Mohon tunggu...
AHY
AHY Mohon Tunggu... MAHASISWA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-HAUDL KETAPANG

Sharing berita, Opini dan Edukasi

Selanjutnya

Tutup

Home

Petani teluk batangSukses Kembangkan Budidaya Nanas: Solusi Ekonomi Baru dari Lahan Tidur

22 Juli 2025   15:51 Diperbarui: 22 Juli 2025   15:50 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto kebun nanas (sumber : Indrawan)

Teluk Batang, 20 Juli 2025 --- Budidaya nanas kini menjadi pilihan alternatif yang menjanjikan bagi para petani di Kabupaten teluk batang, Kalimantan Barat. Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah petani di wilayah ini berhasil mengubah lahan tidur menjadi ladang produktif dengan menanam nanas jenis Queen dan Smooth Cayenne yang memiliki nilai jual tinggi di pasar lokal maupun luar daerah.

Salah satu petani sukses, Bapak abdulah, warga teluk Batang , mengatakan bahwa dirinya mulai menanam nanas sejak 2021 dengan luas lahan awal hanya 0,5 hektare. Kini, ia telah mengembangkan usahanya menjadi 5 hektare dan mempekerjakan lebih dari 10 tenaga kerja lokal.

"Tanaman nanas sangat cocok dengan kondisi tanah di sini. Perawatannya juga relatif mudah dan tidak terlalu membutuhkan air seperti padi. Kami hanya perlu pengendalian gulma dan pemupukan teratur," jelas abdulah.

Menurut data dari Dinas Pertanian teluk batang, luas lahan yang digunakan untuk budidaya nanas meningkat dari 120 hektare pada 2022 menjadi 185 hektare pada 2025. Selain karena iklim yang mendukung, peningkatan ini juga dipicu oleh permintaan pasar yang terus naik, terutama dari sukadana, Ketapang, dan Pontianak.

Kepala Dinas Pertanian teluk batang, Ibu satumi, menyatakan bahwa pihaknya aktif memberikan pelatihan dan bantuan bibit kepada petani, termasuk akses ke pasar melalui kerja sama dengan koperasi dan pelaku industri makanan olahan.

"Kami ingin menjadikan nanas sebagai komoditas unggulan daerah. Selain segar, nanas juga bisa diolah menjadi selai, keripik, hingga minuman fermentasi. Nilai tambahnya sangat besar," ungkapnya.

Dengan panen yang bisa dilakukan setiap 12--18 bulan dan hasil rata-rata mencapai 25--30 ton per hektare, budidaya nanas dinilai lebih menguntungkan dibandingkan beberapa komoditas lainnya, terutama di lahan marginal.

Para petani berharap dukungan pemerintah terus berlanjut, terutama dalam bentuk infrastruktur irigasi, alat pertanian, dan akses distribusi. Budidaya nanas di teluk batang dinilai bukan hanya menjanjikan secara ekonomi, tetapi juga membuka peluang lapangan kerja dan mengurangi ketergantungan pada komoditas lama seperti kelapa sawit dan karet.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun