar merayakan gol yang dicetaknya ke gawang Atalanta. Inter Milan menang 1-0 atas Atalanta di laga pekan ke-26 Liga Italia, Selasa (9/3) dini hari tadi/Foto: today24.news

GHOSTING. Menghilang tanpa pesan. Istilah ini mendadak ngetop. Ghosting sering dipakai para 'tukang nulis' ketika mengulas salah satu berita yang tengah jadi tren. Sedang jadi sorotan.

Namun, istilah ini tidak hanya untuk menggambarkan kisah asmara yang awalnya terlihat terang benderang mendadak samar. Bukan hanya tentang cerita kekasih yang tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Sepak bola juga punya cerita ghosting.

Tim Italia, Inter Milan juga mengalaminya. Dalam beberapa tahun terakhir, Inter seolah melakukan 'ghosting' terhadap pendukungnya. Utamanya  dalam cerita perburuan gelar Liga Serie A Italia.

Cerita ghosting ala Inter Milan itu terjadi setelah mereka menjadi tim pertama dalam sejarah sepak bola Italia yang mampu meraih tiga trofi dalam satu musim kompetisi (treble) di musim 2019/10 silam.

Kala itu, Inter Milan yang dilatih Jose Mourinho, sukses menjadi juara Serie Italia (Scudetto), Coppa Italia, dan Liga Champions. 

Namun, setelah kesuksesan yang tiada tanding itu, Inter Milan seperti mendadak lenyap dalam perburuan gelar Scudetto. Kepergian Mourinho ke Real Madrid, membuat tifosi Inter mendadak jadi korban 'ghosting'.

Faktanya, sejak sukses treble itu, Inter Milan tak mampu lagi jadi juara Liga Italia. Dalam 10 tahun terakhir, gelar Scudetto seperti menjauh dari kejaran Inter.

Malah, dalam satu dekade ke belakang, Inter lebih sering keluar dari posisi 3 besar. Hanya di musim 2010/11 dan 2019/20, Inter sempat bersaing merebut gelar. Sebelum akhirnya menjadi runner-up AC Milan dan Juventus. Selebihnya, mereka keluar dari tiga besar.

Simak fakta berikut. Di musim 2011/12, Inter Milan ada di peringkat 6. Lalu terdampar di peringkat 9 di musim 2012/13. Kemudian finish di  peringkat 5 pada musim 2013/14.

Di musim 2014/15, Inter Milan tercecer di peringkat 8. Prestasi mereka sempat membaik dengan finih di peringkat 4 di musim 2015/16. Namun, semusim kemudian, di musim 2016/17, Inter ada di peringkat 7. Lantas, finish di posisi 4 di musim 2017/18 dan 2018/19.

Dari fakta sulitnya Inter Milan bersaing di papan atas Serie A dalam 10 tahun terakhir tersebut, bisa dikatakan bila tifosi La Beneamata memang mengalami 'ghosting'. Tim pujaan mereka mendadak hilang tanpa pesan dari jalur perburuan gelar Scudetto.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun