Mohon tunggu...
gustijulian
gustijulian Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

menulis biasa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Transisi dari Orde Lama ke Orde Baru

30 April 2024   16:47 Diperbarui: 30 April 2024   16:52 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

orde lama terjadi ketika presiden soekarno memimpin indonesia pada tahun 1959-1966 pada masa demokrasi terpimpin, presiden pada saat itu mempimpin indonesia dengan sistem liberalisme dan menolak semua ajaran barat yang menurutnya menggangu stabilitas persatuan dan kesatuan bangsa. presiden soekarno juga yang memutuskan semua keputusan yang menyangkut dengan pemerintahan dan politik bangsa indonesia, yang menyebabkan terjadinya ketidakbebasan terhadap opini dan inovasi yang ingin disampaikan terhadap undang undang yang berlaku

orde lama juga masih menetapkan manipol USDEK sebagai garis besar haluan negara dalam yang memutuskan segala level keputusan di level pendidikan dan pemerintahan, yang membuat terkadang sebagai warga negara menerima sebuah keputusan yang mungkin kurang pas dengan opini dan keinginan yang diinginkan rakyar karena akan membuat terjadinya kekurangan dalam megisi kekosongan lubang yaitu musyawarah, presiden soekarno juga membuat nasakom untuk menjaga stabilitas politik dia, agar dari tiga fraksi besar yang ada di indonesia terpenuhi secara musyawarah mufakat, karena hal ini hanya mewakiili petinggi petinggi penting yang dianggap suara mereka adalah suara yang dominan.

pada masa orde lama juga, partai komunis semakin terkonsolidasi secara gerakan partai dan rencana rencana mereka, mereka diberi akses untuk memperlebar partai politik yang mereka buat, partai komunis indonesia makin membesar sampai tahun 1965, yang pada saat itu untuk menyesuaikan paham kiri yang dianut oleh presiden soekarno.

orde baru terjadi pada tahun 1966, yang pada saat itu terjadi tragedi supersemar, yang bertujan untuk mengamankan presiden soekarno dari penyerangan kelompok yang tak dikenal pada saat sidang kabinet dwikora, presiden soekarno mendapat pesan bahwa ABRI sudah sangat siap siaga dalam menyiapkan pos keamanan dan menjaga kestabilan bangsa dan negara, bersama tiga petinggi itu soekarno mengambil tindakan dengan perumusan surat yang dikenal dengan supersemar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun