Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Menengok Peluang "September Ceria" Bulu Tangkis Indonesia

1 September 2019   13:19 Diperbarui: 2 September 2019   11:58 2016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganda putri Indoneia, Greysia Polii/Apriani Rahayu, berpeluang meraih gelar di bulan September ini/Foto: Twitter Badminton Ina

Bila harus menyebut satu kata sebagai pendamping kata di belakang "September", apa kiranya yang akan sampean (Anda) ucapkan? Rasanya akan ada banyak orang yang spontan mengucapkan kata "ceria" sebagai pedampingi "September".

September ceria memang seolah lekat dalam ingatan kita. Judul lagu lawasnya Vina Panduwinata ini memang bak menjadi kosakata baru yang populer. Tidak sedikit orang memakainya untuk memotivasi diri agar September menjadi bulan yang menyenangkan dan sesuai dengan harapan mereka.

Perihal populernya September Ceria ini, silahkan menuliskan kata kunci "September" di kolom pencarian Google. Maka yang muncul paling teratas adalah September Ceria, diikuti September quotes, September song, hingga September zodiak.

Dalam kaitan dengan bulu tangkis Indonesia, kita juga berharap bahwa September ini akan bisa menjadi bulan ceria bagi pebulu tangkis-pebulu tangkis Indonesia. Bila Vina Panduwinata mendendangkan lirik "September ceria milik kita bersama", bolehlah bait ini sedikit diubah menjadi "September ceria milik bulu tangkis Indonesia".

Memangnya, ada apa dengan September dan bulu tangkis?

Memasuki awal September, pebulu tangkis-pebulu tangkis Indonesia berarti harus bersiap melakoni jadwal sibuk untuk kembali tampil di rangkaian turnamen BWF World Tour. 

Setelah beristirahat kurang lebih sepekan usai tampil di Kejuaraan Dunia, pemain-pemain Indonesia sudah ditunggu jadwal padat turnamen BWF World Tour.

Berburu gelar selama September, dimulai di Taiwan diakhiri di Korea
Dikutip dari BWF Tournament Software, ada empat turnamen yang masuk dalam kalender BWF World Tour yang akan digelar selama September ini, mulai dari turnamen level Super 100 hingga level tertinggi, Super 1000. Dimulai di Taiwan dan berakhir di Korea.

Ya, awal pekan esok, pebulu tangkis-pebulu tangkis Indonesia akan tampil di turnamen Yonex Chinese Taipei Open 2019 alias Taiwan Open 2019. Turnamen level Super 300 ini yang berlangsung mulai 3-8 September 2019. Bagaimana peluang pemain Indonesia?

Tidak semua pemain top Indonesia tampil di Taiwan Open 2019, seperti halnya pemain-pemain top negara lain yang juga beristirahat usai tampil di Kejuaraan Dunia. Namun, atas nama "berburu tiket Olimpiade 2020" beberapa pemain utama tetap tampil. 

Harapannya, dengan tidak banyak pemain top dunia yang tampil, pemain Indonesia bisa meraih gelar di Taiwan dan mendapatkan tambahan banyak poin dalam 'kualifikasi' menuju Olimpiade 2020.

Seperti di ganda putra, dengan tidak adanya Marcus Gideon/Kevin Sanjaya dan juga Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan plus absennya ganda putra Tiongkok dan Jepang akan menjadi kesempatan besar bagi pasangan Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto untuk juara. Fajar/Rian menjadi unggulan 1.

Usia sukses meraih medali perunggu Kejuaraan Dunia, Fajar/Rian tentunya diharapkan bisa konsisten. Mereka diharapkan bisa meraih gelar BWF World Tour kedua mereka di tahun ini setelah Swiss Open Super 300 pada Maret lalu. 

Pesaing terberat Fajar/Rian adalah ganda tuan rumah, Lee Yang/Wang Chi-lin dan ganda Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik.

Indonesia berpeluang meraih dua gelar di Taiwan Open. Di ganda putri, pasangan Greysia Polii/Apriani Rahayu juga jadi unggulan 1. 

Tidak adanya trio ganda putri top Jepang dan juga ganda putri Tiongkok seharusnya membuat Greysia/Apri bisa meraih gelar kedua mereka tahun ini. Sebelumnya, mereka juara India Open Super 500 pada akhir Maret lalu.

Selain ganda putra/putri, sektor ganda campuran diharapkan bisa meraih hasil terbaik. Apalagi, ada delapan pasangan ganda campuran Indonesia yang akan tampil. Jumlah itu menjadi yang terbanyak dibanding wakil negara lainnya. 

Di antaranya ada pasangan Hafiz Faizal/Gloria Widjaja yang jadi unggulan 3, Rinov Rivaldy/Pitha Mentari (6) dan Tontowi Ahmad/Winny Oktavina (7). Jadi, berapa gelar yang bisa diraih pemain-pemain Indonesia di Taiwan Open 2019? 

Usai dari Taiwan, pemain-pemain Indonesia akan tampil di turnamen Yonex- Sunrise Vietnam Open 2019 yang digelar di Ho Chi Minh City mulai 10 hingga 15 September. Karena levelnya yang "hanya" Super 100, PBSI memilih mengirimkan pemain-pemain muda yang selama ini menjadi pelapis pemain utama. 

Beberapa pemain yang tampil di Vietnam Open di antaranya Ikhsan Leonardo Rumbay dan Firman Abdul Kholik di tunggal putra, pasangan Akbar Cahyono/Moh Reza Pahlevi, Sabar Karyaman/Frengky Wijaya (ganda putra), dan Adnan Maulana/Mychelle Crhystine, Rehan Naufal/Lisa Ayu (ganda campuran).

Selain pemain muda, PBSI juga menyelipkan nama pemain senior. Salah satunya ganda putri Della Destiara/Rizki Amelia. Mereka jadi unggulan 1. 

PBSI pastinya paham, penampilan Della/Rizki belum memuaskan di tahun ini. Padahal, mereka masuk proyeksi ke Olimpiade 2020. Karenanya, Della/Rizki diharapkan bisa juara di Vietnam untuk menambah perolehan poin. 

Memang, sebagai pemain senior dengan lawan yang secara ranking di bawah mereka akan keterlaluan bila mereka tak mampu meraih gelar di sana.

Menunggu kebangkitan Marcus/Kevin di China Open
Sorotan akan tertuju ke Kota Jiangsu, Tiongkok pada pekan ketiga September mendatang. Di sanalah, turnamen China Open Super 1000 akan digelar mulai 17 hingga 22 September. 

Karena levelnya Super 1000, setara dengan All England Open dan Indonesia Open, hampir semua pemain top dunia akan tampil termasuk pemain-pemain Indonesia.

Menarik ditunggu apakah tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting akan bisa mempertahankan gelar yang diraihnya tahun lalu. Atau Jonatan Christie yang tengah on fire kali ini bisa membuat kejutan.

Namun, fokus perhatian akan tertuju pada pasangan Marcus Gideon/Kevin Sanjaya. Usai kegagalan di Kejuaraan Dunia 2019, ganda putra ranking 1 dunia ini tentunya diharapkan bisa bangkit di China Open. Mereka pernah juara di sana pada tahun 2016 dan 2017. Namun, tahun lalu, Marcus/Kevin terhenti di semifinal.

Menariknya, Marcus/Kevin yang menjadi unggulan 1 akan langsung bertemu lawan berat di babak pertama. Yakni ganda putra Jepang, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi yang sedang panas dan meraih medali perak di Kejuaraan Dunia 2019 pekan lalu.

Selain Marcus/Kevin, sang juara dunia 2019, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Fajar Alfina/Muhammad Rian Ardianto juga tampil.

Tak hanya tunggal putra dan ganda putra, di tiga sektor lainnya, yakni tunggal putri, ganda putri, dan ganda campuran, Indonesia juga menurunkan pemain terbaiknya. 

Tentu saja, ada harapan besar agar mereka mampu melangkah jauh. Karena memang, turnamen level tertinggi BWF World Tour seperti China Open akan menjadi momen tepat untuk mengukur pencapaian.

Jadwal padat selama September 2019 akan ditutup Korea Open 2019. Turnamen level Super 500 ini akan digelar di Incheon mulai 24-29 Septmber 2019. Dalam daftar yang sudah dirilis PBSI, terdapat 19 pemain Indonesia yang akan tampil di Korea Open 2019.

Di antaranya Jonatan Christie, Anthony Ginting dan Tommy Sugiarto di tunggal putra, lalu Fitriani, Gregoria Mariska dan Lyanny Mainaky di tunggal putri. 

Di ganda putra, Marcus/Kevin, Fajar/Rian, Hendra/Ahsan juga akan tampil. Lalu di ganda putri, Greysia/Apri dijadwalkan akan tampil bersama Ni Ketut Mahadewi/Tania Oktaviani, serta empat pasangan dari ganda campuran. 

Meski, daftar pemain itu bisa saja berubah. Sebab, beberapa pemain utama memang baru saja tampil habis-habisan di China Open. Seperti tahun lalu, Greysia/Apri batal tampil. Sementara beberapa pemain top Indonesia juga tidak tampil.

Imbasnya, Indonesia gagal meraih gelar di Korea Open 2018. Beberapa pemain yang diharapkan meraih hasil maksimal seperti Anthony Ginting (tunggal putra) yang merupakan juara bertahan dan Hafiz Faizal/Gloria Widjaja (ganda campuran), hanya mampu bertahan hingga babak perempat final. 

Hanya Tommy Sugiarto yang mampu menapak final tapi dikalahkan Chou Tien Chen (Taiwan).

Pada akhirnya, sebagai pecinta bulu tangkis kita layak berharap, September akan menjadi bulan ceria bagi bulu tangkis Indonesia. Semoga saja, dari empat turnamen BWF World Tour tersebut selalu muncul kabar bagus. Kabar bahwa pemain Indonesia bisa juara.

Apalagi,dengan semakin dekatnya Olimpiade 2020, sangat penting bagi pebulu tangkis-pebulu tangkis Indonesia meraih hasil bagus selama September ini. Hasil bagus berarti tambahan poin dan akan berpengaruh bagi posisi ranking pemain. 

Ranking (hingga April tahun depan) inilah yang jadi kunci bisa tampil atau tidak di Olimpiade 2020. Kita tentunya berharap, di Olimpiade nanti Indonesia memiliki maksimal dua wakil di lima nomor. Semoga. 

Salam bulu tangkis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun