Dalam setiap lomba menulis, tentunya ada poin-poin utama yang menjadi dasar penilaian bagi para juri. Ada panitia yang terang-terangan mencantumkan poin tersebut agar diketahui para peserta lomba. Ada yang sekadar menuliskan syarat-syarat yang harus dipenuhi peserta. Termasuk durasi lomba dan hadiahnya.
Merujuk hal itu, dalam menilai sebuah karya, juri sejatinya sudah punya 'aturan main' yang harus dipatuhi. Tentu saja setiap juri memiliki 'selera' terhadap tulisan. Namun, selera itu tidak subyektif. Tetapi sudah dipandu oleh aturan main itu tadi. Jadi tidak benar bahwa untuk menang dalam lomba menulis, kita harus tahu selera juri lebih dulu. Yang benar adalah perhatikan panduan tentang poin-poin  apa saja yang dinilai dari tulisan.
Semisal untuk tema Jelajah Cagar Budaya Surabaya, bagi saya, tema ini sejatinya tidak sulit. Kenapa? Sebab, ketika kita masuk dalam mesin pencari dan menuliskan kata kunci "cagar budaya di Surabaya", kita akan dengan mudah mendapatkan beragam informasi. Itu sejatinya menjadi pesan penting bagi penulis.
Bahwa, dalam menghasilkan tulisan perihal tema ini, buatlah cerita yang berbeda alias harus lepas dari informasi mainstream yang selama ini ada dan dikemas secara mendalam. Kedalaman substansi tulisan dan juga kreativitas penulis dalam memilih angle tulisan, plus cerita yang mengalir inilah yang menjadi poin utama.
Tentunya juga dilengkapi dengan foto-foto keren tentang cagar budaya yang ada. Sebab, yang dinilai bukan hanya substansi tulisan, tetapi juga tampilan keseluruhan dari tulisan. Umumnya, salah satu poin yang dinilai dalam lomba blog adalah kemenarikan desain blog.
Pahami tema lomba
Hal yang juga penting untuk diperhatikan adalah memahami tema lomba menulis yang dilombakan. Jangan sampai salah memahami tema yang bisa berujung tulisan yang kita hasilkan malah melenceng dari tema yang diinginkan panitia lomba.
Seperti lomba blog yang saya juri kemarin, ada beberapa peserta yang rupanya keliru dalam memahami tema lomba. Kata "jelajah cagar budaya" tersebut rupanya dipahami secara beragam. Ada yang memahami makna jelajah ya menjelajah dari satu tempat ke tempat lainnya.
Sehingga, tulisan yang dihasilkan pun menjelajahi beberapa lokasi alias menampilkan beberapa cagar budaya dalam tulisan. Sayangnya, narasi yang dibuat untuk menjelasan satu demi satu cagar budaya yang diulas, sama sekali tidak kuat. Malah terkesan dangkal.
Sementara beberapa peserta lainnya memahami makna jelajah dengan menjelajahi satu lokasi cagar budaya saja. Hasilnya, tulisan yang disajikan pun lengkap, mendalam dan tidak seperti kebanyakan tulisan tema serupa yang bisa ditemukan di mesin pencari. Tulisan model inilah yang memiliki poin lebih.
Dengan ikut lomba menulis, kita berarti punya harapan menang