Hal ini dibedah oleh Raymond Chin terkait pendapatan Mixue pada periode Maret - Juni 2022, bahwasannya penyumbang terbesar sebanyak 72,16% dihasilkan dari ingredients, 15,55% dari packaging, dan penjualan es krim itu sendiri malah di angka 0,56%.
Apalagi, Mixue tidak mengadopsi sistem "radius". Franchisee bisa dengan bebas membuat ruko Mixue baru, tanpa harus dibatasi dengan radius antara ruko Mixue yang satu dengan ruko Mixue yang lain.
Awal dan Akhir yang Sama, "Ruko Kosong"
Siapa yang masih ingat dulu dengan istilah "Mixue penyelamat ruko kosong"? Mudahnya, ruko kosong yang ada di suatu daerah, tidak lama kemudian akan direnovasi dan berganti menjadi Mixue, karena saking menjamurnya pada masa itu.
Berbicara di wilayah Indonesia, seperti yang dijelaskan di awal, Mixue pertama masuk Indonesia pada 2020 dan gerai pertamanya ada di Kota Bandung, Jawa Barat.
Mengutip dari Katadata, per September 2024 jumlah gerai Mixue di Indonesia tercatat mencapai 2.667 gerai.
Namun, kesuksesan Mixue tidak berlangsung lama. Akhir-akhir ini, tak jarang dari kita mendengar jika Mixue "mulai berguguran".
Awalnya ramai, perlahan mulai sepi penjualan menurun, hingga akhirnya tumbang alias berguguran.
Tidak perlu mengambil contoh jauh-jauh. Dari wilayah domisili penulis dan berdasarkan hasil penelusuran di Google Maps, mayoritas ruko Mixue sudah mulai tutup, kembali menjadi ruko kosong.
Contoh ruko Mixue yang sudah tutup, meliputi Mixue Kroya, Mixue Tegal Sultan Agung, Mixue Slerok Tegal, Mixue Banjarnegara, Mixue UNSOED Purwokerto, Mixue Purbalingga, dan masih banyak lagi yang lain.
Beberapa alasan yang mendominasi sehingga gerai Mixue tutup, antara lain:
- Fear of Missing Out (FOMO), perilaku masyarakat yang tidak ingin ketinggalan dengan fenomena baru, terlebih mayoritas masyarakat Indonesia yang sangat suka dengan hal baru dan berbau viral.
- Jenuh, bayangkan jika setiap kabupaten / kota, bahkan dalam lingkup yang lebih kecil yakni kecamatan ada gerai Mixue, konsumsi masyarakat akan mencapai titik puncaknya, lalu jenuh, dan ketika itu pula permintaan (demand) akan melandai.
- Sistem kontrak 3 tahun, Mixue mengimplementasikan sistem kontrak 3 tahun. Setelah itu, mau perpanjang atau tidak, kembali lagi ke "pemilik mandirinya".
- Kompetitor bermunculan, adanya kompetitor, secara bisnis, mau tidak mau antara brand yang satu dengan brand yang lain harus rela berbagi konsumen. Penantang terberat Mixue, seperti Ai-CHA, Bingxue, Momoyo, We Drink, Xiyue, dan banyak lagi lainnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI