Mohon tunggu...
Gustaaf Kusno
Gustaaf Kusno Mohon Tunggu... profesional -

A language lover, but not a linguist; a music lover, but not a musician; a beauty lover, but not a beautician; a joke lover, but not a joker ! Married with two children, currently reside in Palembang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kesan Perjalanan di Metropolitan Toronto yang Amat 'Punctual'

25 Agustus 2011   13:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:28 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_127752" align="aligncenter" width="600" caption="Go Train (ilust ctv.ca)"][/caption]

Agak sulit saya mencari padanan punctual ini dalam bahasa Indonesia. Dia menyiratkan makna ‘tepat waktu’ atau ‘sesuai dengan waktu yang dijanjikan’. Inilah istilah yang paling tepat untuk menggambarkan pengalaman yang amat berkesan menggunakan kereta api commuter ( kereta api yang menghubungkan pusat kota dengan suburbs) bernama ‘Go Train’. Kereta api ini datang setiap 15 menit pada peak period (jam-jam sibuk) yaitu pada pagi hari jam 6.30 sampai 9.30 dan sore hari jam 3.30 sampai 6.30. Di luar peak period itu kereta komuter ini datang setiap satu jam sekali. Pengalaman saya menggunakan kereta ini untuk menuju ke pusat kota (downtown) pada jam 10.52 membuktikan bahwa alat transport favorit penduduk kota Toronto ini sungguh-sungguh tepat waktu sampai ke menit-menitnya (punctual). Dan inilah komitmen yang tertulis di poster dalam gerbong kereta yang menyatakan mereka akan selalu tepat waktu.

Di samping ‘Go Train’ yang nyaman dan bersih ini, juga ada kereta api bawah tanah (subway) yang melayani transportasi di kawasan downtown yang tak kalah punctual. Apa pula streetcar (semacam trem listrik) yang menyusuri jalan-jalan di pusat kota bersama-sama dengan mobil-mobil pribadi dan sepeda. Sungguh suatu pemandangan yang unik, streetcar ini berbaur dengan mobil tanpa bersenggolan satu dengan yang lainnya. Yang jelas kasat mata di kota metropolitan ini, sepeda motor hampir-hampir tidak ada. Dibandingkan dengan kota-kota di tanah air yang jalan rayanya didominasi oleh motor bebek, bak sekawanan lebah yang sedang bermigrasi, di kota Toronto hanya sekali waktu saja, saya melihat motor gede yang melintas. Pengendara sepeda (bikers) lumayan banyak, bahkan di trotoar downtown disediakan tiang khusus untuk menggembok sepeda.

Pengalaman berkesan lainnya adalah soal pembelian tiket kereta api komuter ini. Baik sebelum memasuki gerbong mau pun selama dalam perjalanan kereta ini, tiket kita tidak pernah diperiksa oleh petugas, namun tidak ada warga Toronto yang ‘nakal’ untuk menaiki kereta dengan gratis. Menurut penuturan kerabat yang menemani saya, sekali-sekali ada petugas yang mengecek tiket (umumnya pada weekends) dan kalau ketahuan tidak bertiket maka nama kita akan dicatat dan diberi peringatan (warning). Kalau kedapatan tidak bertiket untuk kedua kalinya, maka akan dikenai denda (fine) sebesar 100 dollar Kanada. Persoalan kejujuran ini memang tidak bisa dibuat main-main di sini. Setiap perbuatan yang tidak jujur akan masuk pada database dan akan memberi dampak hukuman bagi pelakunya. Misalnya bilamana kita tertangkap melakukan pelanggaran lalulintas (traffic violation), maka selain mendapat denda, pajak kendaraan dan asuransi kendaraan (ini mandatory di sini) akan meningkat karena kita dianggap beresiko.

Anda mungkin masih ingat dengan kasus pelecehan seksual oleh direktur IMF Dominique Strauss-Kahn terhadap seorang wanita pembersih kamar (chambermaid) di salah satu hotel di New York. Bukti-bukti fisik (bekas sperma, DNA) sebetulnya cukup kuat untuk menyeret Strauss-Kahn ke kursi pesakitan. Namun karena Nafisatto Diallo, si wanita korban perkosaan ini mempunyai track record yang buruk, di antaranya pernah tidak jujur soal laporan pajak (tax return), berhubungan dengan pacarnya yang sedang menjalani hukuman penjara, berbohong soal masa lalunya yang bercerita tentang perkosaan yang dialaminya di Guinea waktu mengajukan asylum (permohonan perlindungan) ke Amerika, maka dakwaan ini bisa dibatalkan. Jadi Anda bisa membayangkan, betapa pentingnya memelihara kejujuran di Amerika ini. Istilahnya, sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tak percaya. Bandingkan saja dengan kondisi di negeri kita, di mana orang begitu mudahnya berbohong dan main akal-akalan tanpa mendapat ‘sanksi’ apa pun.

Saya juga tertarik dengan pengalaman menggunakan GPS navigation di dalam mobil. Dengan alat ini dengan mudah kita bisa mencari alamat di manapun di negara Amerika dan Kanada. Bayangkan betapa mengagumkan, pada setiap perempatan kita akan dipandu dengan suara untuk membelok ke kiri, atau ke kanan atau lurus. Kita akan mendengar kata-kata Drive on Olive Avenue for 400 meters and then turn left on Highway 401 West dan seterusnya. Jadi sekali pun kita belum mengenal seluk beluk jalan di kota Toronto ini, dengan GPS ini kita tidak akan ‘kesasar’ di dalam menemukan alamat yang dituju. Saya mendengar bahwa GPS ini sudah dapat digunakan juga di Jakarta tapi belum secanggih di kawasan Amerika ini.


Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun