Bayangkan, di putaran pertama dia harus menghadapi Lin Dan yang meski usianya tidak muda lagi, juara Olimpiade dua kali ini acapkali tampil gila di rumahnya sendiri. Pun, bila menang, Ginting kemungkinan bertemu lagi dengan Axelsen di round 2. Dan, andai lolos, dia sangat mungkin bertemu Chen Long, si peraih medali emas Olimpiade 2016 di perempat final.
Dan memang, semua skenario itu menjadi kenyataan. Hebatnya, Ginting bisa melakoninya dengan sempurna. Dia mengalahkan Lin Dan lewat rubber game, 22-24, 21-5, 21-19. Lantas menaklukkan Axelsen dua game langsung, 21-18, 21-17. Dan kemarin, di perempat final, Ginting mengalahkan Chen Long untuk keempat kalinya di tahun 2018 ini.
Pencapaian Ginting lebih aduhai dari dua tunggal putra Indonesia lainnya (Tommy Sugiarto out di round 1 usai kalah dari pemain tuan rumah unggulan 2, Shi Yuqi dan Jonatan Christie out di round 2 usai kalah dari pemain Hongkong unggulan 8, NG ka Long Angus.
Hebatnya, Ginting tidak sekadar menang atas tiga pemain top tersebut. Dia juga mampu memenangi hati pemain-pemain hebat itu. Faktanya, seusai pertandingan, mereka menyampaikan pujian untuk Ginting.
"Ginting pemain yang sangat cepat. Pada saat saya bisa membalikkan keadaan 19-18 di game ketiga, responnya sangat cepat di depan net. Pelatih saya memberikan arahan agar saya kembali mengarahkan shuttlecock ke atas, ini juga langsung diselesaikan dengan cepat oleh Ginting dengan smash nya. Di saat genting, ia bisa tampil lebih stabil," kata Lin saat wawancara.
"Memang saya sudah kalah empat kali tahun ini dari Ginting. Dia bermain dengan style yang simple sebetulnya, mirip permainan Taufik Hidayat. Dia mengontrol permainan net dan memaksa lawan untuk mengangkat bola, kemudian dismashnya," ungkap Chen dikutip dari m.badmintonindonesia.org.
"Ginting masih muda dan dia punya banyak energi untuk tipe bermainnya dia yang seperti itu. Tahun ini dia bisa menanjak karena mental bertandingnya stabil, saya rasa ini yang bisa membuatnya ada di level yang lebih tinggi," pungkas Chen Long.
Bagaimana dengan Axelsen?Â
Di Japan Open 2018 lalu, ketika Ginting dan Axelsen tengah beradu pukulan dan penampatan shuttlecock, setelah mengirimkan bola lob ke Axelsen yang lantas dikembalikan, Ginting mendadak mengirim bola net tipis. Axelsen yang tidak mampu menjangkau, mendadak langsung mengacungkan jempolnya untuk Ginting (rekaman momen ini bisa dilihat di Youtube). Â