Kaum LGBT+ merupakan bagian dari subkultur yang merupakan sekelompok orang dalam budaya yang membedakan dirinya dari budaya induknya, namun sering kali mempertahankan beberapa prinsip dasarnya.Â
Subkultur mengembangkan norma dan nilai mereka sendiri mengenai masalah budaya, politik, dan seksual. Subkultur adalah bagian dari masyarakat sambil menjaga karakteristik khusus mereka tetap utuh.
Beberapa karakteristik tentang subkultur
- Diffuse Networks
- Shared Distinct Meanings
- Shared Identity
- Resistance
- Marginalization
- Stratification, Values, and Specialized Vocabulary
LGBT+ merupakan singkatan dari lesbian, gay, bisexual, transgender (trans) dan lainnya. Namun, terkadang terdapat orang-orang yang mengidentifikasi dirinya sebagai LGBTQ+ atau LGBTQIA.
Gay merupakan seorang pria yang secara romantis atau seksual tertarik pada sesama pria. Beberapa wanita lebih menyukai istilah gay dan akan menggunakannya daripada lesbian. Sedangkan lesbian merupakan seorang wanita yang secara romantis atau seksual tertarik pada sesama wanita.
Bisexual merupakan seseorang yang secara seksual tertarik pada lebih dari 1 jenis kelamin. Orang biseksual sering menyebut diri mereka sebagai 'bi.' Sedangkan transgender merupakan orang yang memiliki jenis kelamin yang berbeda dengan jenis kelamin yang ditetapkan saat lahir, baik laki-laki, perempuan, atau interseks.
Banyak orang mengatakan bahwa seorang transgender akan menjalani operasi pergantian gender atau merubah hormon untuk mengubah penampilan secara fisik, namun tidak semua transgender merasa mereka ingin melakukan bantuan secara medis. Transgender dapat menyebut diri mereka sebagai wanita, pria, kombinasi dari keduanya atau sesuatu yang berbeda.
Arti dari tanda + merupakan orang-orang yang memiliki perbedaan secara seksualitas atau romantis yang tidak cocok atau tidak termasuk dalam kategori LGBT. Banyak yang menggambarkan diri mereka sebagai orang yang ber-non-gender. Sedangkan LGBTQ+ atau LGBTQIA merupakan singkatan dengan tambahan Q, I dan A.
Queer atau Questioning merupakan sebuah ejekan terhadap pria yang berlaku feminim sehingga orang-orang yang termasuk LGBT+ menganggap istilah Queer sangat ofensif. Sedangkan Interseks merupakan seorang yang dapat menyatakan dirinya seorang pria, wanita atau bukan keduanya. Dan juga, aseksual merupakan seorang yang tidak memiliki ketertarikan secara seksual atau romantis.
Terdapat bukti kuat bahwa orang-orang yang termasuk dalam identitas LGBTQI beresiko lebih tinggi dalam mengalami kondisi mental, terutama gangguan depresi dan kecemasan. Banyak bagi orang LGBTQI, kondisi sosial ekonomi dan budaya berdampak negatif bagi kesehatan mental.Â