Tidak semua orang di dunia ini berasal dari keluarga yang mampu. Tentu saja, ada beberapa yang berasal dari keluarga menengah bahkan dari keluarga yang tidak mampu. Tapi dengan ketidak mampuan itu justru kita harus berusaha dan tetap semangat untuk menggapai cita-cita, dengan ketidakmampuan itu sendiri kita bisa belajar bahwa cita-cita yang tinggi itu harus diperjuangkan dengan sekuat tenaga. Seperti contoh kisah yang dialami oleh seorang anak dari Rembang, sebut saja namanya Pras.
Pras ini terlahir dari keluarga yang bisa kita bilang kurang mampu. Ayah dari pras ini hanya seorang buruh tani, dan Ibunya juga tidak bekerja, hanya menjadi Ibu Rumah Tangga saja. Dari kecil, Pras ini selalu kesusahan untuk bersekolah, karena orangtuanya tidak mampu membiayainya. Saat Pras menginjak di bangku SMP, Pras selalu berpikir bagaimana nantinya kalau sudah lulus, apakah masih bisa lanjut ke jenjang SMA atau tidak. Karena jika masuk ke SMA, biaya yang dikeluarkan oleh orangtua Pras juga semakin banyak. Semenjak itu, Pras berfikir bagaimana bisa melanjutkan pendidikan ke SMA tanpa membebani orang tuanya. Pras akhirnya tahu, jika ingin melanjutkan ke SMA, maka dia harus mendapatkan beasiswa, dan jika ingin mendapatkan beasiswa, maka Pras harus berprestasi. Akhirnya Pras pada waktu SMP belajar segiat dan serajin mungkin supaya bisa berprestasi dan mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan sekolahnya ke SMA favorit.
Setelah masa-masa SMP sudah selesai, akhirnya Pras mencari beasiswa dan mendapatkannya untuk bisa bersekolah di SMA Negeri 1 Sulang, Kab. Rembang. Â Pras mendapatkan beasiswa full tiga tahun tanpa membayar sepersen pun. Setelah mendapatkan beasiswa tersebut, Pras tidak akan lupa untuk selalu bersyukur. Dengan mengutarakan rasa syukurnya itu, Pras tidak pernah bosan untuk selalu belajar dengan giat dan rajin agar bisa menjadi yang paling terbaik. Pras selalu bisa mendapatkan rangking 1 di kelasnya, Pras juga pernah mendapatkan juara 2 dalam lomba IPA di Festifal Agro Culture Rembang 2016. Tak hanya itu, Pras juga pernah menjadi peserta Olimpiade Sains Nasional tingkat Kabupaten Rembang. Pras tidak hanya fokus tentang pendidikan akademik saja, tapi Pras juga aktif dalam pendidikan non akademik, yaitu ikut organisasi pramuka dari Bantara sampai Laksana.
Setelah lulus SMA, Pras tidak diizinkan untuk melanjutkan kuliah oleh orang tuanya. Tetapi Pras tetap ngeyel dan berusaha bagaimana caranya agar tetap bisa melanjutkan pendidikan sampai S1 tanpa membebani orang tuanya. Akhirnya Pras mencari beasiswa kuliah dimanapun kampus dan tempatnya. Dia tidak memperdulikan lagi mau kuliah dimana, nggak penting negeri atau swasta yang penting bisa kuliah gratis sampai lulus. Tidak lama kemudian, Pras sudah mendapatkan beasiswa full sampai lulus di Universitas Ngudi Waluyo Ungaran, Jawa Tengah, dan mengambil Prodi S1 Ilmu Hukum.
Selama kuliah, Pras aktif di organisasi internal maupun eksternal. Salah satu organisasi internalnya yaitu Himpunan Mahasiswa Ilmu Hukum, pada tahun 2018, dia menjabat sebagai ketua umum. Tak berhenti disitu, Pras selalu ingin menjadi yang terbaik, dan di tahun 2019, dia menjabat sebagai ketua BEM kampus, yang biasanya disebut sebagai Presiden Mahasiswa. Salah satu organisasi eksternal yang diikuti oleh Pras adalah PERMAHI (Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia) di PC Semarang. Di organisasi PERMAHI, Pras pernah menjabat sebagai Wakil Bidang Pendidikan dan Pelatihan Organisasi. Saking aktifnya di perkuliahan dan perorganisasian, Pras mendapatkan beasiswa lagi, yaitu beassiswa PPA (Peningkatan Prestasi Akademik) selama dua kali. Setelah empat tahun kuliah, akhirnya Pras melaksanakan wisuda. Di wisuda ini Pras mendapatkan penghargaan sebagai wisudawan terbaik II prodi Ilmu Hukum.
Setelah lulus kuliah, Pras sudah yakin untuk bisa diterima kerja di perusahaan-perusahaan. Karena Pras sudah memiliki banyak prestasi dan pengalaman, baik di dunia hukum maupun di dalam organisasi. Pertama kali Pras bekerja di PT. Infomedia Nusantara selama satu tahun. Kemudian Pras bekerja di PT. Bank Rakyat Indonesia kurang lebih sekitar dua tahun. Lalu bekerja lagi di PT. Bank Mega sampai sekarang. Di PT. Bank Mega ini, Pras menjabat sebagai bisnis marketing, dan memperoleh Best Perform, yaitu penghargaan kepada pegawai yang berprestasi karena di devisinya mendapatkan nila A+.
Selain bekerja di PT. Bank Mega, Pras ini tidak lupa dengan profesi aslinya yaitu sebagai advocate atau lawyer. Untuk praktiknya dia praktik di Pengadilan Negeri Rembang melalui layanan pos bantuan hukum di Pengadilan Negeri Rembang. Selain sibuk di perusahaan, Pras masih aktif untuk menjalankan profesi aslinya ketika ada seorang klien yang membutuhkan bantuan hukum.
Pelajaran yang bisa kita ambil dari cerita ini adalah jika kita termasuk dari kalangan menengah maupun dari kalangan bawah, kita tidak boleh menyerah begitu saja. Kita harus punya goals yang tinggi, punya cita-cita, semangat juang yang besar. Keterbatasan bukanlah halangan yang besar untuk bisa sukses, selagi kita selalu semangat dan serius untuk terus belajar, bekerja keras, dan berdoa pasti semuanya tidak ada yang mustahil. Semuanya sudah diatur oleh Allah SWT, tinggal bagaimana kita berusaha dan berdoa untuk mendapatkan apa yang kita mau.