Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Indonesia Tinggal Berharap pada Marcus/Kevin dan Greysia/Apri

15 September 2018   07:12 Diperbarui: 15 September 2018   08:33 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu lolos ke semifinal Japan Open 2018/Foto: Twitter BadmintonIna

Selangkah lagi, turnamen bulutangkis Japan Open 2018 memasuki babak final. Sayangnya, harapan untuk menyaksikan pebulutangkis-pebulutangkis Indonesia mendominasi laga puncak turnamen BWF World Super 750 berhadiah 700 ribu Dolar AS ini, tidak kesampaian.

Dari lima wakil Indonesia yang tampil di perempat final, Jumat (14/9/2018) kemarin, hanya dua wakil yang berhasil lolos ke semifinal. Yakni pasangan ganda putra Marcus Gideon/Kevin Sanjaya dan ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu.

Sementara pasangan ganda campuran, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting dan ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, terhenti.

Dan memang, perjuangan pemain-pemain Indonesia untuk lolos ke semifinal, sama sekali tidak mudah. Tidak ada 'tiket' gratisan. Markus/Kevin dan Greysia/Apriyani harus bermain rubber game (tiga set). Sementara tiga pemain lainnya bertemu lawan-lawan yang memang tangguh.  

Ya, tidak mudah bagi Marcus Gideon/Kevin Sanjaya untuk mendapatkan 'tiket' ke semifinal. Meski lebih diunggulkan ketika menghadapi ganda Belanda, Jelle Maas/Robin Tabeling, Marcus/Kevin ternyata mendapatkan perlawanan sengit di perempat final.

Marcus/Kevin yang menjadi unggulan 1 dan merupakan juara bertahan ganda pura Japan Open 2017, dipaksa bermain rubber game alias tiga set. Menang mudah dengan skor 21-10 di game pertama, Marcus/Kevin justru kalah di game kedua 17-21. Mereka lantas bangkit di game penentuan dan menang meyakinkan, 21-14 untuk lolos ke semifinal.

Ganda putra Indonesia, Marcus Gideon/Kevin Sanjaya. mendapatkan perlawanan sengit dari ganda Belanda di perempat final/Foto: Twitter InaBadminton
Ganda putra Indonesia, Marcus Gideon/Kevin Sanjaya. mendapatkan perlawanan sengit dari ganda Belanda di perempat final/Foto: Twitter InaBadminton
Dikutip dari badmintonindonesia.org, Marcus Gideon menyebut lawan bisa bermain lepas dan pertahanannya bagus sehingga pertandingan berjalan sengit, terutama di game kedua dan ketiga. Sementara Kevin menyoroti kesalahan sendiri yang beberapa kali mereka lakukan di game kedua sehingga membuat permainan lawan menjadi lebih berkembang.

"Di game ketiga, kami mencoba bermain lebh fokus dan tidak mau lagi terbawa irama permainan lawan yang pelan. Kami berusaha mempercepat tempo permainan dan kembali ke pola permainan kami," tambah Marcus dikutip dari https://badmintonindonesia.org/app/information/newsDetail.aspx?/7397.

Di semifinal yang dimainkan Sabtu (15/9/2018) hari ini, Marcus/Kevin akan menghadapi ganda Tiongkok, He Jiting/Tan Qiang. Ganda non unggulan ini lolos ke semifinal setelah mengalahkan ganda Jepang, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi 18-21, 21-19, 21-15.

Di atas kertas, Marcus/Kevin lebih diunggulkan untuk lolos ke final merujuk pada status Jiting/Qiang yang merupakan ganda putra ketiga Tiongkok setelah Liu Yuchen/Li Junhui dan Zhang Nan/Liu Cheng. Tapi awas, pasangan ganda putra berjuluk "Duo Minions" ini pernah dikalahkan He Jiting/Tan Qiang di perempat final Malaysia Open pada akhir Juni 2018 lalu.

Greysia/Apriyani kalahkan juara Eropa 2018

Di ganda putri, Greysia Polii/Apriyani Rahayu juga melakoni pertandingan ketat di perempat final saat menghadapi ganda kakak beradik dari Bulgaria, Stefani Stoeva/Gabriela Stoeva. Sempat kalah 19-21 di game pertama, Greysia/Apriyani bisa come back dengan menang 21-17, 21-12 di game kedua dan ketiga.

Kemenangan ini menjadi pembalasan manis bagi Greysia/Apriyani atas duo Stoeva yang merupakan juara Eropa 2018.  Sebelumya, Greysia/Apriyani dikalahkan Stoeva bersaudara di babak awal All England Open 2018 dengan skor 11-21, 19-21.

Di semifinal, Greysia/Apriyani akan menghadapi lawan berat. Yakni, unggulan pertama asal Jepang, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota. Selama ini, Greysia/Apriyani dan juga ganda putri Indonesia, seringkali kesulitan ketika menghadapi ganda putri Jepang. Mereka seperti belum menemukan "jurus yang tepat" untuk mengalahkan ganda putri Jepang yang memang mendominasi.

Greysia/Apriyani akan menghadapi ganda putri Jepang, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota di semifinal/Foto: badmintonindonesia.org
Greysia/Apriyani akan menghadapi ganda putri Jepang, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota di semifinal/Foto: badmintonindonesia.org
Faktanya, di beberapa turnamen penting, Greysia/Apriyani selalu dihentikan ganda putri Jepang. Di kejuaraan Dunia 2018, mereka kalah dari Mayu Matsumoto dan Wakana Nagahara di semifinal yang akhirnya menjadi juara. Dan di Asian Games 2018 di nomor perorangan ganda putri, Greysia/Apriyani takluk dari Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi di semifinal.

Namun, kali ini, Greysia menyebut akan mencoba mematahkan 'kutukan' melawan ganda putri Jepang tersebut. "Kami akan coba recovery dulu dengan berendam air es, pijat, terapi dan tidur yang cukup. Makanannya juga dijaga, walaupun tidak enak, tapi harus dipaksa demi badan. Tidak ada pilihan lagi, supaya besok bisa fight," ungkap Greysia seperti dikutip dari http://m.badmintonindonesia.org/app/information/newsDetail.aspx?/7400.

Pujian Axelsen untuk Ginting

Indonesia sebenarnya berpeluang menempatkan lebih banyak wakil di semifinal. Sayangnya, dari lima pemain Indonesia yang tampil di perempat final, tiga pemain tereliminasi. Mereka adalah Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, Anthony Sinisuka Ginting dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.

Ketiganya memang menghadapi lawan tangguh. Praveen/Melati kalah rubber game dari ganda campuran Malaysia peraih medali perak Olimpiade 2016, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying, 19-21, 22-20, 17-21. Lalu Fajar/Rian kalah rubber game dari ganda juara dunia 2018 asal Tiongkok, Liu Yuchen/Li Junhui, 20-22, 21-18, 14-21. Fajar/Rian gagal mengulang penampilan heroik saat mengalahkan Liu/Li di semifinal Asian Games 2018 lalu.

Sementara tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting, harus mengakui keunggulan pemain rangking 1 dunia asal Denmark, Viktor Axelsen 17-21, 15-21. Ginting gagal mengulang kemenangan atas Axelsen di Piala Sudirman 2017 silam. Kala itu, dia menang rubber game 13-21, 21-17, 21-14.

Anthony Ginting, mendapat pujian dari pemain rangking 1 dunia, Viktor Axelsen/Foto: Twitter BadmintonIna
Anthony Ginting, mendapat pujian dari pemain rangking 1 dunia, Viktor Axelsen/Foto: Twitter BadmintonIna
Kali ini, Ginting merasa penampilan Axelsen berbeda dari sebelumnya, khususnya dari segi pertahanan yang menurutnya tidak mudah dimatikan dan juga jarang melakukan kesalahan sendiri. Dia mengaku serangan-serangannya bisa diatasi oleh juara dunia tunggal putra 2017 ini.

Menariknya, saat pertandingan selesai, ketika berjabat tangan, Axelsen terlihat mengucapkan sesuatu kepada Anthony. "Dia bilang permainan saya hari ini bagus dan dia mengucapkan selamat buat saya atas capaian di Asian Games kemarin," ujar Anthony dikutip dari m.badmintonindonesia.org. Salam bulutangkis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun