Mohon tunggu...
Gustaaf Kusno
Gustaaf Kusno Mohon Tunggu... profesional -

A language lover, but not a linguist; a music lover, but not a musician; a beauty lover, but not a beautician; a joke lover, but not a joker ! Married with two children, currently reside in Palembang.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Bahasa Inggris yang Tidak Diajarkan di Sekolah

3 Januari 2013   10:24 Diperbarui: 4 April 2017   17:15 5122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1357223022412209206

[caption id="attachment_233318" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi/ Admin (shutterstock)"][/caption] Mendengarkan native speakers berbicara, kadang membuat kita kebingungan. Sepertinya kata-kata yang diucapkan simpel belaka, namun kita kesulitan untuk memahaminya. Sepertinya, ekspresi yang dipakainya itu tidak pernah diajarkan di sekolah atau di kursus. Kalau Anda mempunyai kesan seperti ini, sebetulnya ingatan Anda masih tajam bekerja. Ekspresi-ekspresi ini memang tak diajarkan dalam pendidikan formal, karena sebagian besar adalah bahasa slang (bahasa gaul) yang bahkan baru populer di awal tahun 2000an. Sekalipun masih berpredikat bahasa slang, tak ada jeleknya kita mengakrabinya, karena ekspresi-ekspresi ini sudah umum dipakai dalam pergaulan sehari-hari.

Ambillah contoh ekspresi ‘I am good’ untuk menjawab tawaran seseorang yang ingin memberikan makanan atau minuman kepada kita. Bilamana seseorang bertanya ‘Do you want a cake?’ dan Anda bermaksud mengatakan ‘tidak’ atau ‘sudah cukup’, apa yang akan Anda katakan? Jawaban yang barangkali pernah diajarkan di sekolah adalah ‘No, thanks’. Ekspresi ini memang benar dan masih tetap dipakai orang. Namun tahukah Anda, bahwa di tahun 2000an, ada ekspresi lain untuk menolak tawaran dari seseorang dengan mengatakan ‘I am good’ (kalau dalam ungkapan bahasa kita kurang lebih sepadan dengan ‘Ah, tidak usah’).

Secara etimologis, ekspresi ‘I am good’ konon diucapkan oleh pemain poker yang menolak giliran untuk mengambil kartu, karena posisi kartunya yang sudah bagus. Juga ada postulasi bahwa ekspresi ‘I am good’ berawal dari jawaban orang di bar yang menolak tawaran dari pelayan bar untuk ditambah lagi minumannya. Anda pun bisa menggabungkan kedua ekspresi ini dengan mengatakan ‘No, I am good, thanks’.

Ekspresi yang terlahir di tahun 2000an lainnya adalah ‘Would you like (your food) to go?’ yang akan diucapkan oleh pelayan restoran untuk menanyakan ‘apakah makanan yang Anda pesan mau dibawa pulang/dibungkus’. Jadi frasa ‘to go’ di sini bermakna ‘to carry out/to take out’ (di bawa pulang/dibungkus dan bukan dimakan di situ). Jadi mudah-mudahan kita tidak melongo kalau ada pertanyaan ‘would you like to go?’, karena artinya bukan ‘Apakah Anda mau pergi’ seperti diajarkan di bangku sekolah.

Kalau Anda mendengar ekspresi yang memakai kata ‘shaky’ atau ‘sketchy’, maka dia berkonotasi ‘tidak jelas, tidak aman (unclear, unsafe). Seseorang akan mengatakan ‘Should you go there?Isn’t that neighbourhood a bit shaky/sketchy?’ (Apa perlu Anda ke sana? Bukankah daerah di situ kurang aman?) sebagai nasehat kepada temannya. Juga kita bisa mengatakan ‘My boss’ direction is a bit sketchy’ untuk mengungkapkan ‘Arahan dari atasan saya agak kurang jelas’.

Lantas marilah kita mengenali ekspresi-ekspresi baru yang terlahir di tahun 2000an berikut ini. Ada ungkapan ‘After working until midnight on homework, I fell out quickly.’ (fall out = tertidur), That new CD is buttery; turn it off (buttery = jelek), My shorty doesn't want to go to the dance this weekend (shorty = pacar wanita), Just get out of my lunch and I won't get in yours (out of my lunch = jangan ikut campur/jangan mengurusi), I hate to see her flossing her bling around school (floss = memamerkan kekayaan, bling = perhiasan berlian), The street was full of peeps(peep = orang), I think he is on the level (on the level = jujur).

Ya, begitu banyak ekspresi baru yang dapat membuat kita kebingungan. Buttery yang ternyata tak ada sangkut pautnya dengan butter (mentega), shorty yang tak ada kaitan dengan ‘orang pendek’, floss yang tak ada hubungannya dengan dental floss (benang nilon yang diselipkan di sela-sela gigi untuk membersihkan sisa makanan). Bagaimanapun, ekspresi-ekspresi ini sangat indah, sekalinya kita sudah memahami maknanya. Seperti ekspresi ‘riding shotgun’ yang bermakna ‘duduk (menumpang) di sebelah supir’, membuat kita tertawa malu karena salah mengira sebagai ‘mengendara sambil menyandang senapan panjang’.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun