Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Awal Terjal Anthony Ginting dkk di Indonesia Open 2019

17 Juli 2019   08:22 Diperbarui: 17 Juli 2019   09:56 783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anthony Ginting lolos ke putaran kedua setelah melakoni pertandingan berat di putaran pertama Indonesia Open 2019/Foto: badmintonindonesia.org

Tidak berlebihan bila mengibaratkan gelaran turnamen bulutangkis Indonesia Open 2019 bak sebuah gunung. Bahwa pemain-pemain yang tampil, harus mendaki setapak demi setapak, dari kaki gunung (putaran pertama), melintasi lereng-lereng, hingga akhirnya bisa mencapai puncak (babak final).

Tentu saja, namanya mendaki gunung, perjalanan tidak seperti melintasi jalur tol yang mulus tanpa hambatan. Terkadang, pendaki harus melewati jalan terjal, terkadang melewati hamparan hutan.

Nah, dalam pengandaian mendaki gunung tersebut, pebulutangkis-pebulutangkis Indonesia rupanya langsung melalui jalan yang berbatu. Ya, dari hasil yang dicapai beberapa pebulutangkis Indonesia di hari pertama Indonesia Open 2019, Selasa (16/7) kemarin, mudah untuk menyebut bahwa Anthony Sinisuka Ginting dan kawan-kawan mendapatkan awal yang terjal.

Dari 10 pemain Indonesia yang mengawali penampilan di hari pertama turnamen BWF World Tour Super 1000 ini, ada enam pemain yang berhasil lolos ke putaran II. Sementara empat pemain langsung tereliminasi. Salah satunya bahkan merupakan pemain unggulan yang secara mengejutkan dikalahkan pemain bukan unggulan.

Bahkan, dari enam pemain pemain Indonesia yang berhasil melaju ke putaran kedua, beberapa di antaranya harus berpeluh keringat demi bisa meraih kemenangan. Dan memang, tidak ada pertandingan mudah di turnamen level Super 1000 yang merupakan level tertinggi BWF World Tour.

Dua tunggal putra Indonesia langsung mendapat perlawanan ketat


Potret awal terjal bagi pemain Indonesia terlihat dalam perjuangan dua tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting. Di putaran pertama, Jonatan dan Ginting sejatinya mendapatkan "drawing menyenangkan". Sebab, mereka tidak bertemu pemain unggulan.

Jonatan yang menjadi unggulan 6, bertemu pemain Denmark, Rasmus Gemke. Sementara Ginting yang menjadi unggulan 7, bertemu pemain muda Tiongkok, Lu Guang Zu. Yang terjadi, keduanya mendapatkan perlawanan ketat.

Jojo--panggilan Jonatan yang bermain lebih dulu, mampu mengawali game pertama dengan manis. Dia berhasil menang 21-17. Namun, di game kedua, Gemke (22 tahun) tak mau menyerah begitu saja. Gemke bahkan sempat mencapai game poin lebih dulu 20-18. Di sinilah, Jonatan mendapatkan ujian sebenarnya.

Yang terjadi, Jojo rupanya enggan memperpanjang pertandingan hingga game ketiga. Pemain yang bulan lalu jadi juara di Australia Open 2019 ini mampu menyamakan poin menjadi 20-20. Dia lantas bermain tenang dalam adu setting poin hingga akhirnya menang 24-22. Jojo butuh waktu 58 menit untuk menang.

Menariknya, di putaran kedua Jonatan akan kembali bertemu pemain Denmark, yakni Hans Kristian Vittinghus yang merupakan senior Gemke. Kemarin, pemain 33 tahun ini mengalahkan pemain Taiwan, Wang Tzu-wei.

Perjuangan Jonatan untuk menang bahkan belum seberapa bila dibandingkan dengan Ginting saat melawan Lu Guangzu. Melalui game superketat, Ginting membuat penonton di Istora mengalami "olahraga jantung". Betapa tidak, di game pertama, Ginting kalah tipis 20-22. Padahal, dia sempat bisa menyusul ketertinggalan 16-20 menjadi 20-20.

Di game kedua, lagi-lagi laga diakhiri dengan adu setting point. Andai kembali kalah, praktis Ginting tereliminasi. Namun, kali ini, gantian Ginting yang menang dengan skor 23-21. Di game penentuan, Ginting memperlihatkan kualitas dan pengalamannya. Dia menang 21-18.

Ginting butuh waktu 1 jam 18 menit untuk mengalahkan Lu Guangzu dan itu menjadi salah satu pertandingan terlama kedua di hari pertama Indonesia Open 2019 kemarin. Laga terlama terjadi saat pemain Thailand, Kantaphon Wangcharoen mengalahkan pemain Jepang, Kanta Tsuneyama selama 1 jam 2 menit. Menariknya, Wangcharoen inilah yang akan menjadi lawan Ginting di putaran kedua.

Ginting mengakui, Lu Guangzu pemain ulet yang tidak mudah dimatikan dan jarang melakukan kesalahan sendiri. "Dari awal sudah ketat, tapi saya kurang bisa memanfaatkan kesempatan di game pertama. Pada game kedua, saya sempat memimpin dan harus setting juga, Puji Tuhan saya bisa menang," ungkap Anthony Ginting seperti dikutip dari Badminton Indonesia.

Marcus/Kevin juga langsung merasakan awal terjal


Awal terjal juga langsung dirasakan ganda putra andalan Indonesia yang juga juara bertahan Indonesia Open 2018, Marcus Gideon/Kevin Sanjaya. Menghadapi pasangan Jepang, Takuto Inoue/Yuki Kaneko, Marcus/Kevin dipaksa bekerja keras dengan bermain rubber game alias tiga game.

Bahkan, di pertandingan yang merupakan ulangan final Indonesia Open 2018 ini, Marcus/Kevin kalah di game pertama. Pasangan yang dijuluki Minions ini kalah tipis 20-22. Namun, di dua game berikutnya, ganda putra rangking 1 dunia ini memperlihatkan kualitas mereka.

Dukungan penonton yang memenuhi Istora juga menjadi pendorong semangat bagi Marcus/Kevin dan menjadi teror untuk Inoue/Kaneko. Marcus/Kevin mampu menang dengan skor 21-16 dan 21-14 untuk lolos ke putaran kedua. 

"Suporter berpengaruh besar buat kami. Mereka mendukung kami dengan positif, kami jadi lebih semangat, percaya diri dan tidak mau kalah," tutur Kevin dikutip dari Badminton Indonesia.

Sayangnya, Indonesia sudah harus kehilangan satu ganda putra. Itu setelah pasangan Berry Angriawan/Hardianto kalah rubber game dari ganda Korea Selatan, Choi Sol Gyu/Seo Seung Jae. Padahal, Berry/Hardi sempat menang 21-17 di game pertama. Namun, mereka lantas takluk 11-21, 20-22 di dua game berikutnya.

Start manis Greysia/Apri dan Gregoria Mariska


Sementara di sektor ganda putri, andalan Indonesia, Greysia Polii/Apriani Rahayu mengawali turnamen dengan gemilang. Menghadapi ganda putri Jepang, Greysia/Apri mampu menang dua game langsung, 21-15, 21-16 dalam waktu 41 menit.

Hasil manis juga diraih pasangan Nadya Melati/Tiara Rosalia Nuraidah yang mengalahkan ganda putri Selandia Baru, Setyana Mapasa dan si cantik Gronya Somerville 21-15, 22-20. Namun, pasangan Yulfirah Barkah/Jauza Fadhila Sugiarto langsung terhenti setelah takluk dari ganda putri Malaysia, Chow Mei Kuan/Lee Meng Yean 16-21, 16-21.

Kemenangan cukup mudah juga diraih tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung. Gregoria mengatasi perlawanan pemain Thailand, Pornpawee Chochuwong dengan kemenangan straight game 21-10, 21-8 hanya dalam waktu 26 menit dan menjadi pertandingan selesai yang paling singkat di hari pertama.

Sayangnya, Ruselli Hartawan tak mampu membuat cerita serupa. Ruselli yang bertemu pemain top Thailand, Ratchanok Intanon, belum mampu membuat kejutan. Dia kalah, 14-21, 14-21.

Kabar buruk juga terjadi di sektor ganda campuran. Satu-satunya pasangan ganda campuran Indonesia yang tampil di hari pertama, Praveen Jordan/Melati Daeva justru langsung tersingkir. Ironisnya, Praveen/Melati yang menjadi unggulan 7 dikalahkan ganda Jerman, Mark Lamsfuss/Isabel Herttrich yang tidak masuk daftar unggulan. Praveen/Melati kalah 20-22, 14-21.

Hasil ini mengejutkan. Sebab, Praveen/Melati sejatinya sedang dalam performa bagus. Dalam dua turnamen terakhir yang mereka ikuti yakni di New Zealand Open dan Australia Open pada akhir Mei dan awal Juni lalu, mereka berhasil tampil di final. Sayangnya, mereka malah tampil melempem di kandang sendiri.

Hari ini, akan ada 15 pemain Indonesia yang tampil di hari kedua Indonesia Open 2019. Mereka akan tampil di lima sektor. Di antaranya pasangan ganda putra, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Lalu pasangan ganda campuran, Tonttowi Ahmad/Winny Octavina dan Fitriani di tunggal putri.

Sebagai pecinta bulutangkis, kita tentunya berharap ada banyak pemain Indonesia yang berhasil melaju ke putaran dua. Bahkan seterusnya, melaju hingga puncak. Salam bulutangkis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun