"Pertimbangannya kami banyak merekrut pemain muda, karena memang kami sedang menyaring bibit-bibit muda yang potensial untuk dibina di pelatnas," ujar Susy dikutip dari Badminton Indonesia .
Dengan peremajaan, sektor yang 'jalan di tempat' diharapkan berubah lebih baik
Sejatinya, tujuan PBSI untuk merekrut anak-anak muda itu bagus. Terutama di beberapa sektor yang selama ini memang terkesan jalan di tempat alias kurang berprestasi, sehingga membutuhkan penyegaran.Â
Dengan hadirnya anak-anak muda, diharapkan prestasinya bisa berubah.
Salah satunya ada di sektor ganda putri. Tahun depan, pasangan senior ganda putri, Rizki Amelia Pradipta/Della Destiara Haris tidak akan ada lagi di Pelatnas.Â
Selama tahun 2019, Rizki (29 tahun) dan Della (27 tahun) memang terbilang belum mampu memenuhi harapan PBSI.
Sebenarnya, Rizki/Della bukannya tanpa prestasi. Di tahun 2019, mereka meraih medali perunggu di Kejuaraan Asia. Itu pencapaian yang sama dengan tahun 2018 lalu.Â
Tak hanya itu, mereka juga juara di Vietnam Open 2019 Super 100 dan runner-up Indonesia Masters Super 100.
Tetapi memang, sebagai pasangan ranking 19 dunia, seharusnya mereka bisa lebih dari itu. Seharusnya, mereka mampu bersaing di level yang lebih tinggi.Â
Apalagi, mereka menjadi pasangan yang diprioritaskan untuk berburu tiket tampil di Olimpiade bersama Greysia Polii/Apriani Rahayu.
Rizki dan Della tak mampu bersaing di jajaran ganda putri top dunia yang persaingannya di tahun ini sangat ketat. Ganda putri Korea dan Tiongkok mampu bangkit memutus dominasi ganda putri Jepang.