Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Indonesia dan Negara-negara Perindu Gelar di Sepak Bola

23 September 2018   13:17 Diperbarui: 23 September 2018   15:27 1470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas Indonesia ketika tampil di final Piala AFF 2016 silam. Semoga di Piala AFF tahun ini, Indonesia bisa juara/Foto: Foxsportsasia.com

"Pragmatisme dalam sepak bola itu pada akhirnya akan menjauhkan sepak bola dari penggemarnya. Sebab, penonton datang ke stadion, rela mengeluarkan duit dan bahkan tak peduli panas ataupun hujan, karena menginginkan melihat sebuah tim bermain yang enak ditonton".

Begitu kata seorang kawan ketika berbincang-bincang perihal sepak bola pada akhir pekan kemarin sembari menyeruput kopi item yang dipesannya. Sang kawan yang mengidolakan klub top di Inggris ini rupanya galau.

Galau karena tim idolanya kini bermain 'seadanya'. Permainannya tidak ada indah-indahnya. Bahkan cenderung bertahan. Jauh berbeda dengan era dulu yang setiap kali bertanding selalu mempertontonkan cara main menyerang dan mengurung pertahanan lawan.  

Saya yang menikmati segelas wedang jahe anget, lantas menimpali.

Saya bilang, benar pragmatisme dalam sepak bola itu tidak disukai banyak orang. Tapi, tidak semuanya. Selama pragmatisme itu berujung kemenangan bahkan bisa meraih gelar, fans pada akhirnya tidak terlalu peduli dengan cara bagaimana klub mereka bermain. Pun, pendukung dari tim yang bermain indah, bila setiap tahun gagal juara, fans lama-lama juga akan frustrasi".

Obrolan malam minggu itupun terus berlanjut. Sampai, segelas kopi item dan wedang jahe yang kami pesan, tinggal tersisa ampas dan juga sebatang jahenya.  

Dan memang, di sepak bola, sebuah tim ataupun sebuah negara, bisa menerapkan cara main sesuai selera mereka. Namun, pada akhirnya, meraih gelar juara menjadi tujuan yang utama. Terlebih di era sekarang yang selalu diukur dengan target. Terlebih, ada banyak manager klub maupun federasi sepak bola negara yang tidak sabaran ketika seorang pelatih tak kunjung mampu meraih trofi.

Ya, tim manapun bebas untuk bermain menyerang agresif ataupun bertahan total seperti memarkir bus di depan gawangnya. Namun, bila gagal meraih piala, cara bermain itu tidak akan banyak dikenang. Sebab, sejarah lebih senang mengenang tim yang juara.

Dan, bicara level negara (bukan klub), tidak semua negara mampu meraih trofi dalam setiap turnamen besar yang diikuti. Bukan karena negara-negara tersebut tim lemah di sepak bola. Justru, banyak dari mereka merupakan negara-negara hebat yang bahkan memiliki pemain terbaik dunia. Tetapi, mereka justru merindu berpuluh-puluh tahun untuk bisa meraih trofi. Malahan ada negara yang merindu meraih piala selama lebih dari setengah abad.

32 Tahun, Argentina Merindu Trofi Piala Dunia

Siapa meragukan Argentina sebagai negara top sepak bola. Mudah menyebut pemain-pemain hebat dari Argentina. Dari era Maradona, Gabriel Batistuta, hingga kini era Lionel Messi. Termasuk pemain-pemain top Argentina yang pernah bermain di Liga Indonesia seperti Emanuel De Porras, Robertino Pugliara, Gustavo Lopez, hingga Esteban Vizcarra.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun