Bandung – Beberapa mahasiswa Pendidikan Teknik Otomasi Industri dan Robotika, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), dari Fakultas Pendidikan Teknik dan Industri (FPTI) melakukan observasi di SMKN 1 Cimahi untuk mengevaluasi metode pembelajaran, kondisi fasilitas, serta keterserapan lulusan di dunia kerja dan perguruan tinggi. Observasi ini bertujuan untuk memahami efektivitas sistem Pendidikan di sekolah kejuruan serta tantangan yang dihadapi dalam menghadapi kebutuhan industry yang terus berkembang.
Tim mahasiswa yang tergabung dalam observasi ini terdiri dari Hadfina Azra Syahidah, Kamila Rahma Nabiha, Milati Auliyah, Muhammad Salman Al Farisi, Nurulazmi Zakiah Samilah, dan Refaldi Nazhr Warnata, di bahwa bimbingan Dr. Saripudin S.Pd., M.T.Â
Sebagai mahasiswa Teknik Otomasi Industri dan Robotika, kami memiliki kepedulian tinggi terhadap pendidikan vokasi, khususnya dalam bidang teknik dan teknologi industri. Observasi ini dilakukan sebagai bentuk dedikasi kami untuk memahami dan berkontribusi dalam peningkatan kualitas pembelajaran di SMK yang menjadi garda terdepan dalam mencetak tenaga kerja terampil. Dengan latar belakang keilmuan yang kami miliki, kami turut menganalisis kesiapan fasilitas praktik, kurikulum berbasis industri, serta efektivitas kerja sama dengan dunia usaha dan industri.
Berdasarkan hasil observasi, SMKN 1 Cimahi memiliki fasilitas yang cukup memadai, terutama untuk mendukung program keahlian yang ditawarkan. Laboratorium dan ruang praktik telah dilengkapi dengan peralatan industri modern, yang sebagian besar didukung oleh kerja sama dengan Schneider Electric. Namun, terdapat tantangan dalam pemeliharaan fasilitas, terutama pada beberapa sarana olahraga dan ruang kelas yang sedang dalam tahap renovasi.
Dalam proses pembelajaran, SMKN 1 Cimahi telah mengadopsi Kurikulum Merdeka untuk kelas X, XI, dan XII, sedangkan kelas XIII masih menggunakan Kurikulum 2013. Pendekatan ini memberikan kebebasan kepada sekolah untuk menyesuaikan materi ajar dengan kebutuhan industry, dengan fokus pada pembelajaran berbasis proyek, praktik kerja industri (PKL), serta penguatan keterampilan soft skill dan hard skill.
Para guru juga menekankan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam praktik laboratorium guna membekali siswa dengan standar kerja industri. Namun, tantangan yang dihadapi adalah kurangnya pelatihan bagi tenaga pengajar dalam memanfaatkan teknologi terbaru di bidang pendidikan.
Kerja Sama dengan Industri dan Keterserapan Lulusan
SMKN 1 Cimahi memiliki 45 MoU dan lebih dari 140 kerja sama PKL dengan perusahaan industri. Hal ini memungkinkan siswa mendapatkan pengalaman praktik langsung yang relevan dengan bidang studinya. Berdasarkan tracer study, sekitar 47% lulusan langsung bekerja di industri, 21% melanjutkan Pendidikan ke perguruan tinggi, 15% bekerja sambil kuliah, dan 9% berwirausaha.Â
Kerja sama dengan Schneider Electric menjadi salah satu keunggulan utama, memungkinkan siswa untuk bekerja dengan teknologi terbaru dalam bidang otomasi industri. Selain itu, SMKN 1 Cimahi juga menjalin hubungan dengan PT Granitor Systems APAC serta beberapa perusahaan lainnya guna meningkatkan kesiapan lulusan dalam menghadapi dunia kerja.
Observasi ini menunjukkan bahwa SMKN 1 Cimahi memiliki sistem pendidikan yang kuat, didukung oleh fasilitas yang cukup baik serta kerja sama industri yang luas. Namun, tantangan seperti pemeliharaan fasilitas, pelatihan guru, dan penguatan program digitalisasi pembelajaran masih menjadi aspek yang perlu diperbaiki.