Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kompasiana, "Sekolah" yang Mengedukasi dan Loman pada "Murid-muridnya"

21 November 2017   17:54 Diperbarui: 21 November 2017   17:58 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Sekira Maret 2015 silam, beberapa bulan jelang hari raya Idul Fitri, saya dan istri berkeinginan untuk mudik ke rumah mertua (ibu istri) di Jakarta. Karena jarak Sidoarjo-Jakarta yang tidak dekat dan berimbas pada mahalnya ongkos transportasi (terlebih kami berempat), frekuensi untuk mudik ke Jakarta terbilang jarang. Namun, khusus untuk hari raya tahun itu, kami berencana mudik.

Namun, rencana terbilang rencana. Bagian plafon dapur rumah kami mendadak ambruk. Cukup mengkhawatirkan karena atapnya jebol. Bila hujan turun, dapur akan menjadi kolam dadakan. Jadilah duit yang sedianya diplot untuk silaturrahmi ke mertua, dipakai untuk renovasi belakang rumah. Kami pun berpikir, mungkin belum waktunya untuk berhari raya di Jakarta.

Namun, beberapa hari kemudian, di sebuah akhir pekan, saya mendapatkan kabar gembira ketika membuka Kompasiana. Saya mendapati pengumuman pemenang lomba blog competition "Dayakan Indonesia". Dan Alhamdulillah, tulisan saya terpilih sebagai juara pertama.

Ah, masih terngiang dalam ingatan betapa gembiranya saya kala itu lantas mengabarkannya kepada istri dengan riang. Kami pun jadi mudik ke mertua dengan hadiah menulis dari Kompasiana. Bagi saya, itu pengalaman pertama tak terlupakan sejak menjadi "murid" di sekolah Kompasiana.

Demi Tulisan untuk Kompasiana, Pernah Nyaris Dihajar Preman

Menulis di Kompasiana tentunya bukan semata karena ingin mendapatkan hadiah. Balik ke fungsi Kompasiana sebagai 'sekolah", ada keinginan untuk aktif memproduksi tulisan di Kompasiana karena niatan untuk menginformasi apa yang saya tahu. Sekaligus sebagai media interaksi dengan teman-teman di Kompasiana.

Sebenarnya, setiap hari ada banyak ide menulis yang ingin diposting. Tapi apa daya, waktu yang tersita untuk bekerja dan ketika nyampe rumah tinggal capek nya, membuat ide-ide itu serasa basi untuk ditulis. Sehingga, beberapa saja dari ide itu yang akhirnay berwujud tulisan.

Dan, dalam proses menghasilkan tulisan di Kompasiana, proses nya terkadang bahkan tidak kalah menegangkan dibanding wartawan yang tengah melakukan investigasi untuk menulis berita. Itu yang saya alami pada awal 2015 silam.

Kala itu, sebagai warga Sidoarjo, saya ingin menulis tentang lumpur lapindo. Bukan dari sisi bencananya. Tetapi dari angle potensi wisatanya. Serta upaya apa saja yang bisa dilakukan oleh pemerintah daerah untuk memajukan potensi wisata lokal. Karena memang, berdasarkan pantauan saya, di setiap akhir pekan, ada cukup banyak warga yang kebetulan melintas di kawasan itu, lantas mampir untuk menengok tanggul lampur yang mirip benteng kokoh.

Dan, tentu saja, bicara potensi wisata, tidak akan lengkap tanpa adanya foto. Karenanya, saya pun bela-belain untuk mengambil foto di lokasi. Saya berhenti di salah satu spot 'pendakian' wisatawan yang ingin naik ke tanggul lumpur dan menyaksikan pemandangan lautan lumpur. Lantas mengambil handphone untuk memotret. 

Betapa kagetnya saya ketika baru mengambil tiga foto, mendadak seorang berbadan tinggi besar berwajah sangar, keluar dari bangunan semacam pos jaga. Ia menghampiri saya, menunjuk saya sembari membentak dengan suara kasar. "Hee lapo koen (ngapain kamu) foto-foto. Awakmu (kamu) wartawan yo". Koen yang bermakna kamu, adalah panggilan paling kasar dalam bahasa Suroboyo-an.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun