Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Menengok Peluang Dua Wakil Asia di Copa America 2019

18 Juni 2019   15:41 Diperbarui: 18 Juni 2019   19:07 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jepang dibanti Chile di laga perdana Grup C Copa America 2019 tadi pagi/Foto: The AFC

Pesta gol terjadi ketika juara bertahan, Chile, menang besar 4-0 atas Jepang di pertandingan pertama Grup C Copa America 2019 yang digelar di Estadio do Morumbi, Sao Paulo, Brasil, Selasa (18/6) pagi tadi.

Chile mengalahkan Jepang. Lho, bukannya Copa America itu turnamen sepak bola yang dikhusukan untuk negara-negara di Benua Amerika Latin, tapi mengapa kok ada Jepang? Bukannya Jepang itu tim Asia?

Benar. Copa America yang merupakan turnamen sepak bola antara negara paling tua di dunia (bahkan lebih tua dari Piala Dunia) memang merupakan kejuaraan bagi negara-negara di Amerika Selatan. Dari 10 negara di Amerika Selatan, semuanya ikut serta.

Namun, sejak edisi penyelenggaraan tahun 1993 silam, panitia Copa America selalu memberikan dua tiket undangan kepada dua negara di luar benua Amerika Latin. Bila awalnya hanya negara Amerika Utara seperti Meksiko ataupun Amerika Serikat yang rutin diundang, negara Asia kemudian juga diundang untuk ikut berpartisipasi seperti halnya Jepang di Copa America 2019 ini.

Dengan jumlah peserta menjadi 12 negara, penyelenggaraan Copa America menjadi lebih menarik. Turnamen yang digelar mulai tahun 1916 ini jadi mengenal babak knock out dari perempat final, semifinal hingga final.

Dulunya, hanya 10 negara Amerika Latin saja yang tampil. Yakni Uruguay, Argentina, Brasil, Chile, Paraguay, Kolombia, Peru, Bolivia, Venezuela dan Ekuador. Turnamennya hanya digelar dengan membagi 10 negara itu ke dalam dua grup. Lantas, dua tim peringkat teratas dari dua grup itu akan masuk putaran final. Tim yang memuncaki klasemen grup final, akan menjadi juara.

Jepang tampil sebagai undangan bersama Qatar
Sebenarnya, bukan kali ini saja, Jepang tampil di Copa America. Tahun ini merupakan partisipasi kedua Tim Samurai Biru. Kali pertama Jepang tampil di Copa America pada tahun 1999 di Paraguay.

Bedanya, di Copa America edisi kali ini, Jepang tidak sendirian datang dari benua Asia. Jepang tampil sebagai undangan di Copa America 2019 bersama Timnas Qatar. Keduanya merupakan finalis Piala Asia 2019 yang digelar di Uni Emirat Arab pada Januari lalu.

Kita tahu, Qatar akhirnya menjadi juara Asia untuk kali pertama setelah menang 3-1 di final dengan salah satu gol dicetak penyerang subur mereka, Almoez Ali. Prestasi itu juga menjadi "kampanye" bagi Qatar bahwa mereka siap menjadi tuan rumah "bukan kaleng-kaleng" di Piala Dunia 2022 mendatang.

Bagaimana peluang Jepang dan Qatar?

Tadi pagi, Jepang babak belur dihajar Chile 0-4. Jepang yang tampil dengan beberapa pemain terbaiknya saat ini, termasuk Takefusa Kubo yang kabarnya direkrut Real Madrid Castilla, ternyata tak berdaya. Justru, Chile yang tampil dengan pemain-pemain lawasnnya, tampil perkasa.

Bahkan, Alexis Sanchez yang jadi pemain flop di Manchester United, bergaji mahal tapi hanya berkotribusi kecil bagi tim, tampil apik di laga perdana Copa America 2019. Alexis membuat satu assist dan mencetak gol penutup Chile di menit ke-82.

Gawang Jepang dijebol Chile empat kali/Foto : Newsbeezer
Gawang Jepang dijebol Chile empat kali/Foto : Newsbeezer
Hasil ini membuat Jepang bernasib sama dengan Ekuador yang kemarin juga dibantai empat gol oleh Uruguay. Di pertandingan kedua, Jepang akan menghadapi Uruguay pada Jumat (21/6) pagi.

Sebelumnya, Qatar yang tampil lebih dulu, bermain imbang 2-2 melawan Paraguay pada laga perdana Grup B, Minggu (17/6) dini hari. Sempat tertinggal dua gol, Qatar mampu menyamakan skor lewat Ali di menit ke-68 dan gol bunuh diri Rodrigo Rojas di menit ke-77.

Grup B untuk sementara dikuasai Kolombia yang menang 2-0 atas Argentina di laga pertama. Sementara Qatar dan Paraguay memiliki satu poin dan Argentina belum mendapatkan poin.

Merujuk pada fakta tersebut, peluang Jepang dan Qatar untuk lolos ke perempat final belum tertutup. Apalagi, selain dua tim peringkat teratas yang otomatis lolos ke perempat final, ada dua jatah untuk dua dari tiga tim peringkat tiga terbaik. Celah inilah yang bisa dimaksimalkan Jepang dan Qatar.

Di pertandingan kedua, Jepang akan menghadapi tim yang paling sering juara Copa America, Uruguay. Bila tidak ingin mengulang nasib seperti di Copa America tahun 1999 ketika langsung out di fase grup, Jepang harus bangkit. Minimal bisa menahan imbang Uruguay lantas berupaya mencari kemenangan saat menghadapi Ekuador pada 24 Juni. Andai bisa meraih empat poin, Jepang berpeluang lolos ke babak perempat final sebagai pringkat tiga terbaik.

Sementara Qatar akan menghadapi Kolombia pada Rabu (19/6) malam waktu setempat. Setelah menahan Paraguay, Qatar pastinya ingin memperlihatkan kualitas mereka melawan Kolombia sebelum menantang Lionel Messi dan kawan-kawannya di pertandingan terakhir. Siapa tahu, Qatar bisa membuat kejutan. 

Usai menahan Paraguay, Qatar akan menghadapi Kolombia/Foto: Iloveqatar.net
Usai menahan Paraguay, Qatar akan menghadapi Kolombia/Foto: Iloveqatar.net
Namun, terlepas dari masih berpeluangnya Jepang dan Qatar untuk lolos ke perempat final, rasanya sangat sulit untuk membayangkan dua wakil Asia ini bakal bisa pulang membawa trofi.

Selain karena lawan-lawan yang dihadapi memang "kelas berat", juga tidak ada sejarahnya tim-tim tamu di Copa America bisa juara. Dari sekian banyak tim-tim undangan yang pernah tampil di Copa America, memang tidak ada yang pernah tampil sebagai juara. Artinya, trofi Copa America masih diraih tim-tim "tuan rumah" di benuanya sendiri.

Prestasi terbaik tim undangan masih dipegang oleh Meksiko yang pernah dua kali tampil di final. Namun, Meksiko harus puas hanya menjadi finalis. Pertama di final tahun 1993, mereka takluk 1-2 dari Argentina. Lalu, di final tahun 2001, Meksiko dikalahkan Kolombia 1-0.

Di sisi lain, terlepas dari hasil akhir yang diraih dua tim Asia nanti, keputusan panitia Copa America mengundang Jepang dan Qatar, tentunya membawa dampak positif bagi brand Copa America. Sebab, suporter Jepang dan Qatar pastinya tertarik untuk mengikuti turnamen ini. Jadi, itu merupakan strategi bagus untuk mengenalkan Copa America ke belahan dunia lainnya. 

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun