Pertanyaan mengenai asal-usul alam semesta dan apakah ia diciptakan oleh Tuhan telah menjadi topik perdebatan panjang dalam filsafat, agama, dan sains. Dari sudut pandang teologis, esoteris, dan ilmiah, terdapat berbagai perspektif yang mencoba menjelaskan bagaimana dan mengapa alam semesta ada.
1. Perspektif Teologis: Tuhan sebagai Pencipta Alam Semesta
Dalam banyak agama, alam semesta diyakini sebagai hasil ciptaan Tuhan. Pandangan ini terutama ditemukan dalam agama-agama monoteistik seperti Islam, Kristen, dan Yahudi, yang mengajarkan bahwa Tuhan menciptakan alam semesta dari ketiadaan (ex nihilo).
Islam: Dalam Islam, Allah disebut sebagai Al-Khaliq (Sang Pencipta) yang menciptakan alam semesta dengan perintah-Nya. Dalam Al-Qur'an, disebutkan bahwa Allah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa dan mengendalikan segala sesuatu yang ada di dalamnya. Konsep penciptaan ini mencerminkan kehendak mutlak Tuhan yang menciptakan segala sesuatu tanpa perlu bahan dasar.
Kristen: Kitab Kejadian dalam Alkitab menjelaskan bahwa Tuhan menciptakan alam semesta dalam enam hari dan pada hari ketujuh Dia beristirahat. Tuhan adalah pencipta yang mengatur segala sesuatu dengan hikmat dan rencana-Nya.
Hindu: Konsep penciptaan dalam Hindu lebih bersifat siklis. Brahma dianggap sebagai dewa pencipta, tetapi alam semesta tidak diciptakan sekali untuk selamanya; ia mengalami siklus kelahiran dan kehancuran yang terus berulang dalam siklus Yuga.
Buddhisme: Buddhisme tidak secara eksplisit membahas penciptaan oleh Tuhan, tetapi mengajarkan bahwa alam semesta ada dalam siklus yang tidak memiliki awal dan akhir. Semua yang ada ditentukan oleh hukum karma dan sebab-akibat.
2. Perspektif Teosofi dan Esoterisme: Alam Semesta sebagai Manifestasi Kesadaran Ilahi
Dalam pandangan teosofi dan filsafat esoterik seperti yang diajarkan oleh Helena Blavatsky dalam The Secret Doctrine, alam semesta bukanlah hasil ciptaan Tuhan dalam pengertian agama monoteistik. Sebaliknya, ia muncul sebagai manifestasi dari suatu prinsip kosmik yang tak berbentuk dan tak terbatas, yang disebut Parabrahman atau Absolut.
Konsep utama dalam penciptaan menurut teosofi adalah tiga aspek Logos: