Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Hendra/Ahsan yang Seperti Thor di "Infinity War", Mendadak Muncul di Saat Tepat

17 November 2019   09:15 Diperbarui: 17 November 2019   09:21 1784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hendra Setiawan (kiri) dan Mohammad Ahsan, lolos ke final Hong Kong Open Super 500. Mereka berpeluang mengulang cerita di All England Open 2019, yakni menjadi juara ketika Marcus Gideon/Kevin Sanjaya di luar dugaan kalah/Foto: badmintonindonesia.org

Apa yang paling sampean (Anda) ingat dari film laris "Avengers Infinity War" yang tayang pada 2018 lalu? Ada banyak scene menarik dari film yang lebih banyak menampilkan cerita 'berantem' sejak scene pembuka hingga akhir ini. Setidaknya bila dibandingkan dengan 'penerusnya', "Avengers End Game" yang lebih dramatis dan bisa membuat tertawa.

Salah satu scene paling menarik di film ini adalah kemunculan mendadak si "dewa petir" Thor di pertempuran akhir di Wakanda. Ketika pahlawan bumi yang tergabung dalam Avengers mulai terdesak menghadapi pasukan Thanos, Thor mendadak muncul dari langit dengan senjata barunya, stormbreaker.

Thor yang sebelumnya dianggap mati oleh pasukan Thanos setelah dihajar di scene pembuka film ini, ternyata kembali dengan kekuatan yang lebih dashyat. Karena dia, pahlawan bumi yang sempat pasrah, bisa kembali menemukan harapan menang.

Bila dikait-kaitkan, cerita kemuculan Thor di scene perang Wakanda itu persis seperti penampilan pasangan ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan yang 'terlahir kembali' di tahun 2019 ini.

Karena Hendra/Ahsan, Marcus/Kevin kini tidak lagi "dikeroyok" ganda putra negara lain

Ketika pasangan Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya selama ini seperti "berperang sendirian", Hendra/Ahsan tiba-tiba hadir. Karena Hendra/Ahsan, kini Marcus/Kevin tidak lagi 'dikeroyok' oleh ganda putra dari negara-negara lain yang gemas dengan dominasi mereka.

Ya, siapa sangka, Hendra dan Ahsan yang dianggap sudah habis karena usia, ternyata bisa 'kembali muda'. Usia mereka memang sudah senja. Hendra (35 tahun) dan Ahsan (32 tahun). Karenanya, oleh penggemar bulu tangkis, mereka dijuluki Daddies. Sang ayah yang masih hebat.

Apalagi, tahun 2018 lalu, mereka 'hanya' meraih satu gelar di Singapore Open Super 500. Itupun tidak dipandang istimewa. Lha wong ganda putra top dunia tidak ikut tampil di turnamen yang digelar Juli 2018 tersebut. Tidak ada Marcus/Kevin yang merupakan world number 1. Tak ada Li Junhui/Liu Yuchen (Tiongkok) yang kala itu jadi world number 2. Juga tidak ada Takeshi Kamura/Keigo Sonoda (Jepang).

Namun, siapa sangka, di tahun 2019 ini, Hendra/Ahsan sudah meraih tiga gelar dan enam runner-up turnamen BWF World Tour. Kini, Hendra/Ahsan dan Marcus/Kevin bak sekumpulan pahlawan super yang bahu membahu mengalahkan lawan-lawan mereka.

Tentu saja, Marcus/Kevin tetap menjadi jagoan utamanya. Mereka masih pasangan nomor 1 dunia. Mereka masih pengumpul gelar terbanyak BWF World Tour dengan 8 gelar di tahun ini.

Nah, yang menarik, ketika Marcus/Kevin yang selalu jadi unggulan 1 di tiap turnamen itu di luar dugaan tersingkir, gantian Hendra/Ahsan yang tampil sebagai 'jagoannya'. Bila tahun lalu, ketika Marcus/Kevin kalah, pemain negara lain yang 'unjuk gigi'. Maka, kali ini, gelar tetap menjadi milik Indonesia karena ada Hendra/Ahsan.

Cerita seperti itu terjadi di All England Open 2019 yang digelar di Birmingham, Inggris, pada Maret lalu. Di luar dugaan, Marcus/Kevin yang tengah memburu gelar ketiga beruntun di turnamen bulu tangkis tertua di dunia itu, kalah di putaran pertama. Ternyata, Hendra/Ahsan yang juara.

Cerita berulang pada Agustus di Basel, Swiss. Marcus/Kevin kembali tersingkir cepat di Kejuaraan Dunia 2019. Mereka kalah dari pasangan dadakan Korea, Choi Sol-gyu/Seo Seung-jae. Ternyata, alur cerita All England 2019 berulang. Hendra/Ahsan jadi juara.

Ke final Hong Kong Open 2019 setelah menang dramatis atas ganda Tiongkok juara dunia 2018

Nah, setelah di Birmingham dan Basel, cerita yang sama bisa kembali berulang untuk kali ketiga. Ya, Hendra/Ahsan akan tampil di final Hong Kong Open Super 500, Minggu (17/11). Laga final yang akan mempertandingkan lima nomor, akan dimulai pukul 14.00 waktu setempat.

Hendra dan Ahsan memastikan lolos ke final setelah memenangi pertandingan dramatis di semifinal, Sabtu (16/11) kemarin. Mereka menang rubber game melawan ganda terbaik Tiongkok yang merupakan juara dunia 2018, Li Junhui/Liu Yuchen.

Beberapa kali menang atas Li/Liu di tahun ini, meski secara total kalah 7 kali dalam 12 pertemuan, membuat Hendra/Ahsan bermain nyaman. Di game pertama mereka hampir selalu unggul dalam perolehan poin. Mereka bahkan sempat unggul 9-4. Lantas, menutup interval pertama dengan 11-7.

Di interval kedua, Hendra/Ahsan tetap bermain stabil. Mereka bisa menjaga jarak keunggulan poin. Bahkan sempat unggul 7 poin di angka 15-8. Hendra/Ahsan menutup game pertama dengan kemenangan 20-13 ketika bola pengembalian Liu Yuchen terlalu kencang dan keluar lapangan.

Di game kedua, pertandingan berlangsung lebih ketat. Mereka bergantian unggul dalam perolehan poin dengan hanya terpaut satu angka. Hendra/Ahsan kembali unggul di interval pertama dengan skor 11-9. Namun, di interval kedua, Li/Liu bangkit. Sempat tertinggal 9-13 dan 10-14, mereka bisa menyamakan skor 14-14. Bahkan, mereka berbalik unggul 17-14.

Pasangan Tiongkok berjuluk "duo menara" karena postur mereka yang menjulang ini akhirnya menutup game kedua dengan kemenangan 21-16. Artinya, penentuan siap yang akan ke final, harus ditentukan di game ketiga.

Nah, di game penentuan inilah, Hendra/Ahsan memperlihatkan kualitas permainan, ketangguhan mental, dan ketahanan fisik mereka. Meski lebih tua 10 tahun dari Li dan Liu, 'batere' stamina Hendra juga Ahsan tidak kalah.

Sejak awal game ketiga, Li/Liu nyaris selalu unggul dalam perolehan poin. Mereka sempat unggul 8-6, 9-7, dan lantas menutup interval pertama dengan keunggulan 11-8.

Situasi pertandingan semakin menegangkan di interval kedua. Li/Liu sempat unggul 12-9. Toh, Hendra/Ahsan belum mengendur. Mereka mendapatkan tiga poin beruntun dan menyamakan skor 12-12. Bahkan, smash keras Ahsan lantas membawa ganda juara dunia 2019 ini berbalik unggul 13-12. Lalu kembali unggu 14-13.

Li-liu lantas mendapatkan tiga poin beruntun untuk berbalik unggul 16-14. Bahkan, di poin 14-14, ketika Li sudah 'tiduran' di lapangan, masih bisa mengembalikan shuttlecock. Namun, pertunjukan Li/Liu hanya sampai di situ.

Di poin berikutnya, giliran Hendra/Ahsan yang memperlihatkan ketangguhan mental dan ketenangan mereka. Hendra bermain kalem tapi mematikan bak 'dewa' seperti julukan yang diberikan badminton lover Tiongkok untuknya. Sementara Ahsan memperlihatkan seni menyerang dan bertahan yang luar biasa.

Hendra dan Ahsan meraih empat poin beruntun untuk berbalik unggul 18-16. Meski, tidak mudah untuk mendapatkan satu poin. Seperti di poin 18, mereka perlu 37 pukulan melalui reli panjang yang diakhiri dropshot cantik Hendra yang membuat Liu Yuchen sampai nyaris 'mencium' lapangan kala berusaha mengambil shuttlecock.

Laju perolehan poin Hendra/Ahsan belum berhenti. Sementara Li/Liu mulai kurang sabar karena keunggulan mereka bisa dibalik. Hendra/Ahsan meraih dua poin beruntun karena ketidaksiapan Liu Yuchen menerima bola. Mereka unggul 20-16. satu poin lagi mereka ke final.

Dari tayangan video di channel Youtube BadmintonWorld.tv, beberapa suporter Indonesia yang hadir di Hong Kong Coliseum, mulai bersorak sembari membentangkan bendera merah putih. Mereka bersiap merayakan kemenangan Hendra/Ahsan.

Ternyata, Li/Liu sudah 'menyerah'. Hendra/Ahsan bisa mengakhiri laga dengan mudah. Hanya enam kali adu pukulan, lantas sebuah pukulan keras Liu Yuchen keluar lapangan. Laga pun berakhir, 21-16. Hendra/Ahsan ke final Hong Kong Open 2019. Final kesembilan BWF World Tour mereka di tahun 2019 ini.

Hadapi ganda muda Korea, Hendra/Ahsan bisa mengalami "deja vu" All England 2019

Di final, Hendra/Ahsan akan menghadapi ganda muda Korea, Choi Sol Gyu/Seo Seung Jae. Kemarin, Choi (24 tahun) dan Seo (22 tahun), mengalahkan ganda Jepang, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe, 21-17, 21-19 dalam waktu 41 menit. Sebelumnya, Endo/Watanabe mengalahkan Marcus/Kevin di perempat final.

Penampilan Choi Sol Gyu/Seo Seung Jae tahun ini memang cukup mengejutkan. Meski baru dipasangkan di akhir tahun 2018, mereka beberapa kali mencuri perhatian. Puncaknya, saat mengalahkan Marcus/Kevin di putaran II Kejuaraan Dunia 2019 pada Agustus silam.

Di bulan September, mereka tampil di final Taiwan Open Super 300 dan Vietnam Open Super 100. Di Taiwan Open, mereka kalah dari ganda senior Malaysia, Goh V Shem/Tan Wee Kiong. Mereka lantas meraih gelar di Vietnam Open yang merupakan gelar perdana di tahun ini.

Merujuk pencapaian itu, Hendra/Ahsan sejatinya berpeluang besar untuk juara. Meski, Choi dan Seo yang acapkali memperlambat tempo saat melakukan service ini, kerap tampil mengejutkan. Seperti di Hong Kong Open 2019 ini, mereka memulangkan ganda Jepang unggulan 4, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda di putaran pertama.

Toh, Hendra/Ahsan siap meladeni ganda Korea tersebut. Dalam wawancara dengan Badmintonindoensia.org, mereka mengaku siap capek di final nanti. "Mau lawan siapa saja harus siap capek, apalagi bolanya sedikit pelan," ujar Ahsan dikutip dari website badminton Indonesia.

Andai Ahsan/Hendra kembali juara, deja vu All England Open 2019 lalu memang kembali berulang di Hong Kong. Bukan hanya mereka juara ketika Marcus/kevin out. Tapi juga ada dua kesamaan lainnya yang boleh dibilang menjadi tanda-tanda mereka juara.

Bahwa, Hendra/Ahsan juara di All England 2019 ketika Marcus/Kevin gagal merealisasi hat-trick juara. Ternyata di Hong Kong Open juag begitu. Harapan Marcus/Kevin mewujudkan hat-trick setelah sebelumnya juara beruntun, juga kandas.

Lalu, di All England 2019 lalu, Hendra/Ahsan kembali juara setelah terakhir kali meraihnya di tahun 2014. Nah, di Hong Kong Open ternyata juga begitu. Hendra/Ahsan pernah juara di turnamen ini di tahun 2014. Kala itu, mereka juara usai mengalahkan ganda Tiongkok, Liu Xiaolong/Qiu Zihan.

Ah, jadi membayangkan ketika Thor mendadak 'turun dari langit' Wakanda pada situasi yang tepat. Lantas, menghempaskan kapak stormbreaker yang meluluhlantakan pasukan Thanos.  Seperti itupula Hendra/Ahsan. Mereka tampil hebat dan lolos ke final di saat yang tepat. Ketika Marcus/Kevin yang diunggulkan, di luar dugaan kalah. Semoga juara legend. Salam bulutangkis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun