Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Liverpool, Ironi Pesta Tujuh Gol, dan Paceklik Menang

22 Januari 2021   11:18 Diperbarui: 22 Januari 2021   11:21 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Eskpresi kecewa pemain Liverpool, Trent Alexander-Arnold dan Mohamed Salah usai timnya kalah di kandang sendiri. Liverpool takluk 0-1 dari Burnley di Anfield, Jumat (22/1) dini hari tadi/Foto: This Is Anfield

Legenda sepak bola asal Belanda, mendiang Johan Cruyff, ternyata senang berpuisi. Dalam The Poetry of Johan Cruyff, pria yang membawa Barcelona meraih trofi pertama Liga Champions di tahun 1992 ini menulis begini:

In each game there are only three minutes

and those of course subdivided into moments

that really matter

in three minutes you win or lose  

Puisi Cruyff itu masih relevan untuk menggambarkan persepakbolaan di era 2021. Bahwa, sebuah tim mungkin mengira tidak bakal kalah. Lantas, datanglah peristiwa tidak terduga, yang mencampakkan mereka ke lubang kekalahan hanya dalam beberapa saat.

Itulah gambaran kekejaman nasib di sepak bola ini. Dan ada banyak tim yang telah merasakan kekejaman sepak bola.

Saya mendadak teringat puisi Cruyff itu usai mendengar kabar tragis yang dialami Liverpool. Pagi tadi, Jumat (22/1) Liverpool kalah 0-1 dari Burnley di kandang sendiri di pekan ke-19 Liga Inggris.

Keangkeran Anfield berakhir. Liverpool yang selama lebih dari dua tahun tidak pernah kalah di Anfield bila tampil di Liga Inggris, akhirnya kalah. Dan yang mengalahkan ternyata tim 'tidak terkenal', Bunrley.

Kekalahan dari Burnley itu menjadi penegas bahwa Liverpool sedang tidak baik-baik saja. Bahkan, mereka mulai dihantam krisis di Premier League.

Apa kaitan Liverpool dengan puisi Cruyff itu?

Mari mundur ke masa setahun silam, lebih tepatnya sebulan tiga hari. Ketika Liverpool tanpa ampun tujuh kali menghujani gawang Crystal Palace pada 19 Desember 2020 lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun