Mohon tunggu...
gusros
gusros Mohon Tunggu... ASN ~ yang membiasakan diri untuk menulis

Satu dekade menjalani LDM | Sharing tentang Pernikahan dan Parenting ~ Menulis apa yang ingin ditulis

Selanjutnya

Tutup

Love

Cinta yang Dewasa adalah Cinta yang Menerima

23 Mei 2025   16:14 Diperbarui: 23 Mei 2025   16:26 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: dibuat dengan bantuan AI)

Abdullah bin Mas'ud r.a., seorang sahabat Nabi yang terkenal dengan kedalaman ilmu dan ketajaman pemahaman, pernah berkata: "Jika kau menyukai seseorang, ingatlah kekurangan-kekurangannya." Kalimat tersebut adalah sebuah atsar (perkataan sahabat), bukan hadits Nabi, dan dikenal secara luas dalam karya-karya ulama salaf serta dalam kutipan para ulama yang menulis tentang akhlak, nasihat, atau psikologi jiwa, diantaranya kitab Makrim al-Akhlq karya Abu Bakr al-Khara'ithi.

Sekilas, kalimat ini terdengar pesimis, seolah menganjurkan untuk melihat sisi buruk dari orang yang kita cintai. Namun, dalam bingkai psikologi Islam, justru di sanalah letak kebijaksanaannya.

Psikologi Islam berpijak pada keseimbangan antara fitrah manusia dan tuntunan wahyu. Manusia diciptakan dengan kecenderungan mencintai, tapi juga memiliki batas dan kekurangan. Dalam cinta, khususnya dalam pernikahan, Islam mengajarkan agar cinta tidak membutakan. Firman Allah:
"Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum membuatmu berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa." (QS. Al-Ma'idah: 8)
Jika dalam kebencian kita harus tetap adil, maka dalam cinta apalagi---kita juga dituntut bersikap seimbang.

Mengingat kekurangan seseorang yang kita cintai bukan berarti mencari-cari cela. Sebaliknya, itu adalah bentuk perenungan dan pengendalian diri agar cinta tidak berubah menjadi pengagungan berlebihan yang membutakan. Cinta yang realistis adalah cinta yang tetap membumi, bukan yang terbang tinggi tanpa landasan.

Lalu bagaimana pemahaman perkataan Abdullah bin  Mas'ud tersebut jika diimplementasikan dalam kehidupan rumah tangga?

Dalam kehidupan rumah tangga suami istri berada dalam kedekatan fisik dan emosional yang intens. Di sinilah nasihat Abdullah bin Mas'ud menemukan relevansi praktisnya. Beberapa penerapan atas makna dari perkataan Ibnu Mas'ud sebagai berikut :

1. Menghindari Ekspektasi Tidak Realistis

Misalnya, seorang istri sangat mencintai suaminya karena sifat lembut dan kesabarannya. Namun jika ia lupa bahwa sang suami juga manusia biasa yang bisa lelah, marah, atau tidak romantis setiap saat, maka ketika sifat-sifat ini muncul, ia bisa kecewa berat.

Dengan mengingat bahwa suaminya juga punya kekurangan---mungkin pelupa, kurang inisiatif, atau boros dalam hal tertentu---sang istri dapat lebih siap menerima dan beradaptasi, bukan menuntut tanpa batas.

2. Menjaga Kesabaran dalam Ujian

Seorang suami mungkin mencintai istrinya karena kecantikannya dan kelembutannya. Namun ia perlu ingat bahwa suatu saat, istrinya bisa sakit, stres, atau kelelahan hingga tidak tampak seperti biasanya. Dengan kesadaran bahwa istri juga memiliki titik lemah---mungkin mudah panik, cenderung overthinking, atau kurang rapi---maka sang suami bisa tetap tenang dan tidak mudah menyalahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun