Mohon tunggu...
Gusveri Handiko
Gusveri Handiko Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger

Penulis di Duta Damai Sumbar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Intoleransi yang Mengkar dan Menggema di Indonesia

14 November 2019   23:35 Diperbarui: 14 November 2019   23:38 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika setiap masyarakat indonesia ditanya apakah mereka suka dengan perilaku intoleransi? pastinya mereka serentak menjawab "Kami tidak menyukai perilaku tersebut". 

Pastinya setiap masyarakat indonesia akan berupaya semaksimal mungkin untuk selalu menjunjung tinggi sikap toleransi kepada sesama. Pada kenyataannya setiap manusia memiliki sifat lahiriah yaitu mudah lupa dan gampang terbawa suasana, ketika mereka berkumpul bersama-sama dengan golongan  mereka maka sikap menjatuhkan golongan lain dengan hal yang tidak produktif akan tanpa sadar mereka lakukan. 

Pada kenyataannya setiap budaya di indonesia maupun dunia lebih menekankan mencintai budaya asli daerah yang telah mengakar dan menggema di setiap kebudayaan di dunia. 

Indonesia dengan 742 bahasa daerah dan 1300 suku bangsa di indonesia yang pastinya lebih menekankan untuk mencintai budaya asli daerah tentunya akan terdapat pergesekan-pergesekan budaya di tengah masyarakat indonesia.

Tidak salah kalau seandainya para pendiri bangsa indonesia sangat mengkawatirkan bagaimana menyatukan bangsa ini jika di indonesia memiliki beragam perbedaan yang mencolok namun para pendiri bangsa tetap yakin suatu saat indonesia ini bisa maju dan bersatu di atas keberagaman suku bangsa dan budaya tersebut.

Menurut penulis pola pandang kita saja yang perlu kita satukan, pola pandang akan bagaimana memandang istilah "Toleransi". Toleransi bukan memandang semuanya harus sama disemua waktu namun toleransi harusnya memandang ada hal yang harus diberikan porsi lebih di waktu-waktu tertentu. Bagaimanapun setiap manusia mempunyai naluri untuk lebih mengutamakan satu hal daripada hal lain, makanya hanya benang merah yang harus di ambil dalam memandang istilah "Toleransi".

Dalam menanggapi beberapa pemberitaan yang berhubungan Intoleransi yang terjadi di indonesia memang harus mendapatkan perhatian lebih dari masyarakat umum. Hal yang harus di ingat dalam mencerna kasus Intoleransi adalah melakukan literasi media terhadap kasus tersebut. Ketika salah dalam memberikan pandangan atau terlalu cepat memberi pandangan pada kasus Intoleransi di Media Sosial justru akan berakibat pada kesembrawutan terhadap kasus Intoleransi tesebut.

Tidak semua orang berkesempatan dapat mempelajari budaya masing-masing daerah di indonesia makanya tidak elok jika setiap kasus yang bersangkutan dengan suku,bangsa, ras dan agama langsung di anggap sebagai kasus intoleransi. Jauh lebih baik untuk di dalami dulu secara baik dan jika memang bermanfaat untuk disebar dan dapat dipertanggung jawabkan dengan baik maka boleh disebar di sosial media yang kita punya. karena prinsip dasar bermedia sosial adalah mempermudah hidup muka menysahkan hidup. (GH).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun